Tampilkan postingan dengan label Tafsir Alquran - Hadist - Ijma. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tafsir Alquran - Hadist - Ijma. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 Mei 2017

PENISTA SUDAH DIPENJARA TETAP DIBELA, Ternyata Sifat Mereka Telah Allah Abadikan Dalam Al-Quran





  Yes  Muslim  - 
 Alhamdulillah... segala puji bagi Allah subhanahu wata'ala yang telah menistakan Si Penista Agama.

Selasa, 09-05-2017, Hakim telah menyatakan Si Penista bersalah dan dihukum penjara 2 tahun.

Namun para pendukung Penista tetap membelanya, alih-alih bertaubat.

Sebagian kita heran, terutama kepada yang mengaku Muslim tapi tetap membela Si Penista...

TERNYATA sifat-sifat mereka telah Allah abadikan di dalam Al-Qur'an:

أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ نَافَقُواْ يَقُولُونَ لِإِخۡوَٲنِهِمُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِ لَٮِٕنۡ أُخۡرِجۡتُمۡ لَنَخۡرُجَنَّ مَعَكُمۡ وَلَا نُطِيعُ فِيكُمۡ أَحَدًا أَبَدً۬ا وَإِن قُوتِلۡتُمۡ لَنَنصُرَنَّكُمۡ وَٱللَّهُ يَشۡہَدُ إِنَّہُمۡ لَكَـٰذِبُونَ 
"Apakah kamu tiada memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli Kitab: "Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan keluar bersama kamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk [menyusahkan] kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu". Dan Allah menyaksikan, bahwa sesungguhnya mereka benar-benar pendusta." [QS Al-Hasyr (59) : 11]

Begitulah TABIAT mereka, orang-orang yang mengaku Muslim tapi menjadikan Kafir sebagai Auliya.

TABIAT yang pernah Nabi hadapi saat di Madinah, dan akan terus ada orang-orang seperti itu hingga Kiamat.

Na'udzubillah min dzalik... Semoga kita terlindung dari hal seperti itu.

Al Qur'an petunjuk nyata, tidak ada keraguan sedikitpun. Petunjuk bagi orang bertaqwa

MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMANNYA.

Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Berbagi informasi bermanfaat juga termasuk amal loh .... Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News


ADA BERITA MENARIK ! 
SCROLL KE BAWAH ! 


Sumber | republished by Yes Muslim - Portal Muslim Terupdate !

Senin, 08 Mei 2017

Apakah Umat Islam diperintahkan untuk mengikuti Yesus / Nabi Isa ? Apa maksudnya ?





Apakah benar dalam ayat Al-Quran disebutkan bahwa umat Islam diperintahkan untuk mengikuti Nabi Isa? Apa maksudnya?

Sifat Fisik Nabi Isa

Beliau adalah seorang lelaki yang posturnya tidak terlalu tinggi, tidak pula terlalu pendek, kulitnya kemerahan, dadanya bidang, rambutnya lurus melebihi ujung telinganya, rambutnya terurai sampai pundak. Rambutnya meneteskan air seolah-olah baru keluar dari kamar mandi.[1]

Turunnya Nabi Isa di Akhir Zaman

Allah Ta’ala berfirman,
وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُونِ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ (61)
Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.” (QS. Az Zukhruf : 61)

Ibnu Katsir dalam Tafsirul Qur’anil ‘Azhim mengatakan, ”Tafsir dari Ibnu Ishaq telah disebutkan, yaitu yang dimaksudkan dengan ayat ini adalah diutusnya Isa ‘alaihis salam di mana beliau ‘alaihis salam akan menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang buta dan penyakit kusta serta penyakit lainnya.” Kemudian selanjutnya Ibnu Katsir mengatakan,”Yang dimaksudkan dengan ayat ini adalah mengenai turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam sebelum hari kiamat. Sebagaimana terdapat pula dalam firman Allah,

وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا
Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepada Isa (‘alaihis salam) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An Nisa’ [4] : 159).

Hal ini juga dikuatkan dengan qiro’ah (bacaan) lain dari ayat ini,

“وإنه لعَلَم للساعة”
Yang artinya ‘Sungguh Isa adalah sebagai tanda datangnya hari kiamat’ yaitu Isa sebagai tanda atau petunjuk akan terjadinya kiamat. Dan Mujahid berkata mengenai ayat ini bahwa sebagai tanda hari kiamat adalah keluarnya Isa bin Maryam sebelum hari kiamat. Demikianlah yag diriwayatkan dari Abu Huroiroh, Ibnu Abbas, Abul ‘Aliyah, Abu Malik, ‘Ikrimah, Qotadah, Adh Dhohak, dan selainnya. Juga terdapat hadits mutawatir (melalui banyak jalan periwayatan) dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya Isa ‘alaihis salam akan turun sebelum hari kiamat sebagai imam dan hakim yang adil.


Pertanyaan: Apakah Nabi Isa turun kembali untuk membela orang-orang Nashrani?

Dijawab oleh Al Baghowi dalam tafsirnya, beliau berkata,

وروينا عن النبي صلى الله عليه وسلم: “ليوشكن أن ينزل فيكم ابن مريم حكمًا عادلا يكسر الصليب، ويقتل الخنزير ويضع الجزية، وتهلك في زمانه الملل كلها إلا الإسلام”.
”Kami telah mendapatkan riwayat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,’Sungguh hampir dekat waktunya turun di tengah-tengah kalian (Isa) bin Maryam sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghilangkan jizyah (upeti, karena kafir dzimmi sudah tidak ada lagi. Semuanya muslim). Akan dihancurkan seluruh agama di zaman beliau kecuali Islam’.”(HR. Bukhari)

Perhatikan Nabi Isa akan datang bukan untuk membela agama Nashrani, tetapi akan menghancurkan salib, membunuh babi, dan menghancurkan agama tersebut.

Dan yang dimaksudkan bahwa beliau menjadi hakim yang adil adalah beliau menjadi hakim dengan menggunakan syari’at Islam, bukan dengan syari’at Nashrani atau syari’at yang baru. Karena tatkala Isa bin Maryam itu turun, syari’at Islam masih tetap berlaku dan tidak terhapus. Bahkan Nabi Isa akan menjadi salah seorang hakim umat ini. Yang menguatkan hal ini adalah hadits yang diriwayatkan Thobroni, dari Abdullah bin Mughoffal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَنْزِل عِيسَى اِبْن مَرْيَم مُصَدِّقًا بِمُحَمَّدِ عَلَى مِلَّته
Isa bin Maryam akan turun dengan membenarkan agama yang dibawa Nabi Muhammad.” Lihatlah penjelasan tentang hal ini di Fathul Bari, Ibnu Hajar.

Bahkan Nabi Isa akan menjadi makmum di belakang imam kaum muslimin karena Allah memuliakan umat ini. Al Baghowi menceritakan dalam tafsirnya bahwa ketika Isa mendatangi Baitul Maqdis sedangkan orang-orang sedang melakukan shalat Ashar, maka Imam di masjid itu mundur dan menyuruh Isa untuk maju. Namun, Nabi Isa enggan, dan dia tetap shalat di belakang Imam tadi dengan syari’at Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Abu Daud dan Ahmad).

Misi Nabi Isa Saat Turun ke Bumi

Sebagaimana telah dijelaskan dari beberapa hadits yang telah lewat, Nabi Isa ‘alaihis salam turun ke muka bumi ini dengan membawa beberapa misi, di antaranya :

1- Menjadi hakim yang adil
An Nawawi dalam Syarh Muslim (1/281) mengatakan, “Yakni beliau turun sebagai hakim dengan membawa syari’at Islam, bukan turun sebagai nabi yang membawa risalah tersendiri atau membawa ajaran yang menghapus ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan beliau adalah seorang hakim di antara hakim-hakim umat ini.“

2- Menghancurkan Salib
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (10/250) mengatakan, “Yakni membatalkan agama Nashrani dengan cara betul-betul menghancurkan salib serta membatalkan keyakinan orang Nashrani tentang keagungannya.“

3- Membunuh Babi

4- Menghilangkan Jizyah 

Jizyah adalah semacam upeti yang dibebankan kepada ahlul kitab yang hidup di negeri muslim, ketika mereka tidak mau memeluk agama Islam. Dengan itu, mereka boleh tinggal di negeri Islam serta mendapatkan jaminan keamanan dari kaum muslimin.

An Nawawi dalam Syarh Muslim (1/281) mengatakan,“Maksud menghilangkan jizyah adalah bahwa jizyah tidak diterima lagi. Yang diterima dari orang kafir hanyalah Islam (yaitu agar mereka masuk Islam, pen).  Barangsiapa ingin mendapatkan keamanan di negeri Islam dengan membayar jizyah maka hal itu tidaklah mencukupi. Hanya ada dua pilihan bagi orang kafir yaitu masuk Islam atau dibunuh. Inilah pendapat Imam Abu Sulaiman Al Khothobi dan selainnya. “

Hikmah Turunnya Nabi Isa

Pertama, untuk membantah klaim Yahudi bahwa merekalah yang membunuh Isa dan menyalibnya. Dengan turunnya Nabi Isa, justru membuktikan bahwa Nabi Isa-lah yang akan membunuh orang Yahudi sekaligus pemimpin mereka yakni Dajjal.

Kedua, untuk membantah orang-orang Nashrani yang telah menuhankan Nabi Isa, menolak agama Islam, mengagungkan salib dan menghalalkan babi. Justru Nabi Isa nanti akan mengajak mereka untuk  masuk Islam, memerangi orang agar masuk Islam, berhukum dengan syari’at Islam, tidak menerima dari Ahlu Kitab kecuali Islam, tidak lagi menerima jizyah, salib akan dihancurkan dan babi akan dibunuh. Pada akhirnya nabi Isa akan wafat sebagaimana manusia biasa, bukan sebagai Tuhan atau anak Tuhan atau salah dari yang tiga.



[1] Penjelasan ini terdapat dalam beberapa riwayat dalam Bukhari dan Muslim

Sumber

TAHUKAH KAMU ? Lamanya 1 Hari Akhirat Sama Dengan 1000 Tahun di Dunia

http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/atmosfer-bumi-ilustrasi-_110807103835-621.jpg


Satu hari di akhirat sama dengan 1000 tahun di dunia.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُؤْمِنِينَ الْجَنَّةَ قَبْلَ الأَغْنِيَاءِ بِنِصْفِ يَوْمٍ خَمْسِمِائَةِ عَامٍ
Orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya yaitu lebih dulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun.” (HR. Ibnu Majah no. 4122 dan Tirmidzi no. 2353. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Diterangkan dalam Tuhfatul Ahwadzi sebagai berikut.

Satu hari di akhirat sama dengan seribu hari di dunia. Sebagaimana yang Allah Ta’ala sebutkan,

وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj: 47). Oleh karenanya, setengah hari di akhirat sama dengan 500 tahun di dunia.



Adapun firman Allah Ta’ala,

فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
Dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun” (QS. Al Ma’arij: 4). Ayat ini menunjukkan pengkhususan dari maksud umum yang sebelumnya disebutkan atau dipahami bahwa waktu tersebut begitu lama bagi orang-orang kafir. Itulah kesulitan yang dihadapi orang-orang kafir,

فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ (8) فَذَلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ (9) عَلَى الْكَافِرِينَ غَيْرُ يَسِيرٍ (10)
Apabila ditiup sangkakala, maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah.” (QS. Al Mudatsir: 8-10).
Semoga bermanfaat.

Referensi:

Tuhfatul Ahwadzi Syarh Jami’ At Tirmidzi, Al Imam Al Hafizh Abul ‘Ula muhammad ‘Abdurrahman bin ‘Abdurrahim Al Mubarakfuri, terbitan Darus Salam, cetakan pertama, tahun 1432 H.

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Sumber

Jual Beli Babi Bolehkah ? BAGAIMANA HUKUM nya ?




Babi sudah kita ketahui adalah hewan yang diharamkan untuk dikonsumsi. Namun di tengah-tengah kaum muslimin, ada bersengaja berternak babi karena sifat hewan tersebut yang begitu produktif. Lalu  hasil dari daging tersebut dijual.

Babi itu Haram

Dalam beberapa ayat Al Qur’an sudah disebutkan mengenai keharaman babi. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Baqarah: 173).

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.” (QS. Al Maidah: 3).

إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nahl: 115).



Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Begitu juga dilarang memakan daging babi baik yang mati dengan cara disembelih atau mati dalam keadaan tidak wajar. Lemak babi pun haram dimakan sebagaimana dagingnya karena penyebutan daging dalam ayat cuma menunjukkan keumuman (aghlabiyyah) atau dalam daging juga sudah termasuk pula lemaknya, atau hukumnya diambil dengan jalan qiyas (analogi).”

Yang jelas haramnya babi adalah berdasarkan ijma’ atau kata sepakat ulama sebagaimana dikatakan oleh Ibnul ‘Arabi rahimahullah. Penyusun Ahkamul Qur’an ini berkata, “Umat telah sepakat haramnya daging babi dan seluruh bagian tubuhnya. Dalam ayat disebutkan dengan kata ‘daging’ karena babi adalah hewan yang disembelih dengan maksud mengambil dagingnya. … Dan lemak babi termasuk dalam larangan daging babi.” (Ahkamul Qur’an, 1: 94).

Jual Beli Daging Babi

Dalil sudah sangat tegas dalam hadits Jabir yang menunjukkan haramnya jual beli babi dan dagingnya.

إِنَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ حَرَّمَ بَيْعَ الْخَمْرِ وَالْمَيْتَةِ وَالْخِنْزِيرِ وَالأَصْنَامِ
Sesungguhnya, Allah dan Rasul-Nya mengharamkan jual beli khamar, bangkai, babi, dan patung.” (HR. Bukhari no. 2236 dan Muslim no. 4132).

Sebagian ulama berkata bahwa haramnya tiga hal yang pertama yang disebutkan dalam hadits adalah karena najisnya. Namun argumen seperti ini tidaklah tepat. Karena kalau dianggap haram karena najisnya, padahal sekelompok ulama masih membolehkan menjual kotoran (pupuk) yang najis. Dalam masalah ini, ada yang katakan bolehnya adalah bagi pembeli, bukan bagi penjual. Namun kurang tepat menyatakan bahwa setiap yang najis haram untuk diperjualbelikan. Untuk pembahasan hadits ini, haramnya jual beli disebabkan karena hal itu dihukumi haram dalam hadits. Itu saja sebagai alasan yang lebih tepat sebagaimana keterangan Ash Shon’ani dalam Subulus Salam, 5: 10.

Hanya Allah yang memberi taufik.

Referensi:

Ahkamul Qur’an, Abu Bakr Muhammad bin ‘Abdullah (terkenal dengan: Ibnul ‘Arabi), terbitan Darul Hadits, cetakan tahun 1432 H.
Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, terbitan Dar Ibnil Jauzi, cetakan pertama, tahun 1431 H.
Subulus Salam, Muhammad bin Ismail Al Amir Ash Shon’ani, terbitan Dari Ibnul Jauzi, cetakan kedua, tahun 1432 H.

Akhukum fillah: Muhammad Abduh Tuasikal

Sumber

Ilmuwan Berhasil Mengungkap Misteri Hujan Gerimis, Hujan Batu, Salju Dalam Al-Quran


 https://cemutmaniz.files.wordpress.com/2010/03/dingin.jpg

AL-QURAN merupakan pedoman hidup manusia, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam Al-Quran pun banyak ayat-ayat yang mengungkapkan sebuah penemuan baru maupun penyempurnaan atau koreksi terhadap teori-teori yang sudah ada.

