Tampilkan postingan dengan label Misteri / Ghaib. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Misteri / Ghaib. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 Mei 2017

Benarkah Ada yang Pernah Hidup Lagi Setelah Mati ?



  Yes  Muslim  - Tak ada yang mustahil di depan kuasa Allah SWT. Salah satunya adalah menghidupkan makhluk yang sejatinya telah mati dan benar-benar hidup kembali.

Jawaban atas pertanyaan di atas pernah diungkapkan oleh Imam Ibnu Hajar al-Asqalani seperti dinukilkan dalam kitab al-Ajwibat Ibnu Hajar al-Asqalani ala Asilat Ba’dhi Talamidzihi.

Fatwa Ibnu Hajar tersebut menjawab pertanyaan sang murid, yaitu Ibnu Munjik Al Asyrafi, tepatnya pada 10 terakhir bulan Rabiul Awal 830 H.

Pertanyaan berkutat seputar soal keabsahan berita tentang tujuh makhluk yang hidup kembali setelah mati atas perintah Allah SWT.

Ibnu Hajar lantas menjawab pertanyaan itu. Menurutnya, berdasarkan sejumlah data yang dihimpun dari hadis-hadis nabi, terdapat makhluk yang hidup kembali setelah mati. Sebagian adalah manusia dan sebagian lainnya adalah hewan.

Indikasi hidup kembali itu terlihat lantaran makhluk itu melakukan aktivitas, seperti berbicara dengan lisan, melakukan aktivitas fisik, ataupun hidup layaknya sesamanya yang masih hidup.

Ada tujuh kasus kejadian luar biasa ini yang masing-masing terangkum di berbagai hadis. Sebagai contoh, di antara ketujuh peristiwa hidupnya makhluk yang sudah meninggal itu adalah sebagai berikut:

Yaitu, yang pertama hadis Anas bin Malik tentang seorang pemuda Anshar yang hidup lagi atas permintaan orang tuanya yang renta dan lanjut usia.

Kisah kedua adalah kambing yang memberikan isyarat kepada Nabi Muhammad. Hewan itu memberitahukan kepada Rasulullah untuk tidak memakan dagingnya. Hal ini karena tubuhnya mengandung racun yang dibubuhkan oleh seorang perempuan Yahudi. Kejadian itu terjadi di Khaibar dan tercatat di riwayat Abu Hurairah.

Ketiga, peristiwa bayi perempuan yang telah dikubur hidup-hidup di sebuah lembah oleh orang tuanya sebelum masuk Islam. Setelah menjadi Muslim, ayahanda si perempuan mengadukan hal itu ke Rasulullah dan menyatakan penyelesannya.

Bersama Rasulullah, sang ayah menuju kuburan anaknya. Rasulullah menyampaikan penyesalan sang ayah di depan makam anaknya. Sang anak menjawab dan menyatakan kerelaannya karena telah memperoleh tempat yang mulia di sisi-Nya.

Kisah keempat, yakni kisah sama dengan kasus pertama. Hanya, di kasus ini pria yang bersangkutan adalah Ibrahim bin Nabith dari suku Asyja’i. Berbeda dengan laki-laki yang disebutkan sebelumnya, yaitu pria yang berasal dari Anshar saja.      


Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Berbagi informasi bermanfaat juga termasuk amal loh .... Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News


ADA BERITA MENARIK ! 
SCROLL KE BAWAH ! 


Sumber | republished by Yes Muslim - Portal Muslim Terupdate !

Inilah Adab Jika Bermimpi, Jangan Semua Mimpi Engkau Ceritakan Kepada Mereka!



  Yes  Muslim  - Dari Abu Hurairahradhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الرؤيا ثلاث حديث النفس وتخويف الشيطان وبشرى من الله


Mimpi itu ada tiga macam: bisikan hati, ditakuti setan, dan kabar gembira dari Allah.” (HR. Bukhari 7017)

Mimpi dapat dialami oleh setiap orang, baik seorang Nabi maupun manusia biasa. Adakalanya mimpi itu berisi kejadian yang bercampur aduk, kalut, kusut dan tidak tentu ujung pangkalnya. Hal seperti itu dalam Alquran disebut Adgatsu Ahkimin (mimpi-mimpi kacau). Ada juga mimpi berisi kejadian yang terasa diluar mimpi, yaitu sesuatu yang mungkin terjadi atau merupakan peristiwa yang lazim dialami, mimpi seperti itu ada kalanya betul-betul menjadi kenyataan persis seperti apa yang disampaikan. Hal ini biasa disebut Ru’ya Shodiqoh.


Pada masa Kota Makkah dikuasai Musyrikin Quraisy, Rosulallah SAW pernah bermimpi bahwa beliau pergi ke kota itu bersama kaum muslimin untuk melakukan umroh, thowaf, sa’i dan bercukur, kemudian ternyata mimpi tu menjadi kenyataan beliau dan umat islam dapat masuk kota Makkah seperti dalam mimpinya.

Mimpi adalah sesuatu yang terlihat atau di alami manusia pada waktu tidur. Mimpi yang di alami seseorang adakalanya benar atau tidak benar. Mimpi bukannya hanya di alami manusia awam, akan tetapi para Nabi pun mengalami mimpi.

Mimpi yang di alami seseorang ada yang sifatnya menyenangkan adakalanya menakutkan dan menyedihkan. Misalnya mimpi ketemu orang yang kita sayangi, mimpi ketemu makhluk yang kita takuti dan lain sebagainya. Mimpi orang awam kebanyakan karena campur tangan syaitan.Sedangkan mimpi para Nabi dan Rasul adalah merupakan mimpi petunjuk, pertanda atau wahyu dari Allah swt. Sebagaimana di jelaskan dalam Al-Qur’an, yang artinya,

إِذْ يُرِيكَهُمُ اللَّهُ فِي مَنَامِكَ قَلِيلًا ۖ وَلَوْ أَرَاكَهُمْ كَثِيرًا لَّفَشِلْتُمْ وَلَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ سَلَّمَ ۗ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ

(Ingatlah) ketika Allah memperlihatkan mereka di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka (berjumlah) banyak tentu kamu menjadi gentar dan tentu kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang ada dalam hatimu.” (QS. Al-Anfal : 43)

Dalam ajaran agama Islam mimpi yang di alami diwaktu tidur, tidak dibenarkan menceritakannya kepada orang lain. Apakah mimpi yang benar atau mimpi yang tidak benar. Ini penjelasaan dua mimpi tersebut.

1. Mimpi yang Baik Atau Benar


Ketika seseorang mengalami mimpi yang benar, hendaklah ia memuji Allah dan memohon kepadanya agar merealisasikannya dan jangan menceritakan kepada orang lain kecuali kepada orang yang di cintainya dan mencintainya.

Oleh sebab itu ketika, Nabi yusuf bermimpi melihat matahari, bulan, dan sebelas bintang bersujud kepadanya, ia menceritakannya kepada bapaknya.

Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. Yusuf : 5)

Dari Abu Qatadah Ra, mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

Mimpi yang benar berasal dari Allah, sedangkan mimpi yang merupakan bunga tidur berasal dari syaitan. Jika diantara kamu bermimpi sesuatu yang disukainya, hendaklah ia tidak menceritakannya kecuali kepada orang yang dicintainya. Tetapi jika ia bermimpi sesuati yang di bencinya, maka hendaklah ia memohon perlindungan kepada Allah dari keburukannya dan dari keburukan syetan, dan supaya meludah tiga kali serta tidak menceritakannya kepada siapa pun. Sesungguhnya mimpi tersebut tidak akan membahayakan.” (HR Muttafaq ‘alaih)

Berdasarkan firman Allah SWT. dan hadits Rasulullah tersebut, ketika seseorang mengalami mimpi yang benar, hendaknya ia memuji Allah dan memohon kepadanya agar merealisasikannya dan jangan menceritakannya kepada orang lain kecuali kepada orang yang ia cintai dan mencintainya.

Menceritakan mimpi yang benar terhadap orang yang dicintai tujuannya supaya ia berbahagia dengan kebahagian tersebut dan mendoakan agar mendapat kebaikan tersebut.

Kita dilarang untuk menceritakan mimpi benar kepada orang yang tidak kita cintai atau menyukai kita. Supaya ia tidak mengganggu arah mimpi tersebut dengan pentakwilan yang berdasarkan hawa nafsu, atau berusaha menghilangkan nikmat Allah SWT. karena dengki kepadanya.

2. Mimpi yang Tidak Benar


Mimpi yang tidak benar atau buruk berasal dari syaitan. jika seseorang mengalami mimpi buruk dilarang juga menceritakannya kepada orang lain. Sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda,

Jika salah seorang kalian melihat mimpi buruk maka hendaklah ia bangkit melaksanakan shalat dan jangan ia ceritakan kepada orang-orang,” (HR Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan dari Abu Usamah, ia berkata, “Aku pernah melihat sebuah mimpi yang membuat aku sakit hingga aku mendengar Qatadah berkata, ‘Aku pernah melihat sebuah mimpi yang membuat aku sakit hingga aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,



Mimpi baik berasal dari Allah. Jika salah seorang kalian melihat apa yang kalian sukai maka janganlah ia ceritakan mimpi tersebut kecuali  kepada orang yang menyukainya saja dan jika ia melihat mimpi yang tidak ia sukai maka hendaklah ia meminta perlindungan kepada Alloh dari kejahatan mimpi tersebut dan dari kejahatan syaitan, kemudian meludah lah tiga kali dan jangan ia ceritakan kepada siapapun, sebab mimpi itu tidak akan mendatangkan kemudharatan,” (HR Bukhori dan Muslim).

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a,

Bahwasanya Rasulullah SAW didatangi seorang Arab Badui dan berkata, ‘Aku bermimpi bahwa kepalaku dipenggal lalu akui mengikuti kepalaku yang menggelinding.’ Kemudian Nabi saw. mencela Arab Badui tersebut dan bersabda, ‘Jangan engkau ceritakan kisah syaitan yang mempermainkanmu disaat engkau tidur,” (HR Muslim).

Berdasarkan hadits Rasulullah SAW di atas, ketika seseorang mengalami mimpi buruk, maka tidak dibolehkan juga menceritakannya kepada orang lain. Sebab ditakutkan orang lain akan mentakwilkan dengan caranya masing-masing sehingga menimbulkan kegelisahan dan rasa takut bagi orang yang mimpi buruk tersebut.

Akan tetapi Rasulullah menganjurkan bagi yang melihat mimpi yang buruk atau tidak ia sukai, hendaklah ia melaksanakan apa yang tercantum dalam sunnah untuk mengusir was-was dan menolak tipu daya syaitan.

Yaitu: melaksanakan shalat, memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan mimpi dan kejahatan syaitan, meludah ke sebelah kiri sebanyak tiga kali dan mengubah posisi tidur dari posisi semula.

Apabila kita bermimpi baik, dianjurkan untuk tetap memiliki sangka yang baik kepada Allah, dengan disertai harapan yang baik dan tidak usah menakwilkan mimpi tersebut, karena kita bukan ahlinya, dan hal itu boleh diceritakan kepada yang orang lain.

Demikian juga bila kita bermimpi yang buruk, berprasangka yang baik kepada Allah tidak boleh lepas, jangan terpengaruh dengan mimpi buruk itu, karena hal tersebut gangguan dari Syetan, hendaknya tidak menceritakannya kepada siapapun, yakinkan pada diri kita bahwa hal itu tidak akan ada pengaruhnya, dan bukan pertanda suatu keburukan, oleh karena itu diperintahkan untuk berlindung kepada Allah dari gangguan syetan.

Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Berbagi informasi bermanfaat juga termasuk amal loh .... Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News


ADA BERITA MENARIK ! 
SCROLL KE BAWAH ! 


Sumber | republished by Yes Muslim - Portal Muslim Terupdate !

Senin, 08 Mei 2017

Empat Negeri yang Direkomendasikan Rasulullah Dihuni pada Akhir Zaman

Akhir zaman merupakan masa  yang mendekati terjadinya hari kiamat. Kabar tentang terjadinya hari kiamat sudah tertulis dalam Alquran dan hadist. Nyaris tanda-tanda yang dijelaskan tersebut sudah terjadi.

Bahkan, bisa disimpulkan bahwa kita sedang menanti datangnya tanda kiamat besar. Jelang terjadinya kiamat besar, maka akan terjadi petaka dan huru hara yang akan melanda manusia khususnya umat Islam.

Dajjal laknatullah akan menebar fitnahnya ke berbagai penjuru bumi. Rasulullah SAW pun menganjurkan empat negeri ini untuk ditinggali. Pasalnya, negeri ini begitu diberkahi oleh Allah SWT. Berikut negeri yang direkomendasikan Rasulullah dihuni pada akhir zaman.

1. Mekah dan Madinah
Mekah menjadi salah satu negeri yang direkomendasikan Nabi untuk ditinggali. Pasalnya kota suci Umat Islam ini akan terbebas dari fitnah Dajjal yang kejam. Berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW, Allah SWT menjamin bahwa ini akan dijaga oleh malaikat dari fitnah Dajjal.

“Tiada suatu negeri pun melainkan akan diinjak oleh Dajjal, kecuali hanya Makkah dan Madinah yang tidak. Tiada suatu lorong pun dari lorong-lorong Makkah dan Madinah itu, melainkan di situ ada para malaikat yang berbaris rapat untuk melindunginya. Kemudian Dajjal itu turun lah di suatu tanah yang berpasir ( di luar Madinah ) lalu kota Madinah bergoncanglah sebanyak tiga goncangan dan dari goncangan-goncangan itu Allah akan mengeluarkan setiap orang kafir dan munafik (dari Makkah – Madinah) .” (Riwayat Muslim).

2. Yaman
Allah juga melebihkan negeri Yaman dibanding negeri-negeri lainnya setelah Mekah dan Madinah. Negeri Yaman ini mendapat julukan dari Allah SWT dengan sebutan baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur (Negeri yang aman, dan senantiasa mendapat ampunan Rabb-nya). Selain itu, Nabi Muhammad juga merekomendasikan negeri ini dihuni di akhir zaman.

Pada akhir zaman nanti, umat Islam pada akhirnya akan menjadi pasukan perang. Hal ini sudah disabdakan Nabi Muhammad SAW. Dari Abdullah bin Hawalah mengatakan, ” Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

“Pada akhirnya umat Islam akan menjadi pasukan perang, satu pasukan di Syam, satu pasukan di Yaman, dan satu pasukan lagi di Iraq. Hendaklah kalian memilih Syam. Karena ia adalah negeri pilihan Allah. Allah kumpulkan di sana hamba-hamba pilihan-Nya. Jika tak bisa,  hendaklah kalian memilih Yaman dan berilah minum (hewan kalian) dari kolam-kolam (di lembahnya). Karena Allah menjamin untukku negeri Syam serta penduduknya.” (HR. Abu Dawud, Imam Ahmad, Al-Hakim, dan Ibnu Hibban. Dinilai shohih oleh Al-Hakim dan Al-Albani)

Dari Abu Hurairah – radhiyallahu ‘anhu – dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam beliau bersabda: “Penduduk Yaman telah datang kepada kalian, mereka adalah orang-orang yang paling luluh hati, dan paling lembut hati, keimanan ada di Yaman dan hikmah ada di Yaman. (HR: Bukhari – Muslim).

Dari sahabat Tsauban berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah bersabda,

“Sesungguhnya kelak aku akan berada di samping telagaku. Kemudian Aku akan menghalangi orang-orang yang akan meminum dari telagaku, agar  penduduk Yaman dapat meminumnya terlebih dahulu. Aku memukul dengan tongkatku, sehingga air telaga tersebut mengalir untuk mereka.” (HR. Muslim)

Dari Ibnu Umar beliau menyebutkan Nabi shallallahu Alaihi Wasallam pernah berdoa: “Ya Allah berkatilah kami pada Syam dan pada Yaman. (HR: Bukhari)

Lantas adakah doa yang lebih mustajab dibanding Doa Nabi?

Nabi Muhammad SAW bahkan pernah memuji kota ini dalam sabdanya, "Sesungguhnya aku benar-benar mencium harumnya karunia Tuhan yang Maha Pemurah dari Yaman. Berapa banyak mata air kemurahan dan hikmah yang terpancar dari sana."

Allah SWT juga berfirman dalam Alquran QS. Al-Maidah 54 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas [pemberian-Nya] lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-Maidah 54)

Pendapat dari ahli tafsir sebagian menyatakan bahwa kaum yang disebutkan di atas adalah kaum Anshor. Namun, pendapat yang lebih kuat mengenai identitas kaum yang disinggung dalam ayat di atas; sebagaimana dijelaskan oleh Imam al Qurtubi dalam tafsirnya, adalah penduduk negeri Yaman; kaumnya sahabat Abu Musa al Asy-‘asy’ari radhiyallahu’anhu.

“Turunnya ayat ini; terang Imam Al Qurtubi,  berkenaan dengan kabilah yang bernama al Asy-‘ari. Dalam riwayat disebutkan: setelah ayat ini turun, beberapa rombongan kapal dari kabilah al Asy-‘ari dan kabilah-kabilah lainnya dari negeri Yaman, datang melalui jalur laut. Mereka adalah kaum muslimin yang tertindas di negerinya pada masa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam masih hidup. Merekalah yang berjasa dalam penaklukan negeri Irak (melalui perang Al Qodisiyyah) pada masa kekhilafahan Umar radhiyallahu’anhu.”

3. Syam
Negeri syam juga menjadi salah satu negeri yang disebut-sebut Rasullullah dan mendapat keberkahan dari Allah. Negeri ini senantiasa dijaga malaikat sehingga baik dihuni pada akhir zaman nanti.

“Beruntunglah negeri Syam. Sahabat bertanya: mengapa ? Jawab Nabi saw: Malaikat rahmat membentangkan sayapnya di atas negeri Syam.” (HR. Imam Ahmad)

Dijelaskan Nabi bahwa Syam merupakan pusat negeri Islam di akhir zaman. Nantinya  disinilah akan menjadi tempat huru-hara dan peperangan dahsyat.

“Pada akhirnya umat Islam akan menjadi pasukan perang: satu pasukan di Syam, satu pasukan di Yaman, dan satu pasukan lagi di Iraq. Ibnu Hawalah bertanya: Wahai Rasulullah, pilihkan untukku jika aku mengalaminya. Nabi saw: Hendaklah kalian memilih Syam, karena ia adalah negeri pilihan Allah, yang Allah kumpulkan di sana hamba-hamba pilihan-Nya, jika tak bisa hendaklah kalian memilih Yaman dan berilah minum (hewan kalian) dari kolam-kolam (di lembahnya), karena Allah menjamin untukku negeri Syam dan penduduknya.” (HR. Imam Ahmad)

“Al-Masih Dajjal akan datang dari arah timur, ia menuju Madinah, hingga berada di balik Uhud, ia disambut oleh malaikat, maka malaikat membelokkan arahnya ke Syam, di sana ia dibinasakan, di sana dibinasakan.” (HR. Imam Ahmad).

Saat ini Negeri Syam merujuk ke sejumlah tempat di Timur Tengah seperti Lebanon, Palestina Dan Suriah. Terimakasih sudah membaca artikel ini. Ilmu pengetahuan sempurna datangnya dari Allah SWT. Semoga pembaca setia infoyunik berkenan menambahkan jika ada kekurangan.

Sumber http://www.infoyunik.com/2016/01/empat-negeri-yang-direkomendasikan.html| republished by (YM) Yes Muslim !

Apakah Umat Islam diperintahkan untuk mengikuti Yesus / Nabi Isa ? Apa maksudnya ?





Apakah benar dalam ayat Al-Quran disebutkan bahwa umat Islam diperintahkan untuk mengikuti Nabi Isa? Apa maksudnya?

Sifat Fisik Nabi Isa

Beliau adalah seorang lelaki yang posturnya tidak terlalu tinggi, tidak pula terlalu pendek, kulitnya kemerahan, dadanya bidang, rambutnya lurus melebihi ujung telinganya, rambutnya terurai sampai pundak. Rambutnya meneteskan air seolah-olah baru keluar dari kamar mandi.[1]

Turunnya Nabi Isa di Akhir Zaman

Allah Ta’ala berfirman,
وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُونِ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ (61)
Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.” (QS. Az Zukhruf : 61)

Ibnu Katsir dalam Tafsirul Qur’anil ‘Azhim mengatakan, ”Tafsir dari Ibnu Ishaq telah disebutkan, yaitu yang dimaksudkan dengan ayat ini adalah diutusnya Isa ‘alaihis salam di mana beliau ‘alaihis salam akan menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang buta dan penyakit kusta serta penyakit lainnya.” Kemudian selanjutnya Ibnu Katsir mengatakan,”Yang dimaksudkan dengan ayat ini adalah mengenai turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam sebelum hari kiamat. Sebagaimana terdapat pula dalam firman Allah,

وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا
Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepada Isa (‘alaihis salam) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An Nisa’ [4] : 159).

Hal ini juga dikuatkan dengan qiro’ah (bacaan) lain dari ayat ini,

“وإنه لعَلَم للساعة”
Yang artinya ‘Sungguh Isa adalah sebagai tanda datangnya hari kiamat’ yaitu Isa sebagai tanda atau petunjuk akan terjadinya kiamat. Dan Mujahid berkata mengenai ayat ini bahwa sebagai tanda hari kiamat adalah keluarnya Isa bin Maryam sebelum hari kiamat. Demikianlah yag diriwayatkan dari Abu Huroiroh, Ibnu Abbas, Abul ‘Aliyah, Abu Malik, ‘Ikrimah, Qotadah, Adh Dhohak, dan selainnya. Juga terdapat hadits mutawatir (melalui banyak jalan periwayatan) dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya Isa ‘alaihis salam akan turun sebelum hari kiamat sebagai imam dan hakim yang adil.


Pertanyaan: Apakah Nabi Isa turun kembali untuk membela orang-orang Nashrani?

Dijawab oleh Al Baghowi dalam tafsirnya, beliau berkata,

وروينا عن النبي صلى الله عليه وسلم: “ليوشكن أن ينزل فيكم ابن مريم حكمًا عادلا يكسر الصليب، ويقتل الخنزير ويضع الجزية، وتهلك في زمانه الملل كلها إلا الإسلام”.
”Kami telah mendapatkan riwayat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,’Sungguh hampir dekat waktunya turun di tengah-tengah kalian (Isa) bin Maryam sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghilangkan jizyah (upeti, karena kafir dzimmi sudah tidak ada lagi. Semuanya muslim). Akan dihancurkan seluruh agama di zaman beliau kecuali Islam’.”(HR. Bukhari)

Perhatikan Nabi Isa akan datang bukan untuk membela agama Nashrani, tetapi akan menghancurkan salib, membunuh babi, dan menghancurkan agama tersebut.

Dan yang dimaksudkan bahwa beliau menjadi hakim yang adil adalah beliau menjadi hakim dengan menggunakan syari’at Islam, bukan dengan syari’at Nashrani atau syari’at yang baru. Karena tatkala Isa bin Maryam itu turun, syari’at Islam masih tetap berlaku dan tidak terhapus. Bahkan Nabi Isa akan menjadi salah seorang hakim umat ini. Yang menguatkan hal ini adalah hadits yang diriwayatkan Thobroni, dari Abdullah bin Mughoffal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَنْزِل عِيسَى اِبْن مَرْيَم مُصَدِّقًا بِمُحَمَّدِ عَلَى مِلَّته
Isa bin Maryam akan turun dengan membenarkan agama yang dibawa Nabi Muhammad.” Lihatlah penjelasan tentang hal ini di Fathul Bari, Ibnu Hajar.

Bahkan Nabi Isa akan menjadi makmum di belakang imam kaum muslimin karena Allah memuliakan umat ini. Al Baghowi menceritakan dalam tafsirnya bahwa ketika Isa mendatangi Baitul Maqdis sedangkan orang-orang sedang melakukan shalat Ashar, maka Imam di masjid itu mundur dan menyuruh Isa untuk maju. Namun, Nabi Isa enggan, dan dia tetap shalat di belakang Imam tadi dengan syari’at Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Abu Daud dan Ahmad).

Misi Nabi Isa Saat Turun ke Bumi

Sebagaimana telah dijelaskan dari beberapa hadits yang telah lewat, Nabi Isa ‘alaihis salam turun ke muka bumi ini dengan membawa beberapa misi, di antaranya :

1- Menjadi hakim yang adil
An Nawawi dalam Syarh Muslim (1/281) mengatakan, “Yakni beliau turun sebagai hakim dengan membawa syari’at Islam, bukan turun sebagai nabi yang membawa risalah tersendiri atau membawa ajaran yang menghapus ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan beliau adalah seorang hakim di antara hakim-hakim umat ini.“

2- Menghancurkan Salib
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (10/250) mengatakan, “Yakni membatalkan agama Nashrani dengan cara betul-betul menghancurkan salib serta membatalkan keyakinan orang Nashrani tentang keagungannya.“

3- Membunuh Babi

4- Menghilangkan Jizyah 

Jizyah adalah semacam upeti yang dibebankan kepada ahlul kitab yang hidup di negeri muslim, ketika mereka tidak mau memeluk agama Islam. Dengan itu, mereka boleh tinggal di negeri Islam serta mendapatkan jaminan keamanan dari kaum muslimin.

An Nawawi dalam Syarh Muslim (1/281) mengatakan,“Maksud menghilangkan jizyah adalah bahwa jizyah tidak diterima lagi. Yang diterima dari orang kafir hanyalah Islam (yaitu agar mereka masuk Islam, pen).  Barangsiapa ingin mendapatkan keamanan di negeri Islam dengan membayar jizyah maka hal itu tidaklah mencukupi. Hanya ada dua pilihan bagi orang kafir yaitu masuk Islam atau dibunuh. Inilah pendapat Imam Abu Sulaiman Al Khothobi dan selainnya. “

Hikmah Turunnya Nabi Isa

Pertama, untuk membantah klaim Yahudi bahwa merekalah yang membunuh Isa dan menyalibnya. Dengan turunnya Nabi Isa, justru membuktikan bahwa Nabi Isa-lah yang akan membunuh orang Yahudi sekaligus pemimpin mereka yakni Dajjal.

Kedua, untuk membantah orang-orang Nashrani yang telah menuhankan Nabi Isa, menolak agama Islam, mengagungkan salib dan menghalalkan babi. Justru Nabi Isa nanti akan mengajak mereka untuk  masuk Islam, memerangi orang agar masuk Islam, berhukum dengan syari’at Islam, tidak menerima dari Ahlu Kitab kecuali Islam, tidak lagi menerima jizyah, salib akan dihancurkan dan babi akan dibunuh. Pada akhirnya nabi Isa akan wafat sebagaimana manusia biasa, bukan sebagai Tuhan atau anak Tuhan atau salah dari yang tiga.



[1] Penjelasan ini terdapat dalam beberapa riwayat dalam Bukhari dan Muslim

Sumber

TAHUKAH KAMU ? Lamanya 1 Hari Akhirat Sama Dengan 1000 Tahun di Dunia

http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/atmosfer-bumi-ilustrasi-_110807103835-621.jpg


Satu hari di akhirat sama dengan 1000 tahun di dunia.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُؤْمِنِينَ الْجَنَّةَ قَبْلَ الأَغْنِيَاءِ بِنِصْفِ يَوْمٍ خَمْسِمِائَةِ عَامٍ
Orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya yaitu lebih dulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun.” (HR. Ibnu Majah no. 4122 dan Tirmidzi no. 2353. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Diterangkan dalam Tuhfatul Ahwadzi sebagai berikut.

Satu hari di akhirat sama dengan seribu hari di dunia. Sebagaimana yang Allah Ta’ala sebutkan,

وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj: 47). Oleh karenanya, setengah hari di akhirat sama dengan 500 tahun di dunia.



Adapun firman Allah Ta’ala,

فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
Dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun” (QS. Al Ma’arij: 4). Ayat ini menunjukkan pengkhususan dari maksud umum yang sebelumnya disebutkan atau dipahami bahwa waktu tersebut begitu lama bagi orang-orang kafir. Itulah kesulitan yang dihadapi orang-orang kafir,

فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ (8) فَذَلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ (9) عَلَى الْكَافِرِينَ غَيْرُ يَسِيرٍ (10)
Apabila ditiup sangkakala, maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah.” (QS. Al Mudatsir: 8-10).
Semoga bermanfaat.

