HIKMAH! Iri yang Mencerdaskan |
JAKARTA -- Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali manusia
diliputi rasa iri saat melihat kekayaan yang dimiliki orang lain. Padahal,
Allah SWT dalam surah an-Nisa [4]: 32 secara tegas telah melarang hambanya
untuk iri hati. "Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang
dikaruniakan Allah kepada sebahagiaan kamu lebih banyak dari sebahagiaan lain.
(Karena) bagi orang laki-laki, ada bahagiaan dari apa yang mereka
usahakan.…"
Baca Juga : Muslim Wajib Baca! Bukti Ayat Al-Quran Bahwa Peradaban Atlantis adalah Negeri Saba "INDONESIA". Share!
Namun, bagaimana jika seorang Muslim merasa iri kepada
saudaranya yang memiliki ilmu dan pengetahuan yang luas? Terkait ini, ada
sebuah hadis dari Abdullah Ibn Mas'ud Radhiyallahu 'Anhuu, ia berkata bahwa
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak boleh iri hati kecuali pada dua orang,
yaitu orang yang Allah anugerahkan harta lalu ia infakkan pada jalan kebaikan
dan orang yang Allah beri karunia ilmu, ia menunaikan dan mengajarkannya."
(HR Bukhari).
Poin kedua dari hadis tersebut ternyata membolehkan seorang
Muslim untuk merasa iri ketika melihat orang lain yang memiliki kemampuan atau
wawasan keilmuannya yang sangat mumpuni dan mengamalkannya, baik dalam perkara
agama atau yang lainnya. Rasa iri ini bisa melecut semangat atau spirit seorang
Muslim untuk mencari ilmu dengan parameter wawasan keilmuan orang
tersebut.
Iri hati terhadap orang yang berilmu dan mengamalkannya ternyata
dianjurkan. Mencari ilmu bak mencari oase di gurun pasir. Jika ilmu tak kunjung
dikejar, kekeringan dan kehausan pun akan melanda. Kekeringan dan kehausan di
sini dimaknai dalam konteks wawasan keilmuan, yaitu kebodohan.
Sayangnya, dalam hal membaca—mencari ilmu—kita masih jauh
tertinggal dibandingkan bangsa lain. Berdasarkan laporan Most Littered Nation
in the World yang dilakukan Central Connecticut State University, pada Maret
2016 lalu Indonesia hanya menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal
minat membaca.
Karenanya, mari kita menggubah iri hati negatif dengan rasa iri
terhadap orang-orang yang senantiasa mengamalkan ilmunya demi kesejahteraan
umat. Kita dapat menemukan mereka di berbagai tempat, seperti di majelis ilmu,
ruang-ruang diskusi formal dan nonformal, atau bahkan di sekitar rumah kita.
Iri hati terhadap orang yang senantiasa menuntut dan mengamalkan ilmunya itu
bisa mencerdaskan serta memajukan umat Islam.
Baca Juga : SUBHANALLAH! Dewan Hakim Apresiasi Kualitas Qari dan Qariah MTQ Pionir di UIN Ar Raniry
Dengan berlomba-lomba menuntut ilmu, pengetahuan, dan teknologi,
maka peradaban umat Islam akan kembali bangkit. Saling berkompetisi dalam
menuntut ilmu dan mengamalkannya akan mampu melenyapkan kebodohan dan memunculkan
kesejahteraan.
Sejatinya, agama Islam diturunkan ke muka bumi ini untuk
mengeluarkan umat manusia dari kegelapan, kebodohan, dan kemiskinan menuju
peradaban yang terang benderang, dan penuh kesejahteraan. Wallahu a'lam
bish-shawab.
Sumber : republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar