Kamu Harus Tahu! 4 Hal yang Harus Diperhatikan Pasien Diabetes Saat Puasa |
Jakarta - Mengidap penyakit diabetes melitus bukan berarti
tidak bisa berpuasa. Pakar mengatakan dengan persiapan yang baik, pasien
diabetes melitus tetap bisa menjalankan ibadah puasa.
"Sekitar 79 persen pasien diabetes melitus tipe 2 akan
berpuasa saat bulan Ramadan. Tentunya harus ada persiapan agar ibadah puasa
bisa maksimal," tutur dr Wismandari Wisnu, SpPD-KEMD, FINASIM, beberapa
waktu lalu.
Lantas, apa saja yang harus diperhatikan dan disiapkan
pasien diabetes jika ingin puasa? Yuk simak empat hal ini:
1. Pengalaman puasa sebelumnya
Diabetes adalah penyakit progresif yang bisa makin memburuk
seiring berjalannya waktu, apalagi jika tidak terkontrol. Karena itu pengalaman
puasa tahun sebelumnya tidak bisa dijadikan patokan untuk menjalani puasa saat
ini.
"Jika tahun lalu aman, tidak berarti tahun ini sama.
Bisa jadi kondisinya lebih jelek karena tidak terkontrol. Tapi bisa juga lebih
baik, masing-masing individu berbeda," ujarnya.
2. Konsultasi ke dokter
Dikatakan dr Wismandari, hal terpenting yang harus dilakukan
pasien diabetes sebelum memutuskan puasa adalah berkonsultasi ke dokter.
Konsultasi ke dokter penting untuk melihat apakah kondisi pasien diabetes
memiliki risiko fatal atau tidak jika berpuasa.
"Puasa kan sebenarnya cuma pindah jam makan saja. Jika
tidak ada komplikasi berat atau masalah lainnya, dokter tidak mungkin melarang
pasien yang ingin berpuasa," ungkapnya.
3. Cek gula darah berkala
Saat puasa, pasien diabetes melitus tipe 2 rentan mengalami
hipoglikemia atau gula darah yang turun secara drastis. Karena itu, pasien dianjurkan
mengecek gula darah secara berkala di sore hari.
"Kalau gula darahnya sudah di bawah 70 atau 60 saat
puasa itu sudah risiko hipoglikemia, dan dianjurkan untuk segera berbuka dengan
minum air gula supaya tidak ngedrop," tutur dr Wismandari lagi.
4. Jadwal makan dan minum obat
Dikatakan dr Wismandari, puasa Ramadan mengubah waktu makan dan
minum obat pasien. Karena itu, perubahan waktu makan dan minum obat harus
diantisipasi agar gula darah tidak naik dan turun secara tiba-tiba.
Baca Juga : Arifin Ilham: Terorisme itu Bukan Jihad
"Kalau puasa, porsi makannya diatur jadi sahur 30
persen, buka puasa 50 persen dan sesudah tarawih 20 persen. Begitu juga dengan
waktu minum obatnya mengikuti waktu makan," lanjutnya.
Sumber : detikcom