Referensi:

Tuhfatul Ahwadzi Syarh Jami’ At Tirmidzi, Al Imam Al Hafizh Abul ‘Ula muhammad ‘Abdurrahman bin ‘Abdurrahim Al Mubarakfuri, terbitan Darus Salam, cetakan pertama, tahun 1432 H.

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Sumber

Siapa Orang yang Akan Mengalami Kebingungan ketika Hari Kebangkitan ?




ALAM kubur merupakan alam kebangkitan setelah kita mengalami kematian. Dan, orang yang telah mempersiapkan amal baik sewaktu hidup di dunia, sungguh ia tidak akan pernah kebingungan dengan peristiwa kebangkitan itu. Lalu, bagaimana dengan diri kita? apabila pada masa hidup kita membangun tahajud dan berbuat baik, maka Allah akan memberikan penerangan di alam kubur.

Jika amalan telah kita persiapkan dengan baik ketika di dunia, ketika bangkit nanti kita tidak seperti orang linglung yang sedang mengalami kebingungan atas keadaan itu. Bahkan, Allah menggambarkan bagi orang-orang yang amalnya sedikit ketika di dunia:

Mereka berkata, ‘Aduhai, celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat- tidur kami (kubur)?’ inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah rasul-rasul-Nya.” (QS. Yaasiin [36] : 52)



Orang-orang yang mengalami kebingungan pada hari kebangkitan adalah mereka yang sewaktu masih hidup tidak percaya bahwa alam kubur atau hari kebangkitan itu ada. Mereka mengira bahwa setelah kehidupan di dunia itu tak ada kehidupan lagi. Mereka mengira bahwa setelah kehidupan di dunia tidak ada pertanggungjawaban.

Semoga kita tidak termasuk ke dalam orang-orang yang kebingungan ketika hari kebangkitan nanti. Semoga Allah perkenankan kita menatap wajah-Nya dan Rasul-Nya.


Sumber

Fitnah Besar Di Akhir Zaman, Kesaksian yang Benar Disembunyikan




DUNIA ini semakin tua, dan mungkin waktunya sudah tak lagi lama untuk bertahan. Orang-orang di dalamnya sudah memainkan peran, sebagaimana apa yang diungkapkan oleh Rasulullah SAW di masa lalu. Di mana tanda demi tanda kedatangan akhir zaman ini semakin nampak jelas terlihat. Salah satunya ialah adanya kesaksian yang benar disembunyikan.

Allah memerintahkan setiap muslim untuk menolong saudaranya, baik ketika saudaranya ini dalam keadaan menzalimi maupun terzalimi. Ia harus menghentikan pelaku zalim dari kezalimannya dan berusaha semampunya untuk mengembalikan hak saudaranya yang terzalimi.



Allah juga mengharamkan perbuatan menyembunyikan kebenaran, sebagaimana firman-Nya, “Dan janganlah kalian (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan baragsiapa menyembunyikannya, maka sesunguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya,” (QS. Al-Baqarah: 283).

Pada akhir zaman, orang akan saling merampas hak satu sama lain. Sedangkan mereka yang mengetahui kebenaran hanya diam dan tidak mau menyampaikannya. Mereka tak mau berbicara kebenaran, padahal mampu mengungkapkannya. Mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi masing-masing daripada harus mengungkapkan kebenaran.

Fenomena ini termasuk salah satu tanda hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya menjelang kedatangan hari kiamat nanti, akan muncul tanda-tanda: pengucapan salam kepada orang tertentu, maraknya perniagaan, bahkan seorang istri sampai membantu suaminya dalam berniaga, terputusnya tali silaturahmi, kesaksian palsu merajalela, kesaksian yang benar disembunyikan, dan menyebarkan buah pena (tulisan).”

Sumbergh

Minggu, 07 Mei 2017

Masya Allah! Jenazah Pemuda Ini Diperebutkan Malaikat untuk Dimandikan




DIA adalah Abu Hanzalah bin Ar Rabie. Ia merupakan sahabat nabi yang kuat dan memiliki pribadi santun serta bertanggung jawab atas segala tugas yang diberikan kepadanya. Saat terjadi perang Uhud, Hanzalah baru saja menikah sehingga Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam memberinya izin untuk tidak berperang.

Sebelumnya, saat kaum muslim memenangkan perang badar, ayah Hanzhalah tetap bersikeras memusuhi dan menentang Islam. Bahkan dia pindah ke Makkah untuk terus mengobarkan kebencian dan menghasut kaum Quraisy agar membalas kekalahannya di perang Badar.