Selama ini, kita belajar bahwa air hujan berasal dari air laut yang menguap, berkumpul menjadi awan hujan, lalu airnya turun kebumi. Hal ini dijelaskan dalam Surat An-Nuur.

“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengerakan awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya. Dan Allah menurunkan dari langit, gunung-gunung berisi butiran-butiran es yang dijatuhkan kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya, dan dipalingkan dari siapa pun yang dikehendaki-Nya,” (Q.S. An-Nuur: 43).




Turun hujan, fenomena yang dijelaskan di atas sudah dikenal seluruh umat manusia dan bukan sesuatu yang luar biasa. Akan tetapi, satu hal yang belum diketahui kebanyakan manusia adalah kelanjutan ayat tersebut, yang bercerita tentang komet-komet salju. Tetapi anehnya, bukan berasal dari awan, melainkan dari langit atau ruang angkasa.

Ayat-ayat senada dapat dijumpai pula pada surah al-Baqarah: 22 yang mengatakan bahwa Allah menurunkan air dari langit dan bukan dari awan. Juga pada surah Ibrahim: 32 serta an-Nahl: 10 dan 65. Marilah kita simak lanjutan dari Surat An-nuur (24) ayat 43 di atas, dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari gumpalan- gumpalan awan laksana gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.”

Nah, kalimat tadi semakin ganjil. Selain menurunkan hujan dari awan, Allah juga menurunkan es sebesar gunung dari langit. Misteri ini tersimpan ratusan tahun. Para ahli tafsir-pun bingung menafsirkannya. Ayat ini dengan jelas menerangkan bahwa Allah menurunkan gunung-gunung berisi bola-bola es atau komet-komet salju dari langit ke bumi.

Sampai tahun 1986 fenomena tersebut belum diketahui manusia. Barulah pada tahun 1988 kebenaran ayat itu mendapat konfirmasi dari ilmu pengetahuan, atau dalam bahasa yang lebih tepat, ilmu pengetahuan baru menemukan kebenaran ilmiah yang sudah lama diungkapkan oleh Al Quran.

Dr. Louis Frank, seorang ahli fisika dari Universitas Iowa USA, mempelajari data yang dikumpulkan oleh satelit Dynamic Explorer 1 sejak tahun 1981 hingga 1986. Satelit tersebut merekam gambar-gambar ultraviolet, terutama untuk mempelajari lapisan udara yang mengitari bumi. Dari gambar-gambar ini Dr. Louis Frank menemukan lubang-lubang yang menembus atmosfer. Hingga saat itu belum ada yang bisa menerangkan, lubang-lubang apa itu sebenarnya. Ia memilah-milah sejumlah penjelasan dari berbagai pakar setelah menganalisisnya, ia menyimpulkan bahwa lubang-lubang itu hanya mungkin terbuat oleh bola-bola es atau komet-komet salju yang datang dari ruang angkasa (langit).

Ia memperkirakan, tiap komet beratnya sekitar 100 ton, terbungkus oleh lapisan hidrokarbon berwarna hitam. Komet-komet itu berjatuhan ke bumi kurang-lebih 100 juta banyaknya tiap tahun, atau 19 butir tiap menit. Ukurannya kira-kira 30 kaki (20 meter). Menurut Dr. Clayen Yeates, ahli fisika pada Laboratorium Tenaga Dorong Jet di Pasadena, komet-komet tersebut berkecepatan 10 km per detik sejajar dengan kecepatan bumi, dan berada 1000 km di atas bumi. Bola-bola batu atau komet-komet salju itu lalu berpencaran menjadi butiran-butiran kecil dan menguap di atmosfer. Akhirnya uap ini akan berjatuhan sebagai hujan dan menyatu dengan sistem perputaran air di bumi.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLSHu-4impg-ta9WEQNdAV4GOcShbSjEceq6FibonDANzxlC_eh5vDw2K-4FvnfAovga4QDRTkuqgCLmgotW39ky04OVIZszsaE4tMAyluEx-YNMUR-NAwXjckBTlyYms8ZOEriV6flDzW/s1600/salju.jpg

Dalam perhitungan Dr. Louis Frank, tiap 10.000 tahun komet-komet itu dapat mengisi satu Inci atau 2,5 cm dari seluruh persediaan air yang terdapat di bumi. Maka bumi ini terbentuk 4,9 miliar tahun yang lalu, dan kejadian tersebut sudah berlangsung sejak awal terbentuknya bumi, proses turunnya komet-komet itu memang dapat memenuhi kebutuhan air untuk mengisi semua lautan dan bongkahan-bongkahan salju dl kutub.

Dengan menggunakan teleskop yang dapat menangkap seisi ruang angkasa di Observatorium Kitt Peak, Arizona, Dr. Yeates meneropong ke langit dan melihat bola-bola es itu berada pada jarak 150.000 km di atas bumi. Ia berhasil memotret bola-bola es atau komet-komet salju itu kian mendekati  bumi. Seraya mendecak takjub la berkata kepada Prof. Ibrahini B. Sayed, “Sungguh mengherankan. Hasil-hasil penyelidikan ini sesuai betul dengan ramalan-ramalan Al-qur’an.”

Kata Ir. H. Bambang Pranggono, MBA, IAI dalam bukunya Mukjizat Sains Al Quran, 2008: “Setelah ditemukan bukti-bukti di atas, apa lagi yang masih menghalangi kita untuk mematuhi semua perintah Allah yang tertuang dalam Al Quran?

Bahkan Ibrahim B. Sayed, seorang ahli fisika dan profesor obat-obatan nuklir dari Universitas Louisville, Amerika, mengatakan, “Telah terbukti dalam sejarah, Islam tidak pernah berselisih dengan sains, dan Al-Qur’an tidak berkontradiksi atau berlawanan dengan penemuan-penemuan sains modern. Sejalan dengan itu para Pakar Barat memuji ilmuwan-ilmuwan Muslim yang telah menguasai Ilmu pengetahuan jauh lebih dulu dari mereka. Bahkan 1400 tahun sesudahnya, sains modern mulai menerangi kebenaran wahyu-wahyu Al-Qur’an dan menguatkan keabsahannya.”

Sumber

Siapa Orang yang Akan Mengalami Kebingungan ketika Hari Kebangkitan ?




ALAM kubur merupakan alam kebangkitan setelah kita mengalami kematian. Dan, orang yang telah mempersiapkan amal baik sewaktu hidup di dunia, sungguh ia tidak akan pernah kebingungan dengan peristiwa kebangkitan itu. Lalu, bagaimana dengan diri kita? apabila pada masa hidup kita membangun tahajud dan berbuat baik, maka Allah akan memberikan penerangan di alam kubur.

Jika amalan telah kita persiapkan dengan baik ketika di dunia, ketika bangkit nanti kita tidak seperti orang linglung yang sedang mengalami kebingungan atas keadaan itu. Bahkan, Allah menggambarkan bagi orang-orang yang amalnya sedikit ketika di dunia:

Mereka berkata, ‘Aduhai, celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat- tidur kami (kubur)?’ inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah rasul-rasul-Nya.” (QS. Yaasiin [36] : 52)



Orang-orang yang mengalami kebingungan pada hari kebangkitan adalah mereka yang sewaktu masih hidup tidak percaya bahwa alam kubur atau hari kebangkitan itu ada. Mereka mengira bahwa setelah kehidupan di dunia itu tak ada kehidupan lagi. Mereka mengira bahwa setelah kehidupan di dunia tidak ada pertanggungjawaban.

Semoga kita tidak termasuk ke dalam orang-orang yang kebingungan ketika hari kebangkitan nanti. Semoga Allah perkenankan kita menatap wajah-Nya dan Rasul-Nya.


Sumber

Mengubur Mayat dalam Tanah, Apakah Penghinaan Atau Penghormatan bagi Manusia ?





SETIAP manusia yang hidup pasti akan merasakan mati. Entah itu cepat atau pun lambat, kita pasti akan berubah menjadi mayat. Tentunya kita akan merasakan dikubur di dalam tanah. Nah, apakah mengubur mayat dalam tanah itu merupakan penghinaan bagi manusia?

Tentu saja tidak. Justru mayat dikubur di dalam tanah adalah kehormatan bagi manusia. Manusia diciptakan oleh Allah berasal dari tanah. Tanah adalah ibunya. Mayat, bila dikubur di tanah tidak lagi mengeluarkan bau busuk. Berbeda jika disimpan di tempat yang lain.

Tidak ada seorang pun yang akan betah, jika berlama-lama tinggal bersama mayat, walau pun itu keluarga, anak atau pun suaminya. Tidak ada yang karena alasan sayang, lalu menempatkan mayat di sebelah tempat tidurnya. Orang yang paling sayang, malah menutup dalam tanah, dikembalikan ke tanah untuk dirangkul dan diisap tubuhnya oleh ibunya, yaitu bumi (tanah).

Unsur-unsur dari tubuh mayat dimanfaatkan oleh tanah untuk kepentingan lain. Nanti, pada saatnya, ia akan dibangkitkan kembali dari tempat (tanah) itu. Jadi, wajar kalau manusia berasal dari tanah dikembalikan ke tanah.

Allah SWT berfirman, “Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan dari padanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain,” (QS. Thaha: 55).



Tanda orang hidup ialah bergerak. Kalau mati, tentu saja ia tidak bisa bergerak, kecuali digerakkan. Jika orang mati didiamkan terus, akan menjadi bangkai, bau busuk, berubah bentuk dan menakutkan. Allah SWT menginginkan agar keburukan mayat ditutupi, supaya tetap terhormat. Ini salah satu arti dari menghormati mayat.

Contoh dalam al-Quran tentang penguburan di tanah dari kisah Qabil membunuh saudaranya Habil.
Allah SWT berfirman, “Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi. Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata, ‘Aduhai celakalah aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak itu, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?’” (QS. Al-Maidah: 30-31).

Sumber

Fitnah Besar Di Akhir Zaman, Kesaksian yang Benar Disembunyikan




DUNIA ini semakin tua, dan mungkin waktunya sudah tak lagi lama untuk bertahan. Orang-orang di dalamnya sudah memainkan peran, sebagaimana apa yang diungkapkan oleh Rasulullah SAW di masa lalu. Di mana tanda demi tanda kedatangan akhir zaman ini semakin nampak jelas terlihat. Salah satunya ialah adanya kesaksian yang benar disembunyikan.

Allah memerintahkan setiap muslim untuk menolong saudaranya, baik ketika saudaranya ini dalam keadaan menzalimi maupun terzalimi. Ia harus menghentikan pelaku zalim dari kezalimannya dan berusaha semampunya untuk mengembalikan hak saudaranya yang terzalimi.



Allah juga mengharamkan perbuatan menyembunyikan kebenaran, sebagaimana firman-Nya, “Dan janganlah kalian (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan baragsiapa menyembunyikannya, maka sesunguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya,” (QS. Al-Baqarah: 283).

Pada akhir zaman, orang akan saling merampas hak satu sama lain. Sedangkan mereka yang mengetahui kebenaran hanya diam dan tidak mau menyampaikannya. Mereka tak mau berbicara kebenaran, padahal mampu mengungkapkannya. Mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi masing-masing daripada harus mengungkapkan kebenaran.

Fenomena ini termasuk salah satu tanda hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya menjelang kedatangan hari kiamat nanti, akan muncul tanda-tanda: pengucapan salam kepada orang tertentu, maraknya perniagaan, bahkan seorang istri sampai membantu suaminya dalam berniaga, terputusnya tali silaturahmi, kesaksian palsu merajalela, kesaksian yang benar disembunyikan, dan menyebarkan buah pena (tulisan).”

Sumbergh

Mari mengenal Lebah, sang Hewan Yang Mendapat Wahyu Dari Allah SWT



Kita telah mengetahui bahwa lebah dalah hewan yang bermanfaat karena bisa menghasilkan madu. Di mana madu ini memiliki manfaat yang sangat besar bagi manusia 

Kita telah mengetahui bahwa lebah dalah hewan yang bermanfaat karena bisa menghasilkan madu. Di mana madu ini memiliki manfaat yang sangat besar bagi manusia. Selain itu lebah juga membantu keseimbangan alam dengan membantu penyerbukan. Ternyata lebah adalah hewan yang mendapatkan wahyu dari Allah, yaitu berupa ilham.

Allah Ta’ala berfirman,

وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُون

“Dan Rabb-mu telah mewahyukan kepada lebah, “Buatlah rumah-rumah di bukit-bukit dan pada pohon-pohon dan pada tempat-tempat  yang mereka (manusia) buat.” (QS. An-Nahl : 68).

Dalam kitab tafsir Jalalain dijelaskan,

وَأَوْحَى رَبّك إلَى النَّحْل وَحْي إلْهَام
“Rabbmu mewahyukan kepada lebah berupa wahyu ilham”

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata,

في خلق هذه النحلة الصغيرة، التي هداها الله هذه الهداية العجيبة، ويسر لها المراعي، ثم الرجوع إلى بيوتها التي أصلحتها بتعليم الله لها

“Pada penciptaan lebah yang kecil ini, Allah memberikan ilham berupa bimbingan yang ajaib. Allah memberi kemudahan bagi lebah untuk menuju padang rumput dan taman kemudian kembali ke rumah mereka yang telah mereka rancang demikian bagusnya dengan petunjuk Allah.”

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0jMk7CrmdfRg5sMhJCxewhdVNHetVoShFMnrVs767NWl5_bs4SURO5-rL7zn9YvCFIib6n1EK7ZknqwtcroEt4Go1Uuxa19spjhFJ4sgdW3D_dL2yfeQnlSKsV6NSyMFjyOIzNk0PCEc7/s1600/lebah.jpg

Perlu diketahui bahwa wahyu ada tiga macam sebagaimana yang terangkum dalam ayat berikut.

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلاَّ وَحْيًا اَوْ مِنْ وَّرَآءِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلُ رَسُولاً فَيُوحِي بِإِذْنِهِ مَا يَشَآءُ اِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ

“Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan [1] perantaraan wahyu atau [2]dibelakang tabir atau [3] dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (QS. As-Syura: 51).

Jadi macam-macam wahyu adalah:
  1. Dengan tanpa wasilah atau perantara, misalnya di hati atau lewat mimpi
  2. Wahyu dari balik hijab. Misalnya pada ayat ini:
    فَلَمَّا قَضَىا مُوسَى الاَجَلَ وَسَارَ بِأَهْلِهِ ءَانَسَ مِن جَانِبِ الطُّورِ نَارًا قَالَ لأَهْلِهِ امْكُثُوا إِنِّيَ ءَانَسْتُ نَارًا لَّعَلِّيَ ءَاتِيكُم مِّنْهَا بِخَبَرٍ اَوْ جَذْوَةٍ مِّنَ النَّارِ لَعَلَّكُمْ تَصْطَلُونَ(29) فَلَمَّآ أَتَاهَا نُودِي مِن شَاطِئِ الْوَادِي الاَيْمَنِ فِي الْبُقْعَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ الشَّجَرَةِ أَنْ يَّامُوسَىآ إِنِّيَ أَنَا اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
    “Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung ia berkata kepada keluarganya: “Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan”. Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: “Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam .” (QS. Al-Qashah: 29-30)
  3. Lewat perantara malaikat Jibril. Misalnya pada ayat ini, 
  4. قُلْ مَن كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَىا قَلْبِكَ بِإِذنِ اللَّهِ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَىا لِلمُومِنينَ

    “Katakanlah: “Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Qur’an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah. membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Baqarah: 97)
Demikianlah lebah yang mendapat wahyu dan mengikuti wahyu maka ia sangat bermanfaat bagi orang-orang, yaitu menghasilkan madu yang sangat bermanfaat. Allah Ta’ala berfirman,

ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلاً يَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاء لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl: 69)

Jika kita mengikuti wahyu yang disampaikan oleh Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam insyaallah kita akan selamat dan bermanfaat bagi orang lain.

Demikian semoga bermanfaat

 


Sumber

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Kamis, 04 Mei 2017

MUSLIM WAJIB TAHU ! Inilah 4 CARA ALLAH SWT MEMBERIKAN REZEKI




Melihat dari kaca kehidupan kita, tidak sedikit orang-orang yang mengeluhkan keadaan Ekonominya, bahkan tidak sedikit juga Ekonomi membuat rumah tangga berantakan.

Perceraian, pembunuhan, Perampokan dan banyak lagi kejadian buruk akibat dari tidak tercukupinya kebutuhan hidup..

sebagian dari kita memang terkadang seringkali mengaitkan kesuksesan dengan uang/ kekayaan. Nah, dibawah ini ane jabarkan bagaimana Allah SWT mengatur kehidupan manusia yang berkaitan dengan Rezeki.... Nyok Disimak...!!






4 CARA ALLAH SWT MEMBERIKAN REZEKI:

1. Rezeki tingkat pertama



Bahkan seekor cicak bisa tetap bisa makan, walaupun mangsanya mempunyai sayap.

Rezeki tingkat pertama yaitu rezeki yang dijamin oleh Allah. Allah berfirman:

“Tidak suatu binatangpun (termasuk manusia) yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rezekinya.” (QS. 11: 6)

Dari ayat tersebut kita dapat memahami kalau Allah akan memberikan kesehatan, makan, dan minum bagi seluruh makhluk hidup yang ada di bumi itu. Manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan akan mendapatkan rezekinya. Itu adalah rezeki dasar yang paling rendah


2. Rezeki tingkat kedua

Berusaha Jangan Setengah-setengah sob

Allah menjamin akan memberikan rezeki bagi siapapun yang berusaha lebih dalam kehidupannya. Sebagaimana yang difirmankan dalam Alquran:

“Tidaklah manusia mendapat apa-apa kecuali apa yang telah dikerjakannya” (QS. 53: 39)

Allah akan memberikan rezeki kepada sebagaimana yang diusahakan oleh hambanya. Bagi siapa yang bekerja tiga jam, akan diberi rezeki sesuai waktu bekerjanya. Jika ia bekerja lebih lama, lebih rajin, dan lebih sungguh-sungguh ia akan mendapatkan hasil yang lebih banyak. Allah menjamin itu tidak peduli ia muslim atau kafir, siapa yang bekerja keras akan mendapatkan hasilnya.


3. Rezeki tingkat ketiga





Besyukur dengan apa yang kita miliki sob

“… Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu..” (QS. 14: 7)

Allah akan memeberikan rezeki dan nikmat yang lebih banyak bagi hamba-Nya yang pandai bersyukur. Inilah rezeki yang disayang oleh Allah swt. Allah menjanjikan siapa yang pandai bersyukur hidupnya akan bahagia, tentram, dan sejahtera.


4. Rezeki tingkat keempat

Banyak kisah nyata orang miskin mendapat rezeki dadakan


Inilah rezeki yang diberikan kepada orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. Allah berfirman:

“…. Barangsiapa yg bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yg tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yg bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS.Ath-Thalaq/65:2-3)

Tingkat rezeki keempat ini adalah rezeki yang paling sulit didapat, karena itulah tidak setiap orang mendapatkannya. Orang-orang yang istimewa ini adalah orang yang dicintai oleh Allah swt, dan diberikan kepercayaan oleh Allah swt untuk mengatur kekayaan Allah di dunia ini.


Sebenarnya Allah SWT gak pernah memberikan Cobaan yang kita gak mampu sob....!!

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Al-Baqoroh: 286)

Allah SWT Berfirman: “Mintalah kepada-Ku, Niscaya Akan Aku kabulkan.” (QS. Al-Mu’min: 60).
Jika kita kaji ayat diatas, begitu mudahnya kita sebagai manusia untuk mendapatkan sesuatu dengan hanya meminta kepadaNya,,
Bukankah Ayat diatas Allah SWT sendiri yang berfirman,,,!! Akankah DIA mengingkari janjiNYa,?? Untuk Orang Beriman atau percaya Sudah Pasti akan mengatakan "Tidak"....

Yang Jadi masalah utama adalah "Kita Enggan dan Malas Mengangkat Tangan Kita dan meminta kepadaNya"

Bayangkan Saja mereka yang tidak bertuhan Allah SWT, hanya dengan YAKIN bisa mewujudkan keinginannya, Bagaimana dengan kita yang memiliki Allah SWT sang penguasa Jagat Kehidupan ini..??
Sudah pasti bisa lebih dari mereka, hanya saja Berkah Kesehatan, Berkah Kesempatan, Dan Berkah Keinginan yang kita miliki tidak pernah kita Manfaatkan...


MEMPERBAIKI SIKAP KITA KEPADA ALLAH SWT:

Dalam Kehidupan Sehari-hari kita tidak menyadari bahwa dengan sengaja atau tidak kita telah melupakan dan atau menduakan Allah SWT dalam menyikapi permasalahan hidup

1. Penampilan dan sikap kita Saat Beribadah
Pernahkah Agan Melihat orang shalat dengan pakaian yang tidak sepantasnya atau kotor,,?? (kecuali memang hanya pakaian itu yang ia punya)
Ilustrasi: Seorang anak muda mendapat telfon dari tempat ia melamar pekerjaan, bahwa lamarannya diterima dan harus datang sekarang juga, dapat dibayangkan betapa tergesa2nya dia untuk memenuhi panggilan itu, menggunakan pakaian paling bagus, minyak wangi yang banyak, dan kesiapan super mantap,,,
Bandingkan: Seorang yang sedang bekerja mendengar suara Adzan (Panggilan Allah SWT) akankah orang itu akan tergesa2 menghentikan pekerjaannya dan mengenakan pakaian rapi dan terbaik untuk pergi ke masjid, sayangnya tidak banyak yang seperti itu, terbukti masjid2 hanya diisi oleh beberapa orang saja untuk mengerjakan Shalat 5 Waktu dimasjid...

Budaya ini yang tanpa kita sadari sudah mendzalimi Allah SWT,,,
Betapa hebat dan pentingnya bos tempat kita kita bekerja, hingga kita lupa siapa yang memberi Rezeki, siapa yang memberikan kita kesehatan dan kesempatan...!!Padahal Tanpa Izin Allah Bos itu tidak mungkin menjadi seorang Bos.... Subhanallah,,,!!

2. Sikap kita dikala Butuh Pertolongan
Singkat saja: Banyak diantara kita yang berhutang, namun akankah kita sadar disaat kita butuh pertolongan untuk pinjamana uang, siapa dulu yang kita ingat, ,? sudah pasti Teman Kita, saudara kita, tetangga kita,,, bagaimana dengan pertolongan Allah SWT yang sudah DIA janjikan,,?? kita lupa, kita sedikitpun tidak memohon, padahal Allah itu Dzat maha mendengar keluhan hambanya, harusnya kita berwudhu dulu, dirikan shalat, berdoa memohon solusi atau meminta izin jika memang kita berniat meminjam kepada sesama hambanya,, Allah SWT seringkali kita lupakan kita nomor dua kan,,,,


(sumber) | republished by (YM) Yes Muslim !

HUKUM PATUNG DAN GAMBAR DALAM ISLAM

Suatu hal yang tidak diragukan lagi adalah; bahwa semua persoalan-persoalan semua masalah gambar dan menggambar yang dimaksud adalah gambar-gambar yang dipahat atau dilukis.

Adapun masalah gambar yang diambil dengan menggunakan sinar matahari atau yang kini dikenal dengan nama fotografi, maka ini adalah malah baru yang belum pernah terjadi pada masa atau zaman Rasulullah SAW dan ulama-ulama salaf, oleh karena itu, apakah hal ini dapat dipersamakan dengan hadist-hadist yang membicarakan masalah melukis dan pelukisnya, seperti dalam hal ini ada sebuah hadist yang menerangkan bahwa Jibril a.s. pernah minta ijin kepada Rasulullah SAW. Untuk masuk rumahnya kemudian Nabi SAW. Berkata kepada Jibril a.s.:


“Masuklah! Tetapi,Jibril menjawab: Bagaimana saya masuk sedang di dalam rumahmu itu ada gorden yang penuh gambar! Tetapi, kalau engkau tetap akan memakainya, maka putuskanlah kepalanya atau potonglah untuk di buat bantal atau buatlah tikar.” (Riwayat Nasa’I dan Ibnu Hibban)


https://syekhboo.files.wordpress.com/2009/01/img_7975.jpg




Jibril pernah tidak mau masuk rumah Nabi SAW. Karena di depan pintu rumahnya ada patung, hari berikutnya Jibril tetap tidak mau masuk sehingga ia mengatakan kepada Nabi SAW.: “Perintahkan untuk memotong kepala patung itu, sehingga menjadi seperti kepala pohon” (Riwayat Abu Daud, Nasai, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban). 


“Sesungguhnya orang yang paling berat siksanya nanti pada hari kiamat ialah orang-orang yang menggambar” (Riwayat Muslim)


“Singkirkanlah gorden itu dariku karena gambar-gambarnya selalu tampak dalam shalatku” (Riwayat Bukhari)


Terhadap orang yang membuat patung atau gambar Rasulullah pernah bersabda: 


“Siapakah orang yang lebih berbuat zalim selain orang yang bekerja membuat seperti ciptaan-Ku? Oleh Karena itu cobalah mereka membuat biji atau zarrah (Hadist qudsi. Riwayat Bukhari dan Muslim)



Orang –orang yang berpendirian bahwa haramnya gambar adalah terbatas pada yang berjasad (patung), maka foto bagi mereka bukan apa-apa, lebih-lebih kalau tidak sebadan penuh. Tetapi, orang yang berependapat lain, apakah foto semacam ini dapat dikiasakan dengan gambar yang dilukis dengan menggunakan kuas? Atau apakah barangkali illat (alasan) yang telah di tegaskan dalam hadist masalah pelukis, diharamkannya melukisa lantaran menandingi ciptaan Allah – tidak dapat diterapkan pada fotografi ini? sedangkan menurut ahli-ahli usul fiqih kalau illatnya itu tidak ada, yang dihukum pun (ma’lulnya) tidak ada.


Jelasnya persoalan ini adalah seperti yan pernah difatwakan oleh syekh Muhammad Bukhait, mufti Mesir, bahwa fotografi itu merupakan penahanan bayangan dengan suatu alat yang telah dikenal dengan tehnik “Tustel” atau “Camera”. Cara ini sedikitpun tidak ada larangannya. Larangan menggambar adalah mengadakan gambar yang semula tidak ada dan belum dibuat sebelumnya yang bisa menandingi (makhluk) ciptaan Allah, sedang pengertian semacam ini tidak terdapat pada gambar yang diambil dengan alat tustel.


Dan ada beberapa kesimpulan hukum mengenai gambar dan yang menggambar sebagai berikut :

  1. Jenis gambar yang sangat di haramkan adalah gambar yang disembah selain Allah, seperti Isa al-Masih dalam agama Kristen. Gambar seperti ini dapat membuat pelukisnya kufur kalau dia lakukan itu dengan penuh pengetahuan dan kesengajaan. Begitu juga dengan pembuat patung, dosanya akan sangat besar apabila dimaksudkan untuk diagung-agungkan dengan cara apapun. Termasuk juga terlibat dalam dosa, orang-orang yang bersekutu dalam hal tersebut.
  2. Termasuk juga berdosa orang yang melukis sesuatu yang tidak disembah, tatapi bertujua untuk meandingi ciptaan Allah. Yakni dia beranggapan dapat membuat model baru dan membuat seperti pembuatan Allah. Hal ini dapat membuat kufur, hal ini, tergantung pada niat pelukisnya sendiri.
  3. Di bawah lagi termasuk patung-patung yang tidak disembah, tapi untuk diagung-agungkan, seperti patung raja-raja, kepala Negara, atau para pemimpin yang dianggap keabadian mereka itu dengan didirikan monument-monumen yang dibangun dilapangan-lapangan dan sebagainya. Dosanya sama saja, baik patung itu setengah badan atau sebadan penuh.
  4. Di bawahnya lagi patung binatang-binatang dengan tidak ada maksud untuk disucikan atau diagung-agungkan, dikecualikan patung mainan anak-anak dan yang terbuat dari bahan makanan seperti manisan dan sebagainya.
  5. Selanjutnya, ialah di papan yang oleh pelukisnya atau pemiliknya sengaja diagung-angungkan seperti gambar para penguasa, dan pemimpin, lebih-lebih kalau gambar itu dipancangkan atau digantung. Lebih kuat lagi haramnya apabila yang digambar itu orang zalim, ahli fasik dan golongan anti Tuhan. Mengagungkan mereka ini berarti meruntuhkan Islam.
  6. Di bawah itu ialah gambar binatang yang tidak bermaksud untuk diagung-agungkan , tetapi dianggap sebagai suatu pemborosan, misalnya, gambar di dinding dan sebagainya. Ini hanya termasuk yang dimakruhkan.
  7. Adapun gambar pemandangan, misalnya, pepohonan, kurma, lautan, perahu, gunung, dan sebagainya, tidak ada dosa sama sekali baik si pelukis atau yang menyimpannya, selama gambar tersebut tidak menjauhkan pemilik nya dari ibadah dan pemborosan. Kalau sampai demikian, maka hukumnya makruh.
  8. Adapun fotografi pada prinsipnya mubah, selama tidak mengandung objec yang diharamkan, seperti disucikan oleh permiliknya secara keagamaan atau disanjung-sanjung secara keduniaan. Lebih-lebuh kalau yang disanjung itu orang-orang fasik, misalnya golongan penyembah berhala, komunis, dan seniman-seniman yang telah menyimpang.
  9. Terakhir, apabila patung dan gambar yang diharamkan itu bentuknya telah diubah dan direndahkan (dalam bentuk gambar), maka dapat pindah dari lingkungan haram menjadi halal. Seperti gambar-gambar di lantai yang bias diinjak-injak oleh kaki dan sandal.


Semoga bermanfaat. Dan sekiranya ada sanggahan atau tambahan lain yang dapat memberi tambahan kebaikan pada tulisan ini, mohon dengan sangat agar memberitahukan kepada kami. Terima kasih.


Diringkas dari kitab Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, kitab Halal Dan Haram dalam Islam. Bab: (IV) Dalam Rumah. Perihal Gambar dan Patung. Hal. 129-158.

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Sadarilah, Setiap Makhluk Yang Bernyawa Pasti Akan Menghadapi Kematian






Makhluk yang bernyawa pasti akan mengalami mati. Dan tibanya kematian seseorang tidak disangka-sangka. Memang kematian merupakan ketetapan Allah yang tidak bisa ditawar lagi. Sekalipun manusia tidak mengetahui kedatangan mati, namun yang jelas semua makhluk bernyawa pasti mengalami mati. Allah berfiman yg artinya:

"Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati" (QS. Ali 'Imran : 185).

Semua makhluk Allah tak terkecuali akan musnah, sekalipun makhluk ghaib pada saatnya nanti. Hanya Allah yang maha kekal. Jika ajal menjemput kita, dimanapun kita berada, ia pasti datang. Kematian seseorang tidak bisa ditunda dan dimajukan sedikitpun dan memang semua itu sudah diatur sedemikian rupa oleh Allah SWT.

Kita tidak bisa lari dari kematian karena ini adalah kekuasaan Allah SWT yang menghidupkan dan mematikan seluruh makhluk-Nya.

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu…” (QS. Al-Jumua'ah : 8).

Walaupun kita bersembunyi digedung yang tinggi lagi kokoh, bila ajal tiba, maka itu tak ada artinya, dan maut pasti menemui kita. Allah berfirman yang artinya:

"Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di benteng yang tinggi lagi kokoh" (QS. An Nisaa' : 78).

Ayat di atas menjelaskan bahwa di mana saja kita berada, sekalipun kita bersembunyi dalam benteng yang kokoh, kita bersembunyi di dalam peti emas, bersembunyi di tempat yang manusia tidak bisa mengetahuinya pasti kematian akan menemuinya. Maka ketika seseorang diambil nyawanya oleh Allah, maka putuslah semua amalannya kecuali tiga perkara yakni Ilmu yang bermanfaat, Do'a anak yang Shaleh dan amal jariah [HR. Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i]. 
Oleh karena itu marilah kita fikir, kita risau bahwa kematian tidak mengenal, apakah bayi, orang tua, kaum muda, presiden, raja, Ulama dan lain-lainnya pasti akan kembali kepada Allah SWT.

Mati berarti terpisahnya antara jasad dan ruh dalam jangka waktu tertentu, karena pada saat manusia dibangkitkan dalam kuburnya maka ruh dan jasad akan menyatu kembali. Ketahuilah setelah ruh berpisah dengan jasadnya, tidak berarti persoalan yang di hadapi selesai sampai di situ, akan tetapi, jasad dalam kubur ditanya oleh makaikat Munkar dan Nangkir. Di alam kubur inilah manusia tidak lepas dari persoalan-persoalan ghoib lainya

Manusia di alam kubur sifatnya sementara, karena alam kubur adalah sebagai penantian untuk menuju akhirat. Jadi setelah di alam kubur pada saat yang telah ditentukan Allah, manusia akan dibangkitkan. Allah berfirman:

"Setelah itu kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati" (QS. Al Baqarah : 56).
"Dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur" (QS. Al Hajj : 7).

Setelah kita memahami firman Allah, maupun hadits Nabi Saw, maka kita haruslah menyadari betul, bahwa setiap makhluk yang bernyawa pasti mengalami mati. Dengan menyadari kejadian yang pasti menimpa seseorang, maka kita harus berusaha yang optimal untuk berlomba dalam amal kebajikan. Dan semua itu merupakan bekal untuk menghadapi kematian. Kebahagiaan yang akan dirasakan seseorang tergantung amal usaha yang baik tatkala hidup di dunia. Namun sebaliknya kehinaan serta kesengsaraan di alam kubur dan alam akhirat tergantung kejekan amal usahanya tatkala hidup di dunia. Jadi hidup di dunia inilah sebagai penentu beruntung atau celakanya seseorang di akhirat kelak. Karena dunia adalah tempat menanam untuk bekal di akhirat.

Semoga Bermanfaat. Salam Santun Silaturrohim. =)
Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Rabu, 03 Mei 2017

Kaum Sodom Akhirnya Bangkit Lagi Lewat LGBT Saat Ini


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKPdr9o-DYT43ZNA3Qbxgh1yIsVQgNEEPL6_zqJNsleq_sfahp4H8HS_-870vH0OpKGtzmQLYuym5rJWle23E15fgB0ehWjwlLFrkH9y7wOJAjS4Xh2aE1i3bPWcoXJXdcIfNYXw4-8EQ/s400/Kaum+SODOM+Gay+Lesbian.jpg

Dahulu hubungan seksual itu dengan lawan jenis. Itulah hubungan yang normal dan wajar. Bukan SSA (Same Sex Attraction) seperti yang dilakukan kaum homo dan lesbian saat ini. Bahkan saat ini perilaku LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender) terus didukung. Bahkan di Amerika hubungan mereka dilegalkan, nikahnya pun teranggap. Padahal sebenarnya perilaku LGBT sejatinya cuma kebangkitan dari perilaku kaum Sodom dahulu di masa Nabi Luth.

Nabi Luth dan Kaum Sodom

Perlu diketahui hubungan seksual sesama jenis barulah ada di masa Nabi Luth dan tidak ada sebelumnya. Luth sendiri adalah putera dari Haran bin Azar. Luth adalah putera dari saudara laki-laki dari Nabi Ibrahim -khalilullah (kekasih Allah)-. Artinya, Nabi Luth adalah keponakan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Di samping sebagai keponakan, Luth juga banyak mengambil ilmu dari Ibrahim.

Nabi Luth beriman bersama Nabi Ibrahim dan berhijrah bersama Ibrahim ke Syam. Adapun Nabi Luth diutus pada kaum Sadum (Sodom) dan beberapa negeri yang ada di sekitarnya. (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 59 dan Qishash Al-Anbiya’, hlm. 131)

Nabi Luth Mendakwahi Perilaku LGBT

Misi Nabi Luth adalah mendakwahi kaumnya untuk mentauhidkan Allah. Beliau juga mengajarkan kebaikan dan melarang dari kemungkaran.

Yang beliau ingatkan keras pada kaumnya ketika itu mengenai perilaku mereka yang tidak pernah ditemukan pada masa-masa sebelumnya, yaitu suka sesama jenis. Sebelumnya keturunan Nabi Adam tidak pernah punya ketertarikan pada hubungan seksual semacam itu. Barulah datang masa Nabi Luth, perilaku tidak normal semacam itu dilakukan oleh kaum Sodom. Oleh karena itu, di dalam ayat Al-Qur’an disebutkan,

وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ ، إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ

Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?” Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (QS. Al A’raf: 80-81)

‘Amr bin Dinar menyatakan tentang ayat di atas, maksudnya perzinaan antara sesama lelaki belum ada sebelumnya sampai diperbuat oleh kaum Luth. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 59)

LGBT itu Perilaku Seksual yang Aneh dan Tidak Normal

Al-Walid bin ‘Abdul Malik, Khalifah Al-Umawi pernah berkata, “Seandainya Allah tidak mengisahkan kisah Luth (dan kaumnya, pen.), tentu aku sendiri tak bisa berpikir bagaimana laki-laki bisa main di atas laki-laki (maksudnya: bagaimana mungkin laki-laki bisa berhubungan seks dengan sesamanya).” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 59)

Artinya, Al-Walid tidak bisa membayangkan kenapa bisa ada hubungan percintaan seperti itu. Karena memang hubungan cinta itu seperti itu terbilang aneh. Oleh karenanya, perbuatan kaum Luth disebut melampaui batas sebagaimana dalam ayat,

إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ
Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raf: 81)

Dalam ayat lain disebutkan,

أَتَأْتُونَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعَالَمِينَ , وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ
Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Asy Syu’ara: 165-166)

Disebut melampaui batas karena mereka tidak menyukai wanita. Padahal wanita sudah diciptakan sebagai pasangan bagi pria. Itulah bentuk melampaui batas dan kejahilan mereka karena mereka telah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 59)

Para ulama pakar tafsir menyatakan, di masa Nabi Luth, laki-laki saat itu hanya suka dengan sesamanya. Begitu pula perempuan. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 60)

Hal ini sama seperti yang terjadi pada komunitas LGBT yang saat ini ada.

Bela Atas Nama HAM

Saat ini, perilaku LGBT terus dibela dan didukung atas nama HAM (Hak Asasi Manusia) oleh kaum liberalis. Mereka menyatakan, tolonglah berilah kebebasan kepada yang punya perilaku seks yang berbeda dengan kita-kita.
HAM lagi, HAM lagi alasannya.
Seandainya para pelaku Homo dan Lesbi itu mati berpenyakit (AIDS misalnya), lalu mereka termasuk di antara kaum muslimin, apa pendukung HAM dan kaum liberal mau ambil peduli?

Yang ada akibat dari perilaku LGBT:
  1. Rambut rontok
  2. Kulit bernanah
  3. Lidah jadi kelu/ kaku
  4. Tak mampu mengunyah
  5. Buta/ katarak hebat
  6. Infeksi penis/ anus/ vagina
  7. Tak mampu duduk atau berdiri
  8. Fatal error fungsi imun
  9. Gangguan fungsi organ
  10. Ditinggal seluruh teman
  11. Dijauhi aktivis HAM
  12. Menunggu mati



Atau kalau tidak, Allah bisa menurunkan siksaannya yang lebih pedih dengan segera. Coba kita bisa renungkan siksa yang menimpa kaum Luth yang disebutkan dalam ayat berikut ini,

كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍ بِالنُّذُرِ (33) إِنَّا أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ حَاصِبًا إِلَّا آَلَ لُوطٍ نَجَّيْنَاهُمْ بِسَحَرٍ (34) نِعْمَةً مِنْ عِنْدِنَا كَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ شَكَرَ (35) وَلَقَدْ أَنْذَرَهُمْ بَطْشَتَنَا فَتَمَارَوْا بِالنُّذُرِ (36) وَلَقَدْ رَاوَدُوهُ عَنْ ضَيْفِهِ فَطَمَسْنَا أَعْيُنَهُمْ فَذُوقُوا عَذَابِي وَنُذُرِ (37) وَلَقَدْ صَبَّحَهُمْ بُكْرَةً عَذَابٌ مُسْتَقِرٌّ (38) فَذُوقُوا عَذَابِي وَنُذُرِ (39) وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآَنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ (40)
Kaum Luth-pun telah mendustakan ancaman-ancaman (nabinya). Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan sebelum fajar menyingsing, sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Dan sesungguhnya dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan azab-azab Kami, maka mereka mendustakan ancaman-ancaman itu. Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal. Maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 33-40)

Siksaan tersebut bisa jadi menimpa orang beriman dan orang yang rusak sekaligus. Ingatlah,

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS. Al-Anfal: 25)
Dalam Tafsir Ibnu Katsir, disebutkan keterangan mengenai ayat di atas. Ibnu ‘Abbas menyatakan, “Allah memerintahkan orang beriman untuk tidak mendiamkan kemungkaran begitu saja di tengah-tengah mereka karena azab tersebut bisa menimpa yang lainnya pula.”
Semoga Allah memberi taufik.

Referensi:

Qishash Al-Anbiya’. Cetakan pertama, tahun 1422 H. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Penerbit Dar Ibnu Hazm.

Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Cetakan pertama, tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.


Oleh Al-Faqir Ila Maghfirati Rabbihi: Muhammad Abduh Tuasikal



Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Bagi Wanita yang Mandul, Allah akan Menyiapkan Anak Untuknya di Surga

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpUSLBg8ZpUogKoTtrzy6Twlj71BZ2YFvwCl-IFTEoN7pnbbYnuvlxn3jrmE17A3XRW8p_k8jEVt_HLAu9vdFPOD4-TIDhzBK-XnV0ZLmtQwerElMpHtOiEKTPRz-A1Rlt6gh0kO9Z-Lw/s1600/foto+foto+bayi.jpg

Ada wanita yang bertahun-tahun belum ditakdirkan memiliki keturunan. Dan ia sangat merindukan sekali dengan kehadiran bayi di rumahnya.
Sebagai hiburan … 

Ketika Allah tidak menghendaki buah hati hadir di tengah-tengah kita saat ini, janganlah khawatir sesungguhnya Allah telah menyiapkan gantinya di surga kelak. .

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْمُؤْمِنُ إِذَا اشْتَهَى الْوَلَدَ فِي الْجَنَّةِ كَانَ حَمْلُهُ وَوَضْعُهُ وَسِنُّهُ فِي سَاعَةٍ ، كَمَا يَشْتَهِي
Seorang mukmin itu bila sangat menginginkan anak (namun tidak mendapatkannya), di surga ia akan mengandungnya, menyusuinya dan tumbuh besar dalam sekejap, sebagaimana ia menginginkannya.” (HR. Tirmidzi, no. 2563; Ibnu Majah, no. 4338. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Dari hadits di atas, kebanyakan ulama berpendapat bahwa bagi yang menginginkan anak namun tidak mendapatkannya di dunia, maka ia akan mendapatkannya di surga.

Sedangkan ulama lain berpendapat bahwa di surga memang ada jima’ (hubungan intim), namun tidak menghasilkan anak atau keturunan. Inilah pendapat yang diriwayatkan dari Thawus, Mujahid, dan Ibrahim An-Nakha’i.

Dalil dari pendapat kedua di atas adalah hadits dari Abu Razin Al-Uqailiy radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

الصَّالِحَاتُ لِلصَّالِحَيْنِ تَلَذُّونَهُنَّ مِثْلَ لَذَّاتِكُمْ فِي الدُّنْيَا ، وَيَلْذَذْنَ بِكُمْ ، غَيْرَ أَنْ لَا تَوَالُدَ

Wanita shalih dengan pria shalih di surga akan saling merasakan kelezatan sebagaimana yang mereka rasakan di dunia. Wanita-wanita itu akan bersenang-senang dengan kalian. Namun mereka tidak memiliki anak.” (HR. Ahmad, 4: 13. Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if karena musalsal bil mahajahil)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghLLIvJFABsZ61Xo5SpmL0l9IPfUl_9rCtdF62DaFu4fysXvqObdNECxAF5TSiDgBYw-XkAjajzccV3ztszGNJeQhOOBZHHGGrJN37uo6UbbcuUu_bsdSn-USZTg0waLC3JoNMG41ZXVQ/s1600/Kumpulan+Foto+Bayi+Lucu+Banget+Ngegemesin+Terbaru+%25283%2529-732944.jpg

Ibnul Qayyim sampai-sampai menjelaskan, “Surga bukanlah negeri untuk menghasilkan keturunan. Surga adalah negeri yang tetap dan kekal di dalamnya. Orang yang berada dalam surga tidak mengalami kematian dan tidak pula menghasilkan keturunan untuk menggantikan yang mati.” (Haadi Al-Arwah, 1: 173)

Namun cara kompromi yang baik dari dua dalil yang kelihatan kontradiksi di atas adalah seperti yang dikatakan oleh Al-Munawi berikut.

Al-Munawi menjelaskan dalam Faidh Al-Qadir (6: 335) bahwa, “Hadits tersebut tidak bertentangan dengan hadits Al-Uqaili dengan sanad shahih “Sesungguhnya di surga itu tidak ada anak kecil.” Karena itu, bagi orang yang tidak menginginkannya, ia tidak akan melahirkan anak. Namun apabila seseorang menginginkan anak maka akan seperti yang dijelaskan dalam hadits tersebut.”

Karena memang di surga, seseorang akan mendapatkan apa yang ia inginkan termasuk kerinduan mendapatkan anak. Dalam ayat disebutkan,

وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.” (QS. Az-Zukhruf: 71)

Semoga Allah memberikan yang terbaik untuk urusan dunia dan akhirat kita. Yang belum mendapatkan keturunan, moga Allah mudahkan atau ganti dengan yang lebih baik.

Oleh Al-Faqir Ila Maghfirati Rabbihi: Muhammad Abduh Tuasikal



Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !