Tampilkan postingan dengan label Serba Serbi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Serba Serbi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 Mei 2017

Julius Germanus sang Orientalis Pembela Islam Sejati : Islam Angkat Derajat Manusia


Julius Germanus: Islam Angkat Derajat Manusia



  Yes  Muslim  -  Bila Allah telah berkehendak dan memberikan hidayah kepada seseorang, tak ada seorang pun yang mampu menolaknya. Dan bila Allah tidak menghendakinya, seberapa pun baiknya akhlak orang itu, tetap saja ia tidak akan beriman.

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS al-Qashash [28]: 56).

Hal itu pula yang dialami oleh Julius Germanus, guru besar bahasa Arab asal Hungaria. Kendati intens mempelajari agama yang dianutnya terdahulu, atas hidayah Allah, ia pun akhirnya memeluk agama Islam dan menjadi pembelanya yang sejati.

Ia pun kemudian mengganti nama baptisnya dari Julius Germanus menjadi Abdul Karim Germanus. Awalnya, ia adalah seorang orientalis terkemuka asal Hungaria dan seorang akademisi yang telah mendunia. Perjalanan spiritual Germanus dalam mencari Islam menyita hampir separuh perjalanan hidupnya.

Dia  menggambarkan kisah keislamannya itu sebagai 'bangunnya sebuah kehidupan baru'. Dengan kata lain, ia bagaikan seekor singa yang telah lama tertidur dan kemudian bangkit.

Dalam buku Islam, Our Choice, diungkapkan awal perkenalan Germanus dengan Islam. Ia mulai mengenal Islam pada saat masih menjadi mahasiswa di Turki. Pria kelahiran Budapest, Hungaria, pada 1884 ini dibesarkan dalam nuansa agama Kristen yang sangat taat. Kedua orang tuanya memberikan nama Julius Germanus.

Setelah lulus dari Universitas Budapest, dia memutuskan untuk mengambil spesialisasi bahasa Turki. Pada 1903, dia pergi ke Istanbul untuk melanjutkan sekolah. Dia diterima di Universitas Istanbul dan mengambil program studi bahasa Turki.

Saat di Istanbul, Germanus juga mempelajari Alquran terjemahan bahasa Turki. Itulah awal perkenalannya dengan Islam. Dengan kemampuannya yang tinggi dalam membaca terjemahan Alquran berbahasa Turki, membuatnya mudah memahami Islam langsung dari sumber aslinya. Tak hanya itu, dia juga membandingkan terjemahan Alquran itu dalam beberapa bahasa lainnya.

Setelah mempelajari Alquran terjemahan ini, mulailah timbul rasa ketertarikan terhadap Islam. Termotivasi dengan kebenaran agama Islam, dia memutuskan untuk melakukan penelitian guna menelusuri apa saja yang telah ditulis oleh orang-orang Kristen tentang Islam dan membandingkannya dengan sumber aslinya, yaitu Alquran dan sunah Nabi Muhammad SAW.  

Saat liburan musim panas, Germanus berkesempatan mengunjungi Bosnia. Di sana ia menyaksikan secara langsung kehidupan kaum Muslimin yang sesungguhnya. Sikap ramah dan bersahabat yang ditunjukkan warga Muslim Bosnia kepadanya telah membukakan pandangan baru dalam diri Julius Germanus mengenai Islam dan para pemeluknya.

Selepas menamatkan pendidikan di Universitas Istanbul, Germanus kembali ke Hungaria dan mengabdikan diri di almamaternya sebagai dosen. Ia kerap berjumpa dengan beberapa mantan guru besarnya (profesor—Red) di Universitas Budapest dulu. Para profesornya ini sering menyampaikan pemikiran-pemikiran yang menurut Germanus menyimpang tentang Islam. Maka, dengan berbekal pengetahuannya tentang Islam yang seadanya, Julius Germanus berusaha untuk meluruskan pemikiran-pemikiran tersebut.

Karena itu, ia sering terlibat diskusi yang sangat intens dalam menjawab berbagai pertanyaan kelompok non-Muslim mengenai Islam. Minatnya terhadap Islam makin bertambah setiap harinya.

Dan, di sela-sela kesibukannya mengajar, ia menyempatkan diri mempelajari bahasa Arab. Dalam bidang yang satu ini, Germanus memang memiliki bakat yang besar. Buktinya, dalam jangka waktu singkat dia sudah mahir berbahasa Arab. Belum puas dengan yang diperolehnya, Germanus juga belajar bahasa Persia.

Pada 1912, Germanus diangkat sebagai profesor bahasa Arab Persia dan Turki di Hungarian Royal Academy di Budapest. Dia juga mengasuh mata kuliah sejarah Islam. Selanjutnya, dia dipercaya untuk memimpin Department of Oriental Studies di Universitas Budapest.

Keinginan Germanus yang kuat untuk mendalami Islam dan menyelami sifat-sifat khas Muslim telah mempertemukannya dengan salah satu pujangga Muslim tersohor asal Pakistan, Muhammad Iqbal. Keduanya sering terlibat pembicaraan hingga berjam-jam lamanya. Topik-topik yang mereka bicarakan beragam, mulai dari mengenai Islam hingga berdiksusi tentang aktivitas para orientalis dan misionaris Kristen.

Mengenai misionaris Kristen, Germanus dan Iqbal punya pandangan yang berbeda. Menurut Germanus, propaganda yang disebarkan oleh para misionaris Kristen di Eropa sebagai sebuah masalah pelik yang mengkhawatirkan. Sementara, Iqbal justru melihat masalah sesungguhnya ada pada orang Islam sendiri. Iqbal menyebut, persatuan dan kesatuan Muslim yang lemah telah membuat umat Islam mudah diombang-ambing.


Atas undangan sastrawan dan penerima Nobel terkemuka asal India, Rabindranath Tagore, pada 1928 Germanus pergi ke India untuk mengajar sekaligus memimpin program Islamic Studies di Visva-Bharati University. Ia bermukim di India selama beberapa tahun. Di sana pula dia akhirnya menemukan cahaya Islam yang sesungguhnya.

Tepat pada hari Jumat, bertempat di Masjid Agung Delhi, Germanus menegaskan pilihannya untuk menjadi seorang Muslim. Di hadapan jamaah shalat Jumat yang memenuhi Masjid Agung Delhi, Germanus berikrar dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia lalu mengganti namanya menjadi Abdul Karim.

Germanus menikah dengan seorang perempuan Eropa yang dulunya beragama Kristen. Setelah beberapa lama, sang istri akhirnya memutuskan untuk memeluk Islam dengan disaksikan oleh Syekh Ahmed Abdul Ghafur Attar, seorang penulis dan akademisi Islam terkenal.

Keputusannya untuk masuk Islam tidak membuat ia mendapat perlakukan diskriminatif dari pihak universitas tempat ia bekerja. Bahkan, dia mendapat kelonggaran, misalnya, untuk menunaikan shalat Jumat ke masjid.

Islam memiliki kelebihan yang mampu mengangkat derajat manusia dari sikap kebinatangan mehnuju peradaban yang mulia. Saya berharap, Islam bisa mencapai mukjizat tertinggi itu di saat kegelapan sedang menyelimuti kita,” ujarnya.

Pada 1935, ia memperoleh kesempatan menunaikan rukun Islam kelima dan menjadi satu dari sedikit Muslim Eropa yang berangkat ke Makkah pada masa itu. Kemudian pada 1939, dia menunaikan ibadah haji untuk kali kedua. Kisah perjalanan ruhaninya ke Makkah telah dituliskan dalam sebuah buku berbahasa Hungaria yang cukup terkenal berjudul, Allahu Akbar! Buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa.

Aktif Berdakwah dan Berkarya

Ketika masa tugasnya di India berakhir, Germanus memutuskan untuk kembali ke Hungaria. Dengan menyandang status baru sebagai seorang Muslim, dia berusaha keras memberikan pencerahan kepada masyarakat Muslim di negerinya, Hungaria. Kala itu, pemeluk Islam di Hungaria berjumlah antara 1.000 hingga 2.000 jiwa. Untuk membantu menjembatani hubungan Islam dengan pemerintah, ia mendirikan sebuah organisasi keislaman. Misinya adalah membawa Islam agar diterima sebagai salah satu agama resmi di Hungaria.

Melalui organisasi tersebut, Abdul Karim Germanus aktif menyosialisasikan Islam. Ia juga kerap berdakwah melalui tulisan. Dia menulis tentang Islam di berbagai media di Eropa. Dalam sebuah artikelnya, Abdul Karim Germanus pernah menuliskan bahwa suatu saat nanti Islam akan memperlihatkan keajaibannya pada saat dunia mulai diliputi oleh kegelapan.

Karya

Semasa hidupnya, ia telah menulis berbagai macam buku mengenai Islam, terutama mengenai bahasa Arab. Di antaranya Arabic Literature in Hungarian, Lights of the East, Uncovering the Arabian Peninsula, Between Intellectuals, The History of Arabic Literature, The History of the Arabs, Modern Movements in Islam, Studies in the Grammatical Structure of the Arabic Language, Journeys of Arabs, Pre-Islamic Poetry, Great Arabic Literature, Guidance From the Lights of the Crescent (a personal memoir), An Adventure in the Desert, Arab Nationalism, Allahu Akbar, Mahmoud Timour and Modern Arabic Literature, The Great Arab Poets, dan the Rise of Arab Culture.

Abdul Karim Germanus wafat pada 7 November 1979. Sepanjang setengah abad (50 rahun—Red), ia mengabdikan dirinya untuk Islam. Karena pengabdiannya ini, sosoknya dikenang hingga kini sebagai salah satu legenda Muslim di Hungaria.


Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Berbagi informasi bermanfaat juga termasuk amal loh .... Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News


ADA BERITA MENARIK ! 
SCROLL KE BAWAH ! 


Sumber | republished by Yes Muslim - Portal Muslim Terupdate !

Benarkah Ada yang Pernah Hidup Lagi Setelah Mati ?



  Yes  Muslim  - Tak ada yang mustahil di depan kuasa Allah SWT. Salah satunya adalah menghidupkan makhluk yang sejatinya telah mati dan benar-benar hidup kembali.

Jawaban atas pertanyaan di atas pernah diungkapkan oleh Imam Ibnu Hajar al-Asqalani seperti dinukilkan dalam kitab al-Ajwibat Ibnu Hajar al-Asqalani ala Asilat Ba’dhi Talamidzihi.

Fatwa Ibnu Hajar tersebut menjawab pertanyaan sang murid, yaitu Ibnu Munjik Al Asyrafi, tepatnya pada 10 terakhir bulan Rabiul Awal 830 H.

Pertanyaan berkutat seputar soal keabsahan berita tentang tujuh makhluk yang hidup kembali setelah mati atas perintah Allah SWT.

Ibnu Hajar lantas menjawab pertanyaan itu. Menurutnya, berdasarkan sejumlah data yang dihimpun dari hadis-hadis nabi, terdapat makhluk yang hidup kembali setelah mati. Sebagian adalah manusia dan sebagian lainnya adalah hewan.

Indikasi hidup kembali itu terlihat lantaran makhluk itu melakukan aktivitas, seperti berbicara dengan lisan, melakukan aktivitas fisik, ataupun hidup layaknya sesamanya yang masih hidup.

Ada tujuh kasus kejadian luar biasa ini yang masing-masing terangkum di berbagai hadis. Sebagai contoh, di antara ketujuh peristiwa hidupnya makhluk yang sudah meninggal itu adalah sebagai berikut:

Yaitu, yang pertama hadis Anas bin Malik tentang seorang pemuda Anshar yang hidup lagi atas permintaan orang tuanya yang renta dan lanjut usia.

Kisah kedua adalah kambing yang memberikan isyarat kepada Nabi Muhammad. Hewan itu memberitahukan kepada Rasulullah untuk tidak memakan dagingnya. Hal ini karena tubuhnya mengandung racun yang dibubuhkan oleh seorang perempuan Yahudi. Kejadian itu terjadi di Khaibar dan tercatat di riwayat Abu Hurairah.

Ketiga, peristiwa bayi perempuan yang telah dikubur hidup-hidup di sebuah lembah oleh orang tuanya sebelum masuk Islam. Setelah menjadi Muslim, ayahanda si perempuan mengadukan hal itu ke Rasulullah dan menyatakan penyelesannya.

Bersama Rasulullah, sang ayah menuju kuburan anaknya. Rasulullah menyampaikan penyesalan sang ayah di depan makam anaknya. Sang anak menjawab dan menyatakan kerelaannya karena telah memperoleh tempat yang mulia di sisi-Nya.

Kisah keempat, yakni kisah sama dengan kasus pertama. Hanya, di kasus ini pria yang bersangkutan adalah Ibrahim bin Nabith dari suku Asyja’i. Berbeda dengan laki-laki yang disebutkan sebelumnya, yaitu pria yang berasal dari Anshar saja.      


Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Berbagi informasi bermanfaat juga termasuk amal loh .... Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News


ADA BERITA MENARIK ! 
SCROLL KE BAWAH ! 


Sumber | republished by Yes Muslim - Portal Muslim Terupdate !

Para Suami, Jangan Jadi Dayyuts, Lindungi Keluargamu Dari Siksa Neraka

  Yes  Muslim  - Islam menganjurkan agar kesalehan seseorang hendaknya mampu memberikan pengaruh positif bagi orang di sekitarnya, terutama anggota keluarga yang berada dalam tanggung jawabnya. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan" (QS. At-Tahrim ayat 6)

Para Suami, Jangan Jadi Dayyuts, Lindungi Keluargamu Dari Siksa Neraka


Bila seorang kepala rumah tangga mengabaikan perilaku maksiat yang dilakukan keluarganya, maka ia pun akan terkena hisab atas kelalaiannya. Meski ia secara personal rajin beribadah, maka dikarenakan kealpaannya melakukan amar makruf nahi munkar di tengah keluarga akan menyeretnya ke neraka.

Terkait dengan hal ini, ada sebuah riwayat hadits berikut:

ﺛَﻼَﺛَﺔٌ ﺣَﺮَّﻡَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟﻰَ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻣُﺪْﻣِﻦُ ﺍﻟْﺨَﻤْﺮِ ﻭَﺍﻟْﻌَﺎﻕُ ﻭَﺍﻟﺪَّﻳُّﻮْﺙُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳُﻘِﺮُّ ﺍﻟْﺨَﺒَﺚَ ﻓِﻲ ﺃَﻫْﻠِﻪِ
“Tiga golongan yang Allah mengharamkan surga atas mereka, pecandu bir, anak yang durhaka kepada orang tuanya, dan dayyuts yang membiarkan kemaksiatan pada istrinya (keluarganya)” (Shahih At-Targhib wat Tarhib No. 2512)

Dalam hadits tersebut muncul istilah dayyuts. Istilah ini berlaku bagi kepala rumah tangga yang hatinya tidak terusik bila istri maupun anaknya berbuat maksiat. Dalam fatawa Asy-syabakiyah nomor 84151 disebutkan :

ﻓﺎﻟﺪﻳﻮﺙ : ﻫﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﻐﺎﺭ ﻋﻠﻰ ﺃﻫﻠﻪ ﻭﻣﺤﺎﺭﻣﻪ ﻭﻳﺮﺿﻰ ﺑﺎﻟﻤﻌﺼﻴﺔ ﻭﺍﻟﻔﺎﺣﺸﺔ

“Dayyuts adalah suami yang tidak cemburu (tidak risih/membiarkan) anggota keluarganya melakukan keharaman dan ia ridha dengan maksiat tersebut (tidak ada rasa tidak senang).”

Sebagai contoh, seorang suami tidak mencegah atau menasehati istrinya berbusana ketat dan membuka aurat saat keluar rumah sehingga banyak orang yang melihat kecantikan istrinya. Atau, seorang ayah membiarkan putrinya pergi berkencan bersama laki-laki non mahromnya sehingga terjebak dalam pacaran sampai perzinaan.

Misal lagi, seorang ayah yang membiarkan anak laki-lakinya bergaul dengan para preman ahli maksiat, sehingga putranya pun ikut terjerumus dalam kenakalan remaja. Naudzu billah min dzalik.

Normalnya, seorang kepala rumah tangga menginginkan kebaikan menghiasi akhlak istri serta anak-anaknya. Oleh karena itu, ia dengan sekuat tenaga harus mendidik mereka serta mengarahkan mereka ke jalan yang benar, bukannya membiarkan mereka terjerumus dalam maksiat. 

Para suami adalah pemimpin bagi para wanita dalam rumah tangga. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :

 ﺍﻟﺮِّﺟَﺎﻝُ ﻗَﻮَّﺍﻣُﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ ﺑِﻤَﺎ ﻓَﻀَّﻞَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑَﻌْﻀَﻬُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﻌْﺾٍ ﻭَﺑِﻤَﺎ ﺃَﻧْﻔَﻘُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﻮَﺍﻟِﻬِﻢْ 

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka ” (QS an-Nisaa’: 34).

Sebagai seorang kepala rumah tangga, para suami tentu akan ditanyakan perihal kelakuan anggota keluarga yang menjadi tanggung jawabnya di akhirat kelak. Bila istrinya melakukan maksiat, maka suami juga akan ditanya dan diminta pertanggung jawaban, apakah ia berusaha mencegah atau hanya membiarkan saja.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

كلكم راع، وكلكم مسئول عن رعيته، فالأمير راع، وهو مسئول عن رعيته، والرجل راع على أهل بيته، وهو مسئول عنهم، والمرأة راعية على بيت بعلها وولده، وهي مسئولة عنهم، والعبد راع على مال سيده، وهو مسئول عنه، فكلكم راع ومسئول عن رعيته

“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Pemimpin negara adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin bagi anggota keluarga suaminya serta anak-anaknya dan ia akan ditanya tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya" (HR. Bukhari dan Muslim).

Semoga kita mampu melakukan amar makruf nahi mungkar di tengah keluarga sehingga tercipta keluarga yang taat serta berusaha menghindari maksiat. Amin.


Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Berbagi informasi bermanfaat juga termasuk amal loh .... Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News


ADA BERITA MENARIK ! 
SCROLL KE BAWAH ! 


Sumber | republished by Yes Muslim - Portal Muslim Terupdate !

Bukan Menakuti Dengan Siksa Neraka, Tapi Begini Mengajarkan Anak Agar Mau Shalat

  Yes  Muslim  - Bukan Menakuti Dengan Siksa Neraka, Tapi Begini Mengajarkan Anak Agar Mau Shalat.

Tentu kita semua sudah mengetahui bahwa shalat adalah tiang agama bagi seluruh umat islam. Sehingga, mengajarkan anak untuk belajar shalat sejak dini sangatlah penting.

Namun, dalam mengajarkan shalat kepada anak memang tidak mudah seperti halnya membalikkan telapak tangan. Tentu ada hal-hal yang membuat anak susah untuk mau belajar shalat.

Ya, doa…doa…dan doa. Sebab, doa adalah senjata seorang mukmin.


Lantas, bagaimana caranya agar membuat anak-anak Anda mau shalat dengan kesadaran mereka sendiri, tanpa berdebat dan tanpa perlu diingatkan atau ditakuti dengan siksa neraka?

Seorang sahabat berkisah: “Aku akan menceritakan satu kisah yang terjadi padaku”. Saat itu, anak perempuanku duduk di kelas 5 SD.

Shalat baginya adalah hal yang sangat berat, sampai-sampai suatu hari aku berkata kepadanya: “Bangun! Shalat!”, dan aku selalu mengawasinya. Aku melihatnya mengambil sajadah, kemudian melemparkannya ke lantai, lalu kemudian sampai ia mendatangiku.

Aku bertanya kepadanya: “Apakah kamu sudah shalat?”. Ia menjawab: ” Sudah”.

Kemudian aku menamparnya. Aku tahu aku salah.Tetapi kondisinya memang benar-benar sulit.

Aku menangis. Aku benar-benar marah padanya, aku rendahkan dia dan aku menakut-nakutinya akan siksa Allah. Tapi….ternyata semua kata-kataku itu tidak ada manfaatnya.

Suatu hari, seorang sahabatku bercerita suatu kisah. Suatu ketika ia berkunjung kerumah seorang kerabat dekatnya, seorang yang biasa-biasa saja dari segi agama , tapi ketika datang waktu shalat, semua anak-anaknya langsung bersegera melaksanakan shalat tanpa diperintah.

Ia berkata: Aku berkata padanya, “Bagaimana anak-anakmu bisa shalat dengan kesadaran mereka tanpa berdebat dan tanpa perlu diingatkan?”

Ia menjawab: Demi Allah, aku hanya ingin mengatakan padamu bahwa sejak jauh sebelum aku menikah aku selalu memanjatkan doa ini, dan sampai saat ini pun aku masih tetap berdoa dengan doa tersebut.

Setelah aku mendengarkan nasehatnya, aku selalu tanpa henti berdoa dengan doa ini. Aku selalu melantunkannya dalam sujudku, saat sebelum salam, ketika witir dan disetiap waktu-waktu mustajab.

Demi Allah wahai saudara-saudaraku. Anakku saat ini telah duduk dibangku SMA. Sejak aku memulai berdoa dengan doa itu, anakku lah yang rajin membangunkan kami dan mengingatkan kami untuk sholat. Dan adik-adiknya, Alhamdulillah mereka semua selalu menjaga shalat!

Sampai-sampai saat ibuku berkunjung dan menginap dirumah kami, ia tercengang melihat anak perempuanku bangun pagi, kemudian membangunkan kami satu persatu untuk shalat.

Aku tahu Anda semua penasaran ingin mengetahui doa apakah itu? Ya, doa ini ada di dalam Al Qur’an yakni dalam surat Ibrahim ayat 40.

Ya, doa…doa…dan doa. Sebab, doa adalah senjata seorang mukmin. Doa ini bunyinya sebagai berikut:

Bukan Menakuti Dengan Siksa Neraka, Tapi Begini Mengajarkan Anak Agar Mau Shalat


“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.”

Namun untuk mewujudkan doa tersebut, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mendidik anak yang malas shalat. Di antaranya seperti berikut:

1. Cobalah untuk memberikan apresiasi berupa hadiah atau pujian untuk anak. Pada anak usia sekolah pertama, biasanya mereka sangat suka jika diberi hadiah ketika berhasil melakukan sesuatu.

2. Jangan hanya bisa menyuruh Shalat, tapi Anda sebagai orangtua juga harus mencontohkan Shalat tepat waktu. Karena anak adalah mesin fotokopi dari orangtuanya.

3. Jika anak Anda sudah beranjak dewasa dan sudah memegang handphone, ingatkan padanya Shalat melalui media sosial. Tidak perlu malu untuk melakukannya, karena hal itu memang kewajiban Anda.

5. Beri Pelajaran, bukan menyakiti. Ketika anak Anda sudah tidak bisa Anda nasehati dengan kata-kata, maka Anda boleh memukulnya saat usianya sudah 10 tahun ke atas. Perlu dicatat, Ini bukanlah pukulan yang menyakiti, namun pukulan kasih sayang yang akan menyelamatkan Anda dan juga anak Anda kelak saat di akhirat nanti.

Semoga tips Mengajarkan Anak Agar Mau Shalat ini bermanfaat bagi kita semua.


Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Berbagi informasi bermanfaat juga termasuk amal loh .... Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News


ADA BERITA MENARIK ! 
SCROLL KE BAWAH ! 


Sumber | republished by Yes Muslim - Portal Muslim Terupdate !

Hukum Mengucapkan Innalillahi Jika Ada Non-Muslim Meninggal Dunia

  Yes  Muslim  - Assalamu’alaikum, Ustadz yang dirahmati Allah, saya ingin bertanya mengenai Hukum Mengucapkan Innalillahi Jika Ada Non-Muslim Meninggal Dunia? Bolehkah kita sebagai orang Islam mengucapkan kata tersebut untuk non muslim yang meninggal dunia?

Atas jawabannya, Terima kasih. (AW, Jakarta)

Hukum Mengucapkan Innalillahi Jika Ada Non-Muslim Meninggal Dunia


Waalaikumussalam Warahmatulah Wabarakatuh

Kalimat Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Roji’un atau sering disebut dengan kalimat istirja’ biasa digunakan jika seseorang mendapatkan suatu musibah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebagaimana firman-Nya:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ * الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Artinya : "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun". (QS. Al Baqoroh : 155 – 156)

Juga sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, "Hendaklah kalian mengucapkan istirja’ terhadap segala sesuatu bahkan terhadap tali sandal yang putus karena ini termasuk juga musibah." (HR. al Bazzar)

Jadi Hukum Mengucapkan Innalillahi Jika Ada Non-Muslim Meninggal Dunia maka hal itu diperbolehkan berdasarkan dalil-dalil diatas. Dan bukan hanya ketika mendengar kabar orang meninggal dunia, Mengucapkan kata Innalillahi juga disunnahkan ketika melihat suatu musibah yang menimpa diri kita ataupun orang lain.

Namun perlu dicatat, Islam melarang kita untuk mendoakan non muslim dengan doa semacam: “semoga tenang di sisi-Nya”, “Semoga diampuni dan mendapat tempat tertinggi”. Tidak boleh kita doakan dengan doa semacam ini, yakni doa diampuni doa mendapat ketenangan dan semisalnya.

Dan untuk menghibur keluarga non muslim yang ditinggalkan, tidak mengapa jika kita mengucapkan kata penghibur untuk mereka seperti: “addzamallahu ajraka fihi”, “Ahsana ‘aza-aka fihi” ,“maa fi ba’sin” (“semoga Allah memberikan pahala yang besar untukmu dengan kematiannya dan memberikan hiburan pelipur lara untukmu sebagai pengganti kematiannya”)

Wallahu A'lam.


Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Berbagi informasi bermanfaat juga termasuk amal loh .... Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News


ADA BERITA MENARIK ! 
SCROLL KE BAWAH ! 


Sumber | republished by Yes Muslim - Portal Muslim Terupdate !

Yuk Belajarlah Memaafkan, Agar Badan Jadi Sehat !

Siapa sih yang tidak mau sehat? Nah untuk itu bila kita ingin hidup sehat tentu kita harus belajar memaafkan. Menurut penelitian memaafkan bisa mendatangkan manfaat kesehatan. Siapa di antara kita yang tidak pernah melakukan kesalahan? Tentu siapa pun kita pasti ada melakukan kesalahan, kekhilafan dan kealpaan. Tak pelak manusia itu pulalah yang menjadi tempat bersemayam sebuah kesalahan. Memaafkan sebuah kesalahan kepada orang lain memang salah satu cirri-ciri orang yang bertaqwa. Dan selain itu memaafkan juga menjadikan badan kita sehat.




MEMAAFKAN bukan berarti melupakan peristiwa buruk atau menyakitkan, tapi memberi kesempatan diri sendiri untuk menghapus rasa kesal dan perasaan dendam pada orang lain.
Dengan demikian, rasa marah dan tekanan yang mengganggu dan mendominansi emosi kita dapat ditekan dan diredakan. Akibatnya, pikiran jadi lebih tenang dan jauh dari stres.

Peneliti menemukan bahwa orang yang marah mengalami peningkatan tekanan darah jauh lebih besar dibanding orang yang mudah memaafkan. Kasus ini dibuktikan peneliti dari University of California, San Diego tahun 2012 di mana ditemukan bahwa orang-orang yang bisa melepaskan kemarahannya dan memaafkan kesalahan orang lain cenderung lebih rendah risikonya mengalami lonjakan tekanan darah.

Peneliti meminta lebih dari 200 relawan untuk memikirkan saat temannya menyinggung perasaan. Setengah dari kelompok diperintahkan untuk berpikir mengapa hal tersebut bisa membuatnya marah, sedangkan yang lainnya didorong untuk memaafkan kesalahan tersebut.

Sebelumnya, sebuah jurnal ilmiah Explore (Mei 2005, Vol.1, No. 3) menurunkan tulisan Worthington Jr, pakar psikologi di Virginia Commonwealth University, AS. Worthington meneliti hubungan antara memaafkan dan kesehatan.

Bukti menunjukkan, sikap memaafkan mendatangkan manfaat kesehatan, baik yang memaafkan maupun yang dimaafkan. Dengan menggunakan tekonologi canggih, terungkap perbedaan pola gambar otak orang pemaaf dan yang tidak memaafkan.

Ternyata, orang yang tidak memaafkan terkait erat dengan sikap marah. Pada orang seperti ini, berdampak pada penurunan fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tak suka memberi maaf, aktivitas otaknya sama dengan orang yang sedang stres, marah, dan agresif.

Ada ketidaksamaan aktivitas hormon dalam darah si pemaaf dibandingkan darah si pendendam (si pemarah). Pola hormon dan komposisi zat kimia dalam darah orang yang tidak memaafkan bersesuaian dengan pola hormon emosi negatif yang terkait dengan keadaan stres. Sikap tidak memaafkan cenderung membuat kekentalan darah lebih tinggi. Itu yang membuat dampak buruk pada kesehatan. Misalnya, pada raut wajah, dan detak jantung.

Sikap tidak memaafkan juga menyebabkan otot alis mata tegang dan daya hantar kulit lebih tinggi, demikian juga tekanan darah. Sebaliknya, sikap memaafkan meningkatkan pemulihan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Sementara itu, rasa dendam justru mempengaruhi sistem kardiovaskular dan saraf. Dalam sebuah penelitian, orang yang fokus pada dendam pribadi, memiliki tekanan darah dan detak jantung, dan peningkatan ketegangan otot. Hal ini ditambah dengan perasaan menjadi kurang terkendali. Namun ketika seseorang berhasil memaafkan orang yang telah menyakiti mereka, banyak dari mereka justru mengatakan merasa lebih positif dan terlihat lebih tenang dan santai.

“Memaafkan orang-orang yang menyakiti Anda dapat meningkatkan kesejahteraan mental dan fisik Anda,” demikian kutip artikel yang dimuat di Harvard Women’s Health Watch, bulan Januari 2005.

Harvard Women’s Health Watch membahas berikut 5 dampak kesehatan yang positif dari perilaku memaafkan yang telah dipelajari secara ilmiah:

Pertama, mengurangi stress
Para peneliti menemukan bahwa perasaan dendam menempatkan tubuh Anda melalui strain yang sama sebagai peristiwa gangguan stres paling utama: Otot tegang, tekanan darah meningkat dan keringat meningkat.
Kedua, kesehatan Jantung lebih baik
Satu studi menemukan hubungan antara seseorang memaafkan dan peningkatan tekanan darah, denyut jantung dan penurunan beban kerja untuk jantung.
Ketiga, hubungan yang lebih kuat
Studi tahun 2004 menunjukkan bahwa perempuan yang mampu memaafkan pasangan mereka dan merasa baik hati terhadap mereka bisa menyelesaikan konflik secara lebih efektif.
Keempat, mengurangi rasa sakit
Sebuah studi kecil pada orang dengan sakit punggung kronis menemukan bahwa orang-orang yang berlatih meditasi yang berfokus pada menekan kemarahan bisa mengurangi rasa nyeri.
Memiliki hati yang mampu memaafkan dapat menurunkan baik emosional dan rasa sakit pada fisik, demikian menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Duke University Medical Center.
Kelima, lebih sehat
Ketika Anda memaafkan seseorang, akan membuat diri Anda lebih bahagia. Salah satu survey menunjukan bahwa orang yang berbicara tentang memaafkan selama sesi psikoterapi mengalami peningkatan yang lebih besar disbanding mereka yang tidak.
Islam adalah agama yang telah menyiapkan perangkat pada umatnya dalam hidup, termasuk urusan marah dan dendam.
Dala Al-Quran Allah Subhanahu Wata’ala sering memuji orang-orang yang mampu menahan amarahnya: “Dan orang-orang yang menahan amarahnya.” (QS: Ali ’Imran: 134)
Demikian pula Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam telah menegaskan bahwa orang yang mampu menahan dirinya di saat marah dia sejatinya orang yang kuat dan mendapat jaminan surga.
لَيْسَ الشَّدِيْدُ باِلصُّرْعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
Orang yang kuat bukan yang banyak mengalahkan orang dengan kekuatannya. Orang yang kuat hanyalah yang mampu menahan dirinya di saat marah.” (HR. Al-Bukhari no. 6114)
Rasululla mengatakan, “Sayangilah –makhluk– maka kamu akan disayangi Allah, dan berilah ampunan niscaya Allah akan mengampunimu.” (dalam Shahih Al-Adab Al-Mufrad no. 293)
Membalas dalam Islam diperbolehkan (asal adil), namun tindakan memafkan itu jauh lebih baik.
وَجَزَاء سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa. Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS: Asy-Syura [42]: 40)

Demikian itulah tadi sedikit penjelasan yang sangat penting untuk Anda ketahui mengenai memaafkan kesalahan orang lain, memaafkan memang suatu hal yang sulit namun bukan berarti dalam memaafkan kesalahan tersebut bisa melupakan sebuah peristiwa yang buruk maupun menyakitkan, namun kita memaafkan kesalahan orang tersebut untuk memberi kesempatan diri sendiri untuk menghapus rasa kesal dan kadang merasa dendam pada orang lain. Untuk itu mulai saat ini belajarlah memaafkan kesalahan orang lain, untuk yang ingin badan jadi sehat. Semoga informasi apa yang telah kami bahas di atas bisa berguna dan bermanfaat untuk Anda. Nah untuk Anda yang mau sehat? Belajarlah memaafkan mulai hari.
Sumber : hidayatullah.com


Jika artikel ini bermanfaat, bagikan ke orang terdekatmu. Bagikan informasi bermanfaat juga termasuk amal ho.... Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News


Sumber | republished by Yes Muslim - Portal Muslim Terupdate !