Atas hasutan ini akhirnya terjadilah perang uhud. Dalam perang tersebut, kaum Quraisy dipimpin oleh Khalid bin Walid yang memiliki peran vital dalam peperangan tersebut. Pertempuran tersebut pun didukung penuh oleh ayah Hanzhalah.

Ketika genderang perang dibunyikan yang menandakan dimulainya peperangan, Hanzalah yang mendengar bunyi tersebut lantas berdiri dan menuju medan perang. Ia tahu bahwa Rasulullah mengizinkannya untuk tidak ikut perang namun ia bertekad untuk jihad.

Saat dalam peperangan Hanzalah berhadapan dengan Abu sofyan terjadi pertarungan yang sangat sengit. Pedang dari Abu Hanzalah bin Ar Rabie berhasil menebas salah satu kaki kuda milik Abu Sofyan dan membuatnya terjatuh. Kemudian, datanglah Syaddad bin Al Aswad untuk membantu Abu Sofyan.

Salah satu dari kedua kaum Quraisy tersebut membunuh Hanzalah dengan lemparan lembing. Setelah itu, Abu Sofyan berseru dengan suara yang sangat lantang, mengabarkan bahwa Hanzalah telah tewas dan ia berhasil membalaskan dendam anaknya yang terbunuh saat perang Badar.




Semua orang bersedih saat kabar syahidnya Hanzalah terdengar. Rasulullah pun terheran dan menyampaikan kepada sahabat lainya bahwa Hanzalah telah dimandikan oleh para malaikat. Ketika mendengar Rasulullah berkata demikian sahabat pun tercengang.

Salah satu sahabat yakni Abu Said Saidi, melihat mayat Hanzalah untuk membuktikan perkataan Rasulullah. Betapa kagetnya ia ketika melihat wajah Hanzalah bercahaya dan tersenyum. Dari rambutnya terlihat tetesan air. Rasulullah juga mengatakan Hanzalah tidak dihisab, ia akan dapat langsung mencium tanah surga.

Sahabat pun langsung menemui Jamilah binti Ubai bin Salul, istri Hanzalah. Ia menceritakan bahwa Hanzalah bergegas ikut jihad saat mendengar gendang perang padahal ia sedang junub. Saat Hanzalah gugur, Allah dengan kuasa-Nya memerintahkan para malaikat untuk memandikan Hanzalah dari langit. 

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Kamis, 04 Mei 2017

Apakah Jin Juga Akan Mengalami Kematian Seperti Manusia ?





  Yes  Muslim  - DUNIA jin yang ghaib tak pernah putus disukai oleh manusia. Satu pertanyaan yang menyeruak; apakah jin juga mati layaknya manusia?

Keterangan yang kita dapati dari beberapa riwayat menunjukkan bahwa jin itu seperti manusia, yaitu bisa meninggal juga. Perlu kita garis bawahi bahwa jin itu berbeda dengan iblis yang secara khusus telah diberikan ajal sampai kiamat tiba.

Ketika Allah SWT mengutuk iblis lantaran tidak taat kepada-Nya untuk bersujud kepada Nabi Adam as, iblis masih memohon untuk ditangguhkan masa hidupnya hingga akhir zaman. Permintaan terakhir itu pun dikabulkan Allah SWT.

Iblis menjawab, “Beri tangguhlah aku sampai waktu mereka dibangkitkan!”

Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.”



Sedangkan jin adalah jenis makhluk halus. Seperti halnya manusia, jin hidup berkelompok-kelompok, bersuku-sku dan berbangsa-bangsa. Mereka terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mereka saling menikah, beranak, tumbuh dewasa hingga besar dan mereka pun masing-masing mengalami kematian. Meski ukuran usianya sedikit berbeda dengan ukuran usia umumnya manusia biasa.

Dikeluarkan oleh Ibnu Jarir dari Wahb bin Munabbih bahwa ia ditanya tentang jin, Apakah jin itu makan, minum, mati dan menikah? Dijawab, “Mereka bermacam-macam. ada yang tidak makan, minum, mati dan beranak, mereka adalah jin asli. Ada lagi jenis yang bisa makan, minum, mati dan menikah.” (Wiqoyatul Insan Minal Jinni Wasy-Syaithan, Syeikh Abds Salam Bali).

Dan kesimpulan yang pasti tentang matinya jin tentunya adalah firman Allah SWT: “Semua yang ada di atas bumi akan binasa. Dan kekal wajah Rabmu Dzat pemilik keagungan dan kemuliaan karena itu. Nikmat Tuhan yang mana lagi yang kalian dustakan.” (QS. Ar-Rahman: 26 – 28).



Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Berbagi informasi bermanfaat juga termasuk amal loh .... Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News


ADA BERITA MENARIK ! 
SCROLL KE BAWAH ! 


Sumber | republished by Yes Muslim - Portal Muslim Terupdate !