Kamis, 18 Mei 2017

Pasti Seru dan Heboh, Jika Luhut dan Amien Debat

Pasti Seru dan Heboh, Jika Luhut dan Amien Debat 



Urusan jadi tidaknya proyek reklamasi di teluk Jakarta tampaknya bakal menarik disimak. Pemerintah pusat di bawah komando Luhut Panjaitan ingin melanjutkan proyek tersebut. Adapun Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan akan menghentikan proyek tersebut. Sudah jauh-jauh hari, Luhut menantang para penentang reklamasi untuk adu data dan fakta. Menurut dia, pihak yang menolak reklamasi akan diberikan kesempatan berbicara dalam sebuah diskusi ilmiah.


Gayung bersambut. Wagub terpilih Sandiaga Uno siap meladeni tantangan Luhut. Terbaru, tantangan juga datang dari Amien Rais. Tak main-main tantangannya. Kata Amien, siapa yang kalah harus tiarap. Kalau perlu, adu data digelar dalam waktu dua minggu ini.

Nah, Luhut kembali memberikan jawaban soal reklamasi ini. Dia mengatakan, hasil kajian dan data reklamasi Teluk Jakarta baru akan diumumkan setelah Hari Raya Idul Fitri, Juli 2017. “Akan diumumkan setelah Lebaran,” kata Luhut setelah menghadiri forum Prakarsa Sabuk dan Jalan sutra atau Belt and Road Initiative (BRI) di Beijing, China, seperti dikutip dari keterangan tertulis Humas Kemenko Kemaritiman, kemarin.

Data yang akan disampaikan itu merupakan kajian dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) atas reklamasi Teluk Jakarta. Menurut Luhut, penjelasan data bertujuan menjawab permintaan dari sejumlah pihak terkait reklamasi.

“Ya, kalau memang menurut kajian mereka tidak perlu dilanjutkan, silakan saja. Itu hak mereka,” jawabnya.

Sehari sebelumnya, eks Ketua MPR Amien Rais secara terbuka menantang Luhut Panjaitan untuk debat dan adu data soal reklamasi. Kata Amien, jika reklamasi terbukti bermanfaat untuk masyarakat, dia mengaku kalah. “Kalau data Pak Luhut reklamasi mengurangi banjir betul, ya sudah saya tiarap,” kata Amien, saat menjadi pembicara dalam seminar bertema stop reklamasi teluk Jakarta di gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Amien menyatakan, program reklamasi harus segera dihentikan atau moratorium. Baginya, pemerintah mempunyai pemikiran yang salah jika reklamasi menjadi solusi atas masalah laten banjir yang kerap melanda ibu kota. Justru, katanya, reklamasi dapat memberikan efek kerusakan lingkungan lebih parah. Menurutnya, dalih reklamasi untuk mengantisipasi banjir yang dimiliki pemerintah bertolak belakang dengan yang dimiliki oleh sejumlah aktivis yang menentang reklamasi.

Reklamasi, ujar Amien, sejatinya bukan untuk kepentingan Jakarta dan negara. Dia menuding, proyek reklamasi dikerjakan sejumlah pengembang hanya untuk kepentingan Negeri China. Lebih tajam lagi, Amin menuding program ini sudah menjadi ladang suap oknum pejabat. Berdasarkan informasi yang diterimanya, ada pejabat yang menerima dana dari pengembang sebesar Rp 10 triliun untuk mendukung reklamasi tersebut.

Seusai acara, Amien kembali menjelaskan kepada awak media ihwal tantangan debatnya itu terhadap Menteri Luhut. Bahkan, dia mengatakan sejumlah rekannya yang senada menolak reklamasi sudah siap adu argumentasi dengan pemerintah ihwal ini.


“Secara sangat lugas dan cukup kesatria Pak Marwan Batubara dan tim Pak Muchlis, kemudian tokoh-tokoh nelayan, Pak Bintang Pamungkas dan lain-lain, itu bersedia dengan senang hati bagaimana Pak Luhut dengan timnya itu adu data, adu kesahihan, apa legalitas itu kemudian manfaat dan sebagainya,” katanya.

Bahkan, dia memberikan batas waktu dua pekan untuk pemerintah bersiap diri untuk melakoni debat terbuka. “Kami kasih waktu dua minggu. Kami hargai Pak Luhut, kita bicara baik-baik manfaat dan mudarat kita tinjau dari segala segi. Kedaulatan negara kita ini dijual apa nggak,” ujar Amien.



Sumber : opinibangsa.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar