HOT NEWS: Kiai Said Aqil Mengaku Khilaf dan Mohon Maaf, Baca Sampai Tuntas! |
Pengurus Yayasan Masjid Salman Institut Teknologi Bandung
menemui Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj
di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (25/5) siang. Mereka datang ke PBNU untuk
meminta klarifikasi terkait pernyataan Kiai Said bahwa Masjid Salman menjadi
tempat radikal.
Baca Juga : Arifin Ilham: Terorisme itu Bukan Jihad
Ketua Pembina Masjid Salman ITB Suparno mengatakan,
pertemuan tersebut merupakan ajang bersilaturrahmi sekaligus untuk menyampaikan
terkait pernyataan Kiai Said yang viral tersebut. "Pertama memang kami
bersilaturrahni dengan beliau. Lalu, Kami juga menyampaikan hal-hal yang berkaitan
dengan viral di masyarakat akibat penyampaian beliau yang kemudian jadi viral
itu bahwa menyatakan Salman itu sebagai tempat Radikalisme," ujarnya
kepada Republika.co.id di Kantor PBNU, Kamis (25/5).
Menurut Suparno, pihaknya hanya ingin mengetahui apakah dari
pihaknya telah luput dalam mengamati Masjid Salman, sehingga Kiai Said
menyatakan bahwa Masjid Salman merupakan masjid radikal. Namun, kata dia,
setelah pertemuan ternyata Kiai Said mengaku hanya khilaf dan akan mengunjungi
Masjid Salman.
"Namun, rupanya beliau menyadari itu suatu kekhilafan.
Jadi beliau sudah menyampaiakan secara terbuka permohonan maaf. Pada dasarnya
sih bukan pada kami yang hadir, tapi pada semua khususnya intitusi Salman atas
ucapan itu," ucap dosen Fisika ITB tersebut.
Setidaknya ada enam orang pengurus Masjid Salman yang datang
ke PBNU. Mereka menjadi bagian dalam berbagai kegiatan yang dilakukan Masjid
Salman. Menurut Suparno, dalam melaksanakan kegiatan tersebut pihaknya
merangkul semua golongan dan dalam pengajarannya ditekankan pada logika sebagai
kelompok akademisi.
Ia pun membantah jika Masjid Salman merupakan masjid yang
mengajarkan paham radikalisme. Justru, menurut dia, seyogyanya masjid mempunyai
peran sebagai tempat untuk bersujud kepada Allah, sehingga menjadi simbol untuk
pengabdian kepada Allah.
"Ya suatu radikalisme adalah sesuatu yang dipaksakan
barangkali ya. Ya kami nggak setuju atau tidak menganut laham yang seperti itu.
Bahwa sesuatu itu harus belajar natural atau alamiah yang fitrah-fitrahnya
sudah ditetapkan oleh Allah," kata Suparno.
Seperti diketahui, pernyataan "masjid radikal"
tersebut disampaikan Kiai Said dalam acara peluncuran Pusat Komando dan Kartu
Pintar Nusantara di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin (22/5). Hal ini
diungkapkannya saat menjelaskan bahwa nilai-nilai radikal sudah menyebar ke
sejumlah lembaga pendidikan tinggi di Tanah Air. "Seperti di ITB, IPB, ITS
dan lainnya. Terutama ITB lewat Masjid Salman," ujar Kiai Said.
Sumber : Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar