SUBHANALLAH! Inilah Keistimewaan 3 Amalan di Bulan Sya’ban yang Dicontohkan Oleh Rasulullah |
Sebagai mukmin tentunya kita sangat
meneladani Rasulullah. Karena beliaulah yang menyampaikan petunjuk dari Allah
yaitu agama Islam yang rahmatan lil alamin. Sebagai bukti bahwa kita patuh dan
taat terhadap agama Islam adalah dengan melaksanakan segala perintah wajib dan
amalan-amalan sunnah yang diajarkan Rasulullah serta menjauhi segala larangan
Allah dan apa yang dilarang Rasulullah SAW.
Baca Juga : WAJIB TAHU! Ini Cara Sederhana Membentuk Karakter
Seperti halnya
amalan-amalan yang diajarkan Rasulullah pada bulan Sya'ban. Bulan yang telah
datang ini, jika dilihat secara bahasa, Sya’ban dari kata syi’ab bisa dimaknai
sebagai jalan setapak menuju puncak. Artinya, bulan ini merupakan batu loncatan
terakhir untuk menuju bulan Ramadhan.
Bulan Sya’ban merupakan salah satu bulan yang istimewa. Ada satu riwayat yang menyatakan bahwa pada bulan Sya’ban ini amal manusia diangkat kepada Allah Azza wa Jalla.
وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Inilah bulan yang di dalamnya amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam” (HR. An-Nasa’i dan Ahmad; Hasan)
Karena begitu Istimewanya bulan Sya'ban, dikutip dari Islamidia, ada 3 amalan yang dicontohkan Rasulullah sebagai ibadah tambahan selain wajib.
Pertama, Memperbanyak Puasa Sunnah
Bulan Sya’ban merupakan salah satu bulan yang istimewa. Ada satu riwayat yang menyatakan bahwa pada bulan Sya’ban ini amal manusia diangkat kepada Allah Azza wa Jalla.
وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Inilah bulan yang di dalamnya amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam” (HR. An-Nasa’i dan Ahmad; Hasan)
Karena begitu Istimewanya bulan Sya'ban, dikutip dari Islamidia, ada 3 amalan yang dicontohkan Rasulullah sebagai ibadah tambahan selain wajib.
Pertama, Memperbanyak Puasa Sunnah
Selain puasa di bulan-bulan haram seperti Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam juga mencontohkan puasa sunnah diperbanyak di bulan Sya’ban ini.
Seorang sahabat junior bernama Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Rasulullah saat melihat banyak puasa sunnah yang Rasul kerjakan di bulan Sya’ban.
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Aku (Usamah bin Zaid) berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa di satu bulan melebihi puasamu di bulan Sya’ban.” Rasulullah menjawab, “Ini adalah bulan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu antara bulan Rajab dan Ramadhan. Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam. Karena itu aku ingin saat amalku diangkat kepada Allah, aku sedang berpuasa.” (HR. An-Nasa’i; hasan)
Baca Juga ; Wajib Tahu! Melewati Orang Yang Sedang Shalat, Bolehkah?
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha juga menuturkan hadits yang senada mengenai amal di bulan Sya’ban ini.
لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah berpuasa sunnah di satu bulan yang lebih banyak daripada bulan Sya’ban. Sungguh, beliau berpuasa penuh pada bulan Sya’ban.” (HR. Al Bukhari)
Al-Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani dalm Kitab Fathul Bari menjelaskan bahwa kalimat “berpuasa sebulan penuh” adalah ungkapan yang bersifat majaz. Dalam ungkapan bahasa Arab, seseorang bisa menyatakan “berpuasa sebulan penuh” sedangkan maksud sesungguhnya adalah “berpuasa pada sebagian besar hari di bulan itu”.
Di sisi lain, sebagian ulama menjelaskan bahwa maksud memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban adalah puasa-puasa sunnah, yakni puasa pada hari Senin Kamis, puasa ayyamul bidh, puasa Dawud dan lainnya.
Kedua, Melunasi Hutang Puasa
Bagi para muslimah, sudah wajar bila memiliki hutang puasa Ramadhan karena mereka memiliki udzur syar’i seperti haidh dan nifas yang mengakibatkan haramnya berpuasa.
Karena sudah mendekati Ramadhan lagi, maka hendaknya bagi muslimah yang belum tuntas membayar hutang puasa untuk segera melunasinya di kesempatan bulan Sya’ban ini.
Memang, sebagian muslimah mampu untuk melunasi hutangnya dalam rentang beberapa bulan setelah Ramadhan. Namun, ada yang belum sempat menunaikan Qadha puasanya, sebagaimana Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘anha, beliau pun baru sempat menunaikan hutang puasa di bulan Sya’ban.
كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ . قَالَ يَحْيَى الشُّغْلُ مِنَ النَّبِىِّ أَوْ بِالنَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم
Aku punya hutang puasa Ramadhan, aku tak dapat mengqadhanya kecuali di bulan Sya’ban, karena sibuk melayani Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (HR. Al Bukhari)
Ketiga, Memperbanyak Amal Shaleh
Pada bulan Sya’ban kita dianjurkan meningkatkan kuantitas amalan shalih dan ibadah secara umum. Misalnya, shalat rawatib, shalat malam, tilawah Al-Qur’an, sedekah, amal sosial dan lain-lain.
Selain amal-amal shalih tersebut akan diangkat kepada Allah, meningkatkan kuantitas amal di bulan ini akan menyiapkan diri kita untuk memasuki Sayyidus syuhur, yakni Bulan Ramadhan.
Semoga bisa kita jalankan bersama. Aamiin.
Wallahu a’lam.
Sumber : wajibbaca.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar