Siapa sih yang tidak mau sehat? Nah untuk itu bila kita ingin hidup sehat tentu kita harus belajar memaafkan. Menurut penelitian memaafkan bisa mendatangkan manfaat kesehatan. Siapa di antara kita yang tidak pernah melakukan kesalahan? Tentu siapa pun kita pasti ada melakukan kesalahan, kekhilafan dan kealpaan. Tak pelak manusia itu pulalah yang menjadi tempat bersemayam sebuah kesalahan. Memaafkan sebuah kesalahan kepada orang lain memang salah satu cirri-ciri orang yang bertaqwa. Dan selain itu memaafkan juga menjadikan badan kita sehat.
MEMAAFKAN bukan berarti melupakan peristiwa buruk atau menyakitkan, tapi memberi kesempatan diri sendiri untuk menghapus rasa kesal dan perasaan dendam pada orang lain.
Dengan demikian, rasa marah dan tekanan yang mengganggu dan mendominansi emosi kita dapat ditekan dan diredakan. Akibatnya, pikiran jadi lebih tenang dan jauh dari stres.
Sebelumnya, sebuah jurnal ilmiah Explore (Mei 2005, Vol.1, No. 3) menurunkan tulisan Worthington Jr, pakar psikologi di Virginia Commonwealth University, AS. Worthington meneliti hubungan antara memaafkan dan kesehatan.
Bukti menunjukkan, sikap memaafkan mendatangkan manfaat kesehatan, baik yang memaafkan maupun yang dimaafkan. Dengan menggunakan tekonologi canggih, terungkap perbedaan pola gambar otak orang pemaaf dan yang tidak memaafkan.
Ternyata, orang yang tidak memaafkan terkait erat dengan sikap marah. Pada orang seperti ini, berdampak pada penurunan fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tak suka memberi maaf, aktivitas otaknya sama dengan orang yang sedang stres, marah, dan agresif.
Ada ketidaksamaan aktivitas hormon dalam darah si pemaaf dibandingkan darah si pendendam (si pemarah). Pola hormon dan komposisi zat kimia dalam darah orang yang tidak memaafkan bersesuaian dengan pola hormon emosi negatif yang terkait dengan keadaan stres. Sikap tidak memaafkan cenderung membuat kekentalan darah lebih tinggi. Itu yang membuat dampak buruk pada kesehatan. Misalnya, pada raut wajah, dan detak jantung.
Sikap tidak memaafkan juga menyebabkan otot alis mata tegang dan daya hantar kulit lebih tinggi, demikian juga tekanan darah. Sebaliknya, sikap memaafkan meningkatkan pemulihan penyakit jantung dan pembuluh darah.
Harvard Women’s Health Watch membahas berikut 5 dampak kesehatan yang positif dari perilaku memaafkan yang telah dipelajari secara ilmiah:
Pertama, mengurangi stress
Para peneliti menemukan bahwa perasaan dendam menempatkan tubuh Anda melalui strain yang sama sebagai peristiwa gangguan stres paling utama: Otot tegang, tekanan darah meningkat dan keringat meningkat.
Kedua, kesehatan Jantung lebih baik
Satu studi menemukan hubungan antara seseorang memaafkan dan peningkatan tekanan darah, denyut jantung dan penurunan beban kerja untuk jantung.
Ketiga, hubungan yang lebih kuat
Studi tahun 2004 menunjukkan bahwa perempuan yang mampu memaafkan pasangan mereka dan merasa baik hati terhadap mereka bisa menyelesaikan konflik secara lebih efektif.
Keempat, mengurangi rasa sakit
Sebuah studi kecil pada orang dengan sakit punggung kronis menemukan bahwa orang-orang yang berlatih meditasi yang berfokus pada menekan kemarahan bisa mengurangi rasa nyeri.
Memiliki hati yang mampu memaafkan dapat menurunkan baik emosional dan rasa sakit pada fisik, demikian menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Duke University Medical Center.
Kelima, lebih sehat
Ketika Anda memaafkan seseorang, akan membuat diri Anda lebih bahagia. Salah satu survey menunjukan bahwa orang yang berbicara tentang memaafkan selama sesi psikoterapi mengalami peningkatan yang lebih besar disbanding mereka yang tidak.
Islam adalah agama yang telah menyiapkan perangkat pada umatnya dalam hidup, termasuk urusan marah dan dendam.
Dala Al-Quran Allah Subhanahu Wata’ala sering memuji orang-orang yang mampu menahan amarahnya: “Dan orang-orang yang menahan amarahnya.” (QS: Ali ’Imran: 134)
Islam adalah agama yang telah menyiapkan perangkat pada umatnya dalam hidup, termasuk urusan marah dan dendam.
Dala Al-Quran Allah Subhanahu Wata’ala sering memuji orang-orang yang mampu menahan amarahnya: “Dan orang-orang yang menahan amarahnya.” (QS: Ali ’Imran: 134)
Demikian pula Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam telah menegaskan bahwa orang yang mampu menahan dirinya di saat marah dia sejatinya orang yang kuat dan mendapat jaminan surga.
لَيْسَ الشَّدِيْدُ باِلصُّرْعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
“Orang yang kuat bukan yang banyak mengalahkan orang dengan kekuatannya. Orang yang kuat hanyalah yang mampu menahan dirinya di saat marah.” (HR. Al-Bukhari no. 6114)
Rasululla mengatakan, “Sayangilah –makhluk– maka kamu akan disayangi Allah, dan berilah ampunan niscaya Allah akan mengampunimu.” (dalam Shahih Al-Adab Al-Mufrad no. 293)
Membalas dalam Islam diperbolehkan (asal adil), namun tindakan memafkan itu jauh lebih baik.
وَجَزَاء سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa. Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS: Asy-Syura [42]: 40)
Demikian itulah tadi sedikit penjelasan yang sangat penting untuk Anda ketahui mengenai memaafkan kesalahan orang lain, memaafkan memang suatu hal yang sulit namun bukan berarti dalam memaafkan kesalahan tersebut bisa melupakan sebuah peristiwa yang buruk maupun menyakitkan, namun kita memaafkan kesalahan orang tersebut untuk memberi kesempatan diri sendiri untuk menghapus rasa kesal dan kadang merasa dendam pada orang lain. Untuk itu mulai saat ini belajarlah memaafkan kesalahan orang lain, untuk yang ingin badan jadi sehat. Semoga informasi apa yang telah kami bahas di atas bisa berguna dan bermanfaat untuk Anda. Nah untuk Anda yang mau sehat? Belajarlah memaafkan mulai hari.
Sumber : hidayatullah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar