Tampilkan postingan dengan label Amalan Ibadah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Amalan Ibadah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 28 Mei 2017

BACA! Rasulullah Selalu Istirahat di Antara Dua Rakaat Shalat Tarawih, Sebarkan!

BACA! Rasulullah Selalu Istirahat di Antara Dua Rakaat Shalat Tarawih, Sebarkan!



JAKARTA -- Rasulullah SAW melaksanakan Tarawih dengan santai. Beliau tidak terburu-buru dan tidak lupa beristirahat. Istirahat atau thuma'ninah sering dilupakan dalam shalat tarawih saat ini. Padahal ini dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Tarawih memang memilki pengertian mengerjakan shalat dengan santai. Setiap dua rakaat, Rasulullah selalu melakukan thawaf. Karena itu, Rasulullah biasanya melaksanakan tarawih delapan rakaat saja ketika bersama sahabat. Selanjutnya, Nabi melanjutkan shalat di rumah. 


Ijtihad dilakukan oleh sahabat Umar bin Khattab terkait jumlah rakaat Tarawih. Pada masa Umar, shalat Tarawih kemudian menjadi 20 rakaat.

"Ini diputuskan karena yang tarawih di luar Masjidil Haram tidak bisa thawaf," kata Ketua Bidang Dakwah Majlis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis.

Menurutnya, Rasulullah kembali shalat tarawih di rumah. Jumlah rakaatnya berbeda pendapat antara para ulama.

Ada yang mengatakan sampai 36 rakaat, bahkan ada yang mengatakan tak terbilang. Namun kini, jumlah rakaat tarawih biasanya ganjil hingga 23 rakaat, termasuk witir.

Selain itu, beragam cara umat Islam melaksanakan shalat tarawih. Ada yang sampai menghatamkan Alquran satu juz disetiap bacaan tarawih. Tak sedikit pula yang cukup dengan ayat pendek. Cholil mengatakan, bagaimana pun istirahat adalah hal yang harus diperhatikan.

"Ya harusnya ada thuma'ninah. Kalau gak ada thuma'ninah dalam masing-masing rukunnya tidak sah," ujar Cholil. Saat ditanya tolak ukur thuma'ninah, menurut Cholil, tergantung kepada adat.


Hanya saja, katanya, ulama mengukur dengan membaca subhana rabbiyal a'ala wa bihamdi tiga kali. "Itu batas minimalnya ya," kata Cholil. Jadi, agar shalat tarawih kita lebih bermakna dan tidak melelahkan, jangan lupa thuma'ninah.


Sumber : Republika

Sabtu, 27 Mei 2017

Akan Dijauhkan Dari Siksa Kubur Bagi yang Terbiasa Membaca Surat ini di Malam Hari!

Akan Dijauhkan Dari Siksa Kubur Bagi yang Terbiasa Membaca Surat ini di Malam Hari!


Surat Al Mulk atau surat Tabaarok, surat ke-67, surat yang ada di juz ke-29 ini punya banyak keutamaan. Menjadi amalan yang dianjurkan untuk istiqomah membacanya, terutama sebelum tidur. Apa sebabnya? Berikut ulasannya

Telah menceritakan pada kami ‘Ubaidullah bin ‘Abdil Karim, ia berkata, telah menceritakan pada kami Muhammad bin ‘Ubaidillah Abu Tsabit Al Madini, ia berkata, telah menceritakan pada kami Ibnu Abi Hazim, dari Suhail bin Abi Sholih, dari ‘Arfajah bin ‘Abdul Wahid, dari ‘Ashim bin Abin Nujud, dari Zarr, dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Barangsiapa membaca “Tabarokalladzi bi yadihil mulk” (surat Al Mulk) setiap malam, maka Allah akan menghalanginya dari siksa kubur.


Kami di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menamakan surat tersebut “al Mani’ah” (penghalang dari siksa kubur).  Dia adalah salah satu surat di dalam Kitabullah. Barangsiapa membacanya setiap malam, maka ia telah memperbanyak dan telah berbuat kebaikan.” (HR. An Nasai dalam Al Kabir 6/179 dan Al Hakim. Hakim mengatakan bahwa sanad hadits tersebut shahih).

Tentu setiap dari kita ingin terhindar dari siksa kubur. Kalau sudah tahu amalan ini bisa mempermudah kondisi kita saat di alam kubur nanti, tentu pada mau merutinkan membaca Al Mulk sebelum tidur, kan? Lebih-lebih kalau mau menghafalnya.

Itu keren banget! Nggak cuma sekedar membaca ya, perlu juga dihayati dan benar-benar hanya mengharap ridho Allah ta’ala saat membacanya. Karena bacaan al qur’an hanya akan memberikan syafaat dan pertolongan atas izin Allah ta’ala semata. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bacalah al qur’an, karena sesungguhnya bacaan al qur’an itu akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafaat bagi orang-orang yang membacanya (sewaktu di dunia).” (HR. Muslim no. 804).


Supaya mendapatkan keutamaannya dan nggak sekedar menggerakkan bibir, yuk, sama-sama amalkan kandungan isi surat Al Mulk. Semoga kita bisa mendapatkan syafaat-Nya.




Sumber : Wajib Baca

Sabtu, 13 Mei 2017

Kamu Harus Tahu! Ini Perbedaan Qiyamul Lail Shalat Tahajud dan Shalat Malam, Baca Sampai Tuntas!

Kamu Harus Tahu! Ini Perbedaan Qiyamul Lail Shalat Tahajud dan Shalat Malam, Baca Sampai Tuntas!


TERKADANG, kita masih bingung sebenarnya apa perbedaan qiyamul lail, shalat tahajud dan shalat malam. Tidak sedikit banyak orang yang menganggapnya sama. Lalu sebenarnya apa bedanya?

Qiyamul lail adalah ibadah yang ditunaikan di malam hari, walau hanya sesaat. Di dalamnya ada shalat, membaca Al-Qur’an dan ibadah lainnya. Disebut qiyamul lail (menghidupkan malam) tidak mesti menghidupkan dengan mayoritas malam.


Dalam Muroqi Al-Falah disebutkan bahwa qiyamul lail yang terpenting adalah menyibukkan malam hari dengan ibadah (ketaatan). Ada juga pendapat lain yang mengatakan sudah disebut qiyamul lail walau hanya sebentar dengan membaca Al-Qur’an, mendengar hadits, berdzikir atau bershalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.(Dinukil dari Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah, 34: 117).

Adapun shalat tahajud adalah shalat malam secara khusus. Sebagian ulama menganggap bahwa shalat tahajud adalah shalat malam yang dikerjakan setelah bangun tidur.

Al-Hajjaj bin ‘Amr Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu menyatakan bahwa salah seorang di antara kalian jika bangun tidur lalu melaksanakan shalat malam sampai datang Shubuh, berarti ia telah melaksanakan tahajud. Karena yang dimaksud shalat tahajud adalah shalat setelah tidur.

Dari sini kita dapat melihat bahwa qiyamul lail ternyata memiliki makna lebih umum dari shalat tahajud. Qiyamul lail bisa mencakup shalat malam dan selainnya. Qiyamul lail bisa mencakup shalat yang dikerjakan sebelum dan sesudah tidur.

Sedangkan tahajud yang dimaksud adalah shalat secara khusus. Namun ada dua pendapat dalam hal ini. Ada yang menganggap tahajud adalah shalat malam secara mutlak sebagaimana anggapan kebanyakan ulama. Ada pula ulama yang menganggap tahajud adalah shalat malam yang dilakukan setelah bangun tidur.

Demikian disebutkan dalam Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah, 2: 232.


Imam Al-Qurthubi misalnya ketika menafsirkan firman Allah Ta’ala,

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji,” (QS. Al-Isra’: 79). Yang dimaksud tahajjud di sini ada kaitannya dengan kata hajada yang berarti tidur malam. Semoga bermanfaat. 



Sumber: Rumaysho / Islampos

Rabu, 10 Mei 2017

Bukan Menakuti Dengan Siksa Neraka, Tapi Begini Mengajarkan Anak Agar Mau Shalat

  Yes  Muslim  - Bukan Menakuti Dengan Siksa Neraka, Tapi Begini Mengajarkan Anak Agar Mau Shalat.

Tentu kita semua sudah mengetahui bahwa shalat adalah tiang agama bagi seluruh umat islam. Sehingga, mengajarkan anak untuk belajar shalat sejak dini sangatlah penting.

Namun, dalam mengajarkan shalat kepada anak memang tidak mudah seperti halnya membalikkan telapak tangan. Tentu ada hal-hal yang membuat anak susah untuk mau belajar shalat.

Ya, doa…doa…dan doa. Sebab, doa adalah senjata seorang mukmin.


Lantas, bagaimana caranya agar membuat anak-anak Anda mau shalat dengan kesadaran mereka sendiri, tanpa berdebat dan tanpa perlu diingatkan atau ditakuti dengan siksa neraka?

Seorang sahabat berkisah: “Aku akan menceritakan satu kisah yang terjadi padaku”. Saat itu, anak perempuanku duduk di kelas 5 SD.

Shalat baginya adalah hal yang sangat berat, sampai-sampai suatu hari aku berkata kepadanya: “Bangun! Shalat!”, dan aku selalu mengawasinya. Aku melihatnya mengambil sajadah, kemudian melemparkannya ke lantai, lalu kemudian sampai ia mendatangiku.

Aku bertanya kepadanya: “Apakah kamu sudah shalat?”. Ia menjawab: ” Sudah”.

Kemudian aku menamparnya. Aku tahu aku salah.Tetapi kondisinya memang benar-benar sulit.

Aku menangis. Aku benar-benar marah padanya, aku rendahkan dia dan aku menakut-nakutinya akan siksa Allah. Tapi….ternyata semua kata-kataku itu tidak ada manfaatnya.

Suatu hari, seorang sahabatku bercerita suatu kisah. Suatu ketika ia berkunjung kerumah seorang kerabat dekatnya, seorang yang biasa-biasa saja dari segi agama , tapi ketika datang waktu shalat, semua anak-anaknya langsung bersegera melaksanakan shalat tanpa diperintah.

Ia berkata: Aku berkata padanya, “Bagaimana anak-anakmu bisa shalat dengan kesadaran mereka tanpa berdebat dan tanpa perlu diingatkan?”

Ia menjawab: Demi Allah, aku hanya ingin mengatakan padamu bahwa sejak jauh sebelum aku menikah aku selalu memanjatkan doa ini, dan sampai saat ini pun aku masih tetap berdoa dengan doa tersebut.

Setelah aku mendengarkan nasehatnya, aku selalu tanpa henti berdoa dengan doa ini. Aku selalu melantunkannya dalam sujudku, saat sebelum salam, ketika witir dan disetiap waktu-waktu mustajab.

Demi Allah wahai saudara-saudaraku. Anakku saat ini telah duduk dibangku SMA. Sejak aku memulai berdoa dengan doa itu, anakku lah yang rajin membangunkan kami dan mengingatkan kami untuk sholat. Dan adik-adiknya, Alhamdulillah mereka semua selalu menjaga shalat!

Sampai-sampai saat ibuku berkunjung dan menginap dirumah kami, ia tercengang melihat anak perempuanku bangun pagi, kemudian membangunkan kami satu persatu untuk shalat.

Aku tahu Anda semua penasaran ingin mengetahui doa apakah itu? Ya, doa ini ada di dalam Al Qur’an yakni dalam surat Ibrahim ayat 40.

Ya, doa…doa…dan doa. Sebab, doa adalah senjata seorang mukmin. Doa ini bunyinya sebagai berikut:

Bukan Menakuti Dengan Siksa Neraka, Tapi Begini Mengajarkan Anak Agar Mau Shalat


“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.”

Namun untuk mewujudkan doa tersebut, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mendidik anak yang malas shalat. Di antaranya seperti berikut:

1. Cobalah untuk memberikan apresiasi berupa hadiah atau pujian untuk anak. Pada anak usia sekolah pertama, biasanya mereka sangat suka jika diberi hadiah ketika berhasil melakukan sesuatu.

2. Jangan hanya bisa menyuruh Shalat, tapi Anda sebagai orangtua juga harus mencontohkan Shalat tepat waktu. Karena anak adalah mesin fotokopi dari orangtuanya.

3. Jika anak Anda sudah beranjak dewasa dan sudah memegang handphone, ingatkan padanya Shalat melalui media sosial. Tidak perlu malu untuk melakukannya, karena hal itu memang kewajiban Anda.

5. Beri Pelajaran, bukan menyakiti. Ketika anak Anda sudah tidak bisa Anda nasehati dengan kata-kata, maka Anda boleh memukulnya saat usianya sudah 10 tahun ke atas. Perlu dicatat, Ini bukanlah pukulan yang menyakiti, namun pukulan kasih sayang yang akan menyelamatkan Anda dan juga anak Anda kelak saat di akhirat nanti.

Semoga tips Mengajarkan Anak Agar Mau Shalat ini bermanfaat bagi kita semua.


Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Berbagi informasi bermanfaat juga termasuk amal loh .... Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News


ADA BERITA MENARIK ! 
SCROLL KE BAWAH ! 


Sumber | republished by Yes Muslim - Portal Muslim Terupdate !

MASYA ALLAH ! Ini Keajaiban Al-Quran dalam Mengobati Sel Otak !




KITA seringkali mendengar bahwa para ilmuan menemukan keajaiban-keajaiban di dunia ini. Dan ternyata, semua keajaiban itu sudah tercatat dalam Al-Quran kurang lebih 14 abad yang lalu. Mereka menemukan bahwa Al-Quran memang benar adanya, dan tidak mungkin Al-Quran ini adalah perkataan seorang manusia. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan adalah penelitian bagaimana Al-Quran menyembuhkan berbagai penyakit pada tubuh.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dasar ilmiah pengobatan Alquran Al-Karim dan Sunnah nabawiyah, dan dengan demikian dapat membuktikan kelayakan memperlakukan Al-Quran secara ilmiah dan medis. Baru-baru ini telah muncul beberapa alternatif cara dalam melakukan apa yang dikenal dengan pengobatan alternatif, dan salah satu dari metode ini dinamakan secara ilmiah terapi penyembuhan melalui suara, dimana para ilmuwan telah membuktikan bahwa setiap sel dari sel-sel otak bergetar dengan frekuensi tertentu, dan bahwa ada program yang ketat dalam setiap sel yang mengontrol kerjanya selama hidupnya, dan program ini dapat terpengaruh oleh guncangan eksternal, seperti benturan psikologis dan masalah sosial.

Oleh karena itu, sel-sel ini ketika terkena pengaruh goncangan akan merusak aktivitas program khusus yang mengarah pada gangguan goncangan yang beragam, dan kadang juga dapat mengakibatkan kerusakan sistem kerja secara keseluruhan lalu muncul berbagai jenis baik penyakit mental dan dan fisik. Para ilmuwan memastikan bahwa yang terbaik dan dapat memprogram ulang sel-sel ini, atau dengan kata lain melakukan rebalancing dan modifikasi goncangannya pada batasan natural karena mereka menemukan bahwa sel yang rusak kecil kemungkinan dipengaruhi oleh getaran yang berasal dari sel yang sehat dan bersih.

Oleh karena itu, para ilmuwan berusaha untuk mencari getaran suara yang mempengaruhi saat mendengarnya sel-sel yang rusak dan mengembalikan keseimbangan padanya, proses pengujian dan experiment ilm sedang berjalan hingga saat ini. Tetapi para ilmuwan Barat bergantung pada terapi musik dan suara alam dan frekuensi yang tetap dan inilah yang mereka lakukan.



 Lalu datang peran pengobatan melalui Al-Qur’an dan doa-doa yang (ma’tsur) shahih, sebagaimana yang kita ketahui bahwa suara masuk ke dalam otak melalui telinga dan suara merupakan ungkapa dari getaran, dan ketika pasien mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Quran, maka getaran yang sampai pada otaknya dan memiliki dampak positif pada sel, dan membuatnya bergetar dengan frekuensi getaran yang tepat sesuai dengan fitrah Allah (ciptaan Allah) Karena Al Qur’an memiliki ciri oleh keharmonian yang unik yang tidak dari jenis yang tidak tersedia dalam kitab lain. Allah berfirman :

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
”Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya”. (An-Nisa: 82).

Oleh karena itu Al-Quran merupakan sarana pengobatan yang terbaik dan termudah untuk mengembalikan keseimbangan sel yang rusak, karena Allah Maha Kuasa yang menciptakan sel dan Dia pula yang menitipkan di dalamnya akan program yang detail ini, sebagaimana Dia juga tahu yang terbaiknya, dan ketika Allah menyatakan bahwa al-Quran adalah sarana penyembuhan.

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”. (Al-Isra: 82).

Ini berarti bahwa dengan membaca Al-Quran memiliki pengaruh tertentu pada pengembalian keseimbangan sel tertentu. Oleh karena itu, kita melihat banyak kasus yang bertentangan dengan medis, seperti beberapa jenis penyakit kanker, dengan Al-Qur’an mampu disembuhkan oleh Al-Quran insya Allah, karena perawatan dengan Quran hanya secara sederhana berarti melakukan repemrograman sel dalam otak untuk mengendalikan operasi esensial pada manusia dan mengembalikan tubuh kepada keadaannya secara alami dan meningkatkan kekebalan serta kemampuannya untuk melawan berbagai penyakit lainnya, dengan kata lain bahwa Alquran dan ruqyah syar’iyyah adalah proses mengaktifkan sel-sel otak yang bertanggung jawab mengendalikan tubuh dan meningkatkan tingkat energi di dalamnya dan membuatnya bergetar dengan cara alami.

Salah satu hasil utama dari penelitian ini untuk meyakinkan lawan bahwa pengobatan dengan Al-Quran memiliki dasar ilmiah, dan untuk meyakinkan dokter untuk mencari manfaat dari pengobatan melalui Al-Qur’an di samping adanya obat-obatan, yang demikian itu penelitian ini juga merupakan sarana untuk meyakinkan non-Muslim akan kebenaran kitab Allah (Al-Qur’an), dan bukti mukijizat al-Quran dari sisi medis dan kesehatan mental.

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Ini Bacaan Favorit Rasulullah SAW Jelang Tidur dan Khasiatnya



  Yes  Muslim  - Rasulullah SAW memiliki kebiasaan membaca Alquran sebelum tidur. Beberapa kali ada sejumlah surah yang menjadi favorit Rasulullah dan dibaca pada malam hari, terutama jam-jam sebelum beliau beristirahat malam. Berikut ini daftar surah-surah Alquran yang rutin dibaca Rasul menjelang istirahatnya pada malam hari:


  • Surah as-Sajadah dan al-Mulk. Ini merujuk riwayat Jabir bin Abdullah RA yang dinukilkan oleh Imam at-Tirmidzi dalam kitab Sunan-nya. Menurut at-Tirmidzi, bahkan Rasul tak pernah melewatkan melewatkan malam hari tanpa membaca surah ini.
  • Surah az-Zumar dan al-Isra’. Ini merujuk pada riwayat Aisyah RA yang dinukilkan at-Tirmidzi. 
  • Al-Mu’awwidzat atau surah-surah pelindung yang terdiri dari surah al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Naas. Seperti dijelaskan Aisyah RA dalam riwayat al-Bukhari, ketiga surah ini dibaca Rasulullah saat berada di atas tempat tidur sembari menengadahkan kedua telapak tangan, lalu kemudian meniupkan angin (usai membaca surah itu) ke arah kedua telapak tangan tersebut. Tak hanya terhenti di situ, Rasul kemudian mengusap bagian tubuh yang bisa terjangkau dengan kedua telapak tangan yang sudah terkena efek bacaan tadi. Dimulai dari kepala dan wajah lalu disusul dengan anggota tubuh lainnya sebanyak tiga kali.   
  • Surah al-Kafirun. Riwayat ini merujuk nukilan dari Abu Dawud yang disebutkan pula khasiatnya, yaitu menjaga dari bahaya syirik.
  • Al-Musabbihat. Imam al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya menjelaskan yang dimaksud dengan al-Musabbihat adalah surah al-Hadid, al-Hasyr, as-Shaf, dan at-Taghabun. Ini berdasarkan hadis riwayat at-Tirmidzi dari ‘Irbadh bin Sariyah. 

Selain surah-surah di atas, Rasul juga mempunyai kebiasaan membaca ayat-ayat tertentu sebelum tidur pada malam hari.

Di antaranya adalah ayat ke-255 surah al-Baqarah atau yang dikenal dengan ayat kursi.

Hadis riwayat Bukhari dari Abu Hurairah menjelaskan, khasiat membaca surah ini pada malam hari, terutama jelang tidur, yaitu Allah SWT akan mengutus penjaga baginya dan setan tidak akan berani mendekat.

Ayat lain yang merupakan favorit Rasulullah sebelum tidur adalah dua ayat terakhir surah al-Baqarah, tepatnya ayat 285 dan 286.

“Barang siapa membaca kedua ayat itu pada malam hari, niscaya akan dicukupkan baginya.” HR Bukhari dan Muslim dari Abu Mas’ud al-Badri. Makna dicukupkan dalam hadis tersebut, menurut Imam an-Nawawi, bisa bermakna diberi kesempatan bangun malam untuk tahajud, bisa pula dijaga dari setan, atau dihindarkan dari bencana, atau bisa pula mendapatkan semua keistimewaan tersebut.


Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Berbagi informasi bermanfaat juga termasuk amal loh .... Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News


ADA BERITA MENARIK ! 
SCROLL KE BAWAH ! 


Sumber | republished by Yes Muslim - Portal Muslim Terupdate !

Jumat, 05 Mei 2017

Apa itu “Virus Sarden” dalam Shalat ? Berikut Ini Tips Cara Mengatasinya !




ANDA tentu tahu sarden bukan? Ya, itu adalah salah satu jenis ikan yang dikemas di dalam kaleng yang sudah berisi bumbu. Ikan tersebut biasanya tidak berkepala. Ternyata, kata sarden juga ada dalam shalat. Ya, kita bisa menyebutnya dengan virus sarden. Apa itu?

Seseorang yang melaksanakan shalat, kebanyakan hanya raganya saja yang melakukan gerakan shalat, sedang pikirannya melayang kemana-mana, artinya tidak pokus dalam shalat. Bagaikan ikan sarden dalam kemasan makanan kaleng, ikan yang tak berkepala.

Sedang kita tahu bahwa melaksanakan shalat itu haruslah khusyuk. Sebab, kekhusyuan bersama dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam shalat adalah suatu nikmat. Tapi, bagaimana caranya untuk menghilangkan virus sarden agar bisa khusyu dalam shalat?

Dikutip dalam buku Bermalam di Surga karya Dr. Hasan Syam Basya bahwa agar kita bisa khusyu dalam shalat, ialah dengan melakukan beberapa cara.

1. Jadikan dzikrullah sebagai bagian hidup Anda setiap hari. Sehingga, ketika Anda shalat, Anda dalam keadaan berdzikir kepada-Nya. Ketika keluar dari shalat, Anda dalam keadaan berdzikir kepada-Nya.

2. Bersegeralah pergi ke masjid ketika mendengar adzan berkumandang. Bacalah Al-Quran sebelum shalat, berdzikir dan beristighfar. Istighfar itu dapat menyebabkan khusyu dalam shalat.

3. Jika Anda berwudhu, mohonlah kepada Allah agar Dia menyucikan diri Anda dan tingkah laku Anda dari kotoran kehidupan, seperti Dia telah menyucikan jasad Anda sehingga Anda bersih bersinar.

4. Jika Anda masuk masjid, tinggalkanlah dunia ketika Anda hendak memasuki pintu masjid. Jangan ikutkan ia bersama diri Anda masuk ke dalam masjid. Berpikirlah akan pertemuan dengan Allah, Anda sekarang sedang menghadap Allah.

5. Shalatlah tahiyatul masjid dan shalat sunnah dua rakaat sebelum shalat wajib. Siapkan diri Anda untuk ikut shalat berjamaah.

6. Jika imam berkata, “Luruskan!” Ingatlah Anda berdiri di shaf pertama berhadapan langsung dengan Rabb semesta alam. Katakanlah, “Ya Allah baguskanlah keberadaanku dihadapan-Mu.”

7. Jika Anda mengucapkan takbir, angkatlah kedua tangan Anda, buanglah semua keresahan dunia untuk beberapa menit saja.

8. Bayangkanlah kalau ini adalah shalat terakhir yang Anda lakukan di dunia ini.

9. Jika Anda ruku, sempurnakanlah ruku. Dan jika Anda sujud, ketahuilah Anda sekarang sangat dekat kepada Allah. Gunakan kesempatan ini untuk berdoa. 


Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Tak Punya Uang Tapi Ingin Sedekah, Bagaimana Caranya?





ALLAH Subhanahu wa Ta’ala menyukai hamba-hamba-Nya yang mau mengeluarkan harta di jalan-Nya. Terutama dalam hal membantu saudara semuslim dengan penuh keikhlasan dan keridhoan. Hanya saja, seringkali banyak orang yang mengeluh tidak bias bersedekah. Salah satu alasannya tidak punya uang. Lalu, harus bagaimana?

Diriwayatkan secara muttafaq ‘alaih dari sahabat Jabir bin ‘Abdullah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda, “Setiap perbuatan baik adalah sedekah.”

Berbuat baiklah dengan semua perbuatan yang disepakati kebaikannya oleh syariat. Bahkan, jika tak mampu berbuat baik karena keterbatasan fisik atau cacat, masih ada peluang sedekah dengan pahala yang agung. Sebagaimana disebutkan dalam hadis dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda, “Ucapan yang baik adalah sedekah,” (Muttafaq alaih).



Jika amalan-amalan dalam dua riwayat ini masih kurang, masih banyak riwayat lain terkait sedekah tanpa mengeluarkan uang. Hal ini sebagaimana, Rasulullah ﷺ bersabda, “Setiap hari ketika matahari terbit; maka mendamaikan dua orang (yang berselisih) dengan adil adalah sedekah, menolong orang lain yang berkendara hingga mengangkatnya di atas punggung kendaraan, atau mengangkatkan barang bawaannya ke atas punggungnya adalah sedekah, setiap langkah perjalananmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah,” (Muttafaq alaih).

Bukankah indah sekali ajaran Islam yang mulia ini? Semua kebaikan kepada sesama bernilai agung di sisi Allah Ta’ala. Semua kebaikan kepada umat manusia disejajarkan pahalanya dengan beribadah ritual kepada Allah Ta’ala.

Kini, masihkah Anda resah tak punya uang untuk sedekah? Tentu tidak bukan! Ingatlah, Allah selalu memberikan keringanan kepada hamba-hamba-Nya yang ingin selalu melaksanakan perintah-Nya.





Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Dalam Islam Keluar Dan Masuk Rumah, Ada Adabnya Loh!

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQs8insBdHC6RSory7H53GKp7un7QGzyf4UylHtx2VsZ-AXfJS-LEYmSIJviYK9va2yp_fqo_UfFimaczkyIRxOKm3gTowKs_jB6viyqj9vavFEt5FzH4-oX1fWT5BM9ryKJMpyi-fgHTQ/s1600/gambar-pintu-rumah-minimalis-7.jpg



MASUK dan keluar rumah meruapkan hal yang lumrah yang sering kita lakukan. Jika kita akan melakukan aktivitas di luar seperti, bersekolah, belanja, dan lain sebagainya. Tentunya, kita harus keluar rumah, yakan!
Tidur, berkumpul dengan keluarga, dan semua aktivitas yang dilakukan di dalam rumah. Tentunya, kita harus masuk ke dalam rumah tentunya, dong.

Ketika kita mencari rezeki  dari Allah SWT, kebanyakan dari kita akan keluar rumah. Hanya sebagian kecil dari kita yang melakukan pekerjaan di dalam rumah. Tentunya, mau tidak mau kita harus keluar rumah.
Ini dia, tuntunan yang contoh Rasulullah ﷺ ketika keluar dan masuk rumah.

Pertama, doa keluar rumah.

Rasulullah ﷺ bersabda, ”Dengan menyebut nama Allah, aku berserah diri kepada-Nya. Ya  Allah, aku berlindung kepada-Mu dari menyesatkan orang atau disesatkan, menggelincirkan orang atau digelincirkan, menzhalimi orang atau dizhalimi, serta membodohi orang atau dibodohi,” (Al-Jami – Shahih).



Kedua, adab ketika masuk rumah. Ini dia,

1. Dzikir kepada Allah SWT saat masuk rumah.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Jika seseorang memasuki rumahnya lalu dia berdzikir kepada Allah SWT saat masuk rumah dan saat makan, setan berkata, ‘Tiada tempat bermalam dan makanan bagi kalian’,” (HR. Muslim).

2. Bersiwak. Ada yang bertanya kepada Aisyah RA, “Apa yang pertama kali Nabi lakukan ketika memasuki rumahnya?” Aisyah RA menjawab, “Beliau bersiwak,” (HR. Muslim).

3.Mengucapkan salam. Allah SWT telah berfirman, “Apabila kamu memasuki rumah, hendaklah kamu memberi salam kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik,” (QS. An-Nur: 61).

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

22 Panduan Ringkas dari NABI Untuk Anda Yang Sering Melakukan TRAVELING




22 Poin Ringkasan Fikih Safar

oleh : Syaikh Muhammad bin Umar Bazmul
  1. Safar adalah keluar dari tempat tinggal yang jelas dan nyata bentuknya, untuk menempuk suatu jarak tertentu. Dan ini adalah hal yang disepakati ulama.
  2. Para ulama berbeda pendapat mengenai batasan jarak safar.
    • Sebagian ulama mengatakan: sekadar jarak antara Mekkah dan Mina. Karena Rasulullah menganggap penduduk Mekkah sebagai musafir, dan beliau meng-qashar shalat bersama mereka dan tidak memerintahkan untuk menyempurnakan rakaat shalat. Dan perlu digaris-bawahi bahwa Mina bukanlah tujuannya, karena tujuannya adalah Arafah. Dan jaraknya adalah sekitar 30 kilometer.
    • Sebagian ulama mengatakan: sejauh satu hari perjalanan (Al Istidzkkar, 2/233). Abu Umar bin Abdil Barr berkata: “jarak safar adalah jarak perjalanan sehari semalam dengan perjalanan yang cepat, yaitu sekitar 4 barid”. Dan 1 barid itu sama dengan 4 farsakh, maka jaraknya adalah sekitar 16 farsakh. Satu farsakh sama dengan 3 mil. Sehingga jaraknya menjadi 48 mil atau 77,232 kilometer. Dan ini adalah jarak antara Jeddah dan Mekkah. Terdapat riwayat:عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ كَانَ «يَقْصُرُ الصَّلَاةَ فِي مِثْلِ مَا بَيْنَ مَكَّةَ وَالطَّائِفِ، وَفِي مِثْلِ مَا بَيْنَ مَكَّةَ وَعُسْفَانَ، وَفِي مِثْلِ مَا بَيْنَ مَكَّةَ وَجُدَّةَ» “Abdullah bin Abbas pernah meng-qashar shalat dalam perjalanan yang semisal antara Mekkah ke Thaif, atau antara Mekkah ke Usfan, atau antara Mekkah ke Jeddah“.
    • Sebagian ulama mengatakan: batasannya kembali pada ‘urf (kebiasaan setempat). Jarak yang dianggap oleh penduduk setempat sebagai safar, maka itulah batasan safar. Inilah yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhu dan dipegang oleh jumhur ulama, dan ini yang lebih adhbath (paling baik kaidahnya).
  3. Orang yang safar tidak boleh meng-qashar shalat hingga ia meninggalkan rumah terakhir yang ada di daerah dimana ia menjadi penduduk di sana. Dan tidaklah ia menyempurnakan rakaat shalat hingga ia menemui rumah pertama di daerah dimana ia menjadi penduduk di sana.
  4. Para ulama bersepakat bahwa seorang Muslim yang berada di daerahnya sendiri atau di tempat ia bertempat tinggal di sana, ia bukanlah musafir.
  5. Para ulama bersepakat bahwa seorang Muslim yang berada di perjalanan safar, baik jauh ataupun dekat, atau berapapun jaraknya (selama masih termasuk jarak safar, pent.), maka ia musafir.
  6. Para ulama berbeda pendapat mengenai seorang Muslim yang telah sampai di tempat atua daerah tujuan, lalu ia bermaksud untuk menetap di sana dalam jangka waktu tertentu, apakah ia keluar dari batasan safar dari sejak ia sampai hingga selesai menetapnya?
    • Sebagian ulama mengatakan: ia berstatus sebagai musafir sampai ia kembali ke daerah tempat tinggalnya. Berapapun lamanya ia menetap di daerah tujuan.
    • Sebagian ulama mengatakan: ia berstatus musafir jika berencana tinggal selama 4 hari atau kurang dari itu. Dan ia berstatus sebagai muqim sejak sampai di daerah tujuan jika ia berencana tinggal lebih dari 4 hari.

    1. Pendapat yang rajih menurut pandanganku adalah pendapat kedua, karena RasulullahShallallahu’alaihi wasallam ketika datang ke Mekkah untuk haji beliau tidak menetap di Mekkah kecuali selama 4 hari beliau meng-qashar shalat. Kemudian beliau keluar menuju Mina. Selain itu Rasulullah melarang kaum Muhajirin menetap di Mekkah lebih dari 3 hari agar hijrah mereka tidak batal. Ini menunjukkan bahwa menetap lebih dari 4 hari mengeluarkan seorang Muslim dari batasan safar menjadi iqamah (menetap).
    2. Jika seorang Muslim musafir sampai di daerah yang menjadi tujuannya, namun ia tidak berencana menetap di sana, dan ia masih bimbang dan belum tahu kapan akan pulang.
      • Sebagian ulama mengatakan: ia berstatus sebagai musafir sampai ia kembali ke daerah tempat tinggalnya.
      • Sebagian ulama mengatakan: ia berstatus musafir selama 19 hari, namun setelahnya ia berstatus muqim.
      Pendapat yang rajih adalah pendapat kedua. Terdapat hadits yang diriwayatkan Al Bukhari (1080), dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhuma, ia berkata:

      أَقَامَ النَّبِيُّ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- تِسْعَةَ عَشَرَ يَقْصُرُ، فَنَحْنُ إِذَا سَافَرْنَا تِسْعَةَ عَشَرَ قَصَرْنَا، وَإِنْ زِدْنَا أَتْمَمْنَا

      Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menetap selama 19 hari dengan meng-qashar shalat. Dan kami jika menetap selama 19 hari kami meng-qashar shalat, jika lebih dari itu kami menyempurnakan shalat
       
    3. Meng-qashar (meringkas rakaat) shalat ketika safar hukumnya sunnah muakkadah (sangat ditekankan). Namun jika menyempurnakan rakaat, shalatnya tetap sah.
    4. Seorang musafir jika shalat menjadi makmum dari imam yang berstatus muqim, maka musafir tersebut tidak boleh meng-qashar.
    5. Boleh menjamak (menggabungkan) shalat ketika safar. Zhuhur dijamak dengan ashar, maghrib dengan isya. Shalat subuh dikerjakan pada waktunya dan tidak dijamak dengan shalat sebelumnya atau sesudahnya.
      Menjamak shalat dengan shalat sebelumnya dinamakan jamak taqdim. Misalnya yang dilakukan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pada hari Arafah ketika haji Wada’, beliau menggabungkan shalat ashar dengan zhuhur.
      Menjamak shalat dengan shalat sesudahnya dinamakan jamak ta’khir. Misalnya yang dilakukan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam di Muzdalifah pada malam hari, beliau menggabungkan shalat Maghrib dan Isya.
    6. Shalat maghrib tidak boleh diringkas menjadi 2 rakaat, demikian juga shalat subuh tetap dikerjakan 2 rakaat. Yang bisa di-qashar adalah shalat ruba’iyyah, yaitu shalat zhuhur, shalat ashar, dan shalat isya.
    7. Menjamak shalat adalah rukhshah safar, baik perjalanannya terus-menerus atau tidak. Dan yang lebih utama adalah shalat pada waktunya (tidak dijamak), kecuali jika perjalanannya terus-menerus.
    8. Ketika menjamak shalat, hendaknya adzan sebelum shalat yang pertama saja, dan iqamat pada setiap shalat. Sebagaimana dilakukan oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.
    9. Tidak ada kewajiban shalat Jum’at bagi musafir, yang dilakukan adalah shalat zhuhur. Sebagaimana dilakukan oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dalam hajinya. Karena ketika itu bertepatan dengan hari Jum’at, dan beliau tidak shalat Jum’at dan shalat zhuhur dijamak dengan shalat ashar.
    10. Jika seorang musafir shalat Jum’at, tidak boleh menjamaknya dengan shalat ashar. Karena hal itu tidak ada tuntunannya dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.
    11. Telah shahih dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam melakukan shalat qabliyah shubuh, shalat witir, shalat lail dan shalat dhuha ketika safar. Dan ini semua adalah shalat tathawwu’.
    12. Safar adalah kesulitan dan adzab. Maka ketika seorang Muslim sudah menunaikan hajatnya, segeralah ia kembali kepada keluarganya dan daerahnya.
    13. Status safar tidak menghalangi keabsahan akad nikah dan akad jual-beli.
    14. Waliyul amr tidak disyariatkan untuk menegakkan had dalam keadaan safar. Imam Ahmad mengeluarkan hadits dalam Musnad-nya (17626, 17627), dan Abu Daud (4408), dan At Tirmidzi (1450) dari Junadah bin Abi Umayyah, ia berkata:كنا مع بُسْرِ بنِ أبي أرطاةَ في البحرِ، فأتي بسارقٍ يقال له: مِصْدَرٌ، قد سرقَ بُخْتِيَّةً، فقال: «سمعتُ رسولَ الله -صلَّى الله عليه وسلم- يقول: «لا تُقطَعُ الأيدي في السَّفر» ولولا ذلك لقطعتُه “kami pernah bersama Busr bin Abi Artha’ah di laut, ia bersama seorang pencuri bernama Mishdar. Ia mencuri sebuah Bukhtiyyah. Busr berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ‘tidak dipotong tangan pencuri ketika safar‘. Andaikan bukan karena hadits ini, maka telah aku potong tangannya” (Dishahihkan Al Albani dan Al Arnaut)
    15. Seorang Muslim dimakruhkan bersafar sendirian. Imam Malik meriwayatkan hadits dalam Al Muwatha dalam kitab Al Isti’dzan, bab Maa ja’a bil wahdah fis safar, dan juga Abu Daud (2607), dan At Tirmidzi (1674), dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:الرَّاكِبُ شَيْطَانٌ، وَالرَّاكِبَانِ شَيْطَانَانِ، وَالثَّلَاثَةُ رَكْبٌ “orang yang berkendaraan sendirian adalah setan, orang yang berkendaraan berdua adalah dua setan, orang yang berkendaraan bertiga maka itulah orang yang berkendaraan yang benar“.
      Hadits ini hasan.
    16. Jika seorang Muslim menjadi warga negara sebuah negara, kemudian ia meninggalkan negara tersebut dan menjadi warga negara dari negara lain. Kemudian ia kembali ke negara yang awal tanpa mengganti kewarganegaraannya. Maka ia berstatus safar dengan ketentuan-ketentuan yang telah disebut pada poin sebelumnya. Kecuali jika ia memiliki rumah di sana. Jika demikian, maka ia tidak boleh meng-qashar shalat. Karena Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika kembali ke Mekkah setelah Fathul Mekkah beliau tidak menyempurnakan rakaat shalat, beliau meng-qashar. Namun ketika beliau ditanya mengenai rumahnya, beliau menjawab: “apakah masih ada bagiku rumah walau hanya satu petak?“. Ini menunjukkan bahwa beliau dan kaum Muhajirin yang bersama beliau adalah musafir.
    17. Jika seorang Muslim bertempat tinggal di suatu kota, sedangkan ia bekerja di kota lainnya, maka ia boleh meng-qashar shalat dalam safarnya antara dua kota tersebut. Namun ketika ia sudah masuk ke kota dimana rumahnya berada, maka tidak boleh meng-qashar shalat.
    ***

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Doa Yang Diajarkan Nabi Ini Bisa Menolak Musibah Yang Datang Secara Tiba-Tiba

  Yes  Muslim  - Doa Penolak musibah yang diajarkan Rasulullah SAW di bawah ini mungkin sudah banyak yang tahu, Namun saya kira lebih afdhal jika tahu doanya sekaligus riwayat dan matan haditsnya sehingga paham betul bahwa doa penolak musibah secara mendadak ini memang benar-benar diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Doa Penolak musibah


Suatu ketika putera sahabat Utsman bin Affan radhiyallahu ’anhu yang bernama Aban bin Ustman meriwayatkan sebuah hadits Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam yang di dalamnya terdapat doa untuk memohon perlindungan Allah Ta’ala agar tidak tertimpa musibah yang datang secara tiba-tiba. Doa tersebut berbunyi sebagai berikut:

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ


‘BISMILLAAHIL LADZII LAA YADLURRU MA’AS MIHI SYAI’UN FIL ARDLI WALA FIS SAMAA’WAHUWAS SAMII’UL ‘ALIIM’ (Dengan nama Allah, dengan nama-Nya tidak akan berbahaya sesuatu yang ada di bumi maupun yang ada di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui)

Sahabatku, Nabi Muhammad shallallahu ’alaih wa sallam menganjurkan pada umatnya agar doa tersebut dibaca sebanyak tiga kali di waktu pagi dan tiga kali di waktu sore.

Barangsiapa membacanya dengan istiqamah seperti itu, Nabi menjanjikan bahwa orang itu tidak akan terkena musibah yang datang secara tiba-tiba selama 24 jam jika dibaca 3 kali di pagi dan sore hari. Lengkap haditsnya berbunyi sebagai berikut:

عن أبان بن عثمان عن عثمان بن عفان رضي الله عنه قال : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ قَالَ : بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلَاءٍ حَتَّى يُصْبِحَ ، وَمَنْ قَالَهَا حِينَ يُصْبِحُ ثَلَاثُ مَرَّاتٍ لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلَاءٍ حَتَّى يُمْسِيَ


Dari Aban Bin Utsman dari Utsman Bin Affan, dia berkata, Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

"Barangsiapa membaca ‘بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ’ (Dengan nama Allah, dengan nama-Nya tidak akan berbahaya sesuatu yang ada di bumi maupun yang ada di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali, maka tidak akan ditimpa musibah mengejutkan hingga pagi hari, Dan barangsiapa membacanya di waktu pagi maka tidak akan ditimpa musibah mengejutkan hingga sore hari." (HR. Tirmidzi)

Tentunya tak ada seorang pun di dunia ini yang ingin dirinya tertimpa musibah. Apalagi musibah yang datang secara mendadak. Oleh karenanya doa ini menjadi sangat relevan dan penting bagi kehidupan kita.

Maka sudah semestinya kita sebagai umat islam, selalu menjalankan nasihat mulia Nabi kita, Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam ini. Karena dengan mengamalkannya berarti kita telah turut serta menegakkan salah satu dari sunnah Nabi shallallahu ’alaih wa sallam yang banyak ditinggalkan oleh kaum muslimin dewasa ini.

Ada hal unik dalam hadits ini, Karena setelah diteliti, Ternyata hadits ini juga dikuatkan oleh hadits lainnya. Begini letak keunikannya,

Suatu ketika Aban bin Ustman sendiri pernah terkena suatu musibah mendadak dalam perjalanan hidupnya. Sehingga ketika ia dikunjungi oleh muslim lainnya mereka terheran-heran mengapa ia sampai bisa mengalami musibah mendadak padahal ia sendiri yang meriwayatkan hadits tentang doa menolak musibah mendadak. Maka Aban bin Ustman dengan jujur mengakui bahwa pada hari itu ia telah terlupa untuk membaca doa tersebut.

Aban bin Utsman berkata: Aku mendengar Utsman -maksudnya Utsman bin Affan- berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengucapkan: بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ  Sebanyak 3 kali, Maka ia tidak akan tertimpa musibah yang datang dengan tiba-tiba hingga pagi hari. Dan barangsiapa membacanya pada pagi hari sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan tertimpa musibah yang datang dengan tiba-tiba hingga sore hari."

Perawi berkata, "Kemudian Aban tertimpa penyakit lumpuh, hingga orang yang mendengar hadits darinya melihat kepadanya (Aban), maka Aban pun berkata, "Kenapa kamu melihat aku? Demi Allah, aku tidak berbohong atas nama Utsman, dan Utsman tidak berbohong atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Tetapi pada hari ketika aku tertimpa penyakit ini, aku sedang marah hingga aku lupa membacanya" (HR. Abu Dawud)

Raih amal shalih, Sebarkan informasi ini..


Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Berbagi informasi bermanfaat juga termasuk amal loh .... Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News


ADA BERITA MENARIK ! 
SCROLL KE BAWAH ! 


Sumber | republished by Yes Muslim - Portal Muslim Terupdate !

Kamis, 04 Mei 2017

Inilah HIKMAH, KEUATAMAAN dan KEAJAIBAN Sholat Malam Tahajud

  Yes  Muslim  - Sholat tahajud (qiyamullail ) adalah shalat sunnat yang dikerjakan di malam hari setelah terjaga dari tidur. 

shalat tahajjud termasuk shalat malam yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh rasulullah SAW dan alloh SWT atau disebut sunnat mu'akad. 

Sholat tahajjud dikerjakan sedikitnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya 12 rakaat sampai tidak terbatas


Sholat tahajjud  dapat dilakukan kapanpun pada malam hari. Namun waktu paling utama untuk melakukannya adalah pada sepertiga akhir malam sekitar jam 2 - 3 dini hari.




Mengingat begitu dahsyatnya hikmah dan manfaat serta keajaiban sholat tahajud , banyak orang beriman dan taqwa yang melaksanakan sholat tahajud secara istiqomah dan rutin menjalankannya.

Sholat tahajud merupakan sarana ibadah yang memberikan ketenangan jiwa dalam keheningan dalam berdoa untuk memohon segala hajat dan  keinginan, keselamatan dunia dan akhirat  termasuk kesehatan, spiritual, materi dan lainnya.

Selain sholat tahajud ada shalat sunnat lainnya yang sama besar keutamaannya yaitu sholat Dhuha, yang dikerjakan pada waktu dhuha sekitar jam 8-10 pagi.

 
 Ada beberapa manfaat keutamaan shalat malam dan keajaiban ( hikmah ) sholat tahajud / qiyamullail


1. Orang yang shalat tahajud akan dibangkitkan Allah dalam di tempat yang terpuji.

Allah SWT Berfirman: Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (QS. Al-Isra: 79)

2. Orang yang shalat tahajud adalah orang yang disebut oleh Allah sebagai muhsinin dan berhak mendapatkan kebaikan dari-Nya serta rahmat-Nya.

Allah SWT Berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik; Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). (QS Az-Zariyah: 15-18)

3. Orang yang shalat tahajud dipuji Allah dan dimasukkan kedalam kelompok hamba-nya yang baik-baik.

Allah SWT Berfirman:

Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. (QS. Al-Furqan: 63-64)

4. Kepada Orang yang shalat tahajud, Allah bersaksi atas mereka bahwa mereka adalah orang yang beriman.

Allah SWT Berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo'a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.

Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam ni'mat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (As-Sajdah: 15-17)

5 Allah membedakan Orang yang shalat tahajud dengan yang tidak secara jelas dan bahwa mereka berbeda dengan lainnya

Allah SWT Berfirman:

(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS Az-Zumar: 9)

6. Kepada Orang yang shalat tahajud, Rasulullah SAW mengatakan bahwa mereka pasti akan masuk surga.

Rasulullah SAW bersabda:

Wahai manusia, sebarkanlah salam, beri makanlah, sambung tali kasih, shalat malamlah saat orang pada terlelap, maka masuklah surga dengan selamat. (HR. Al-Hakim, Ibnu Majah, At-Tirmizy).
7. Shalat tahajjud itu adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kita, sarana pendekatan kepada Allah, penghapus keburukan, pencegah dosa dan penangkal penyakit di badan.

Rasulullah SAW bersabda kepada Salman al-Farisi:

"Hendaklah kamu melaksanakan qiyamullail karena qiyamullail itu adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kita, sarana pendekatan kepada Allah, penghapus keburukan, pencegah dosa dan penangkal penyakit di badan." (HR. A-Tabarani dan Al-Hatsami).


Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Berbagi informasi bermanfaat juga termasuk amal loh .... Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News


ADA BERITA MENARIK ! 
SCROLL KE BAWAH ! 


Sumber | republished by Yes Muslim - Portal Muslim Terupdate !

Sering Berdzikir Tapi Hati Tidak Tenang ? Mungkin Ini Sebabnya...




  Yes  Muslim  - BANYAK surat dalam al-Quran yang memerintahkan kita untuk berdzikir. Allah telah memanggil kita untuk senantiasa dzikir kepada-Nya. Sesungguhnya dengan mengingat Allah-lah hati kita akan menjadi tenang dan damai. Ini sesuai dengan firman Allah,

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (QS. Ar-Raad : 28)

Namun, bagaimana jadinya jika kita telah berdzikit tapi tetap tidak tenang? Mari kita renungkan. Seringkali kita berdzikir hanya sekadar melafadzkan doa-doa tertentu tanpa tahu makna dan tanpa mengaplikasikannya.

Mengingat Allah bukanlah hanya sekadar membaca doa-doa tertentu kemudian tetap melakukan kemaksiatan demi kemaksiatan. Tapi, mengingat Allah di sini adalah ketika kita yakin dan sadar bahwa Allah begitu dekat dengan kita. Allah mengetahui segala apa yang kita lakukan di dunia ini.


Tetapi, sebagian dari kita menyempitkan pemahaman mengenai dzikir ini sendiri. Dzikir atau mengingat Allah banyak diartikan dengan membaca doa-doa atau wirid dengan dibatasi jumlah tertentu. Tidak ada yang salah dengan doa-doa pilihan yang dibaca berulang-ulang, namun apalah arti  sebuah ucapan yang kita ucapkan berulang-ulang jika tidak berdampak pada ketaatan pada Allah.

Penyempitan makna dari dzikir ini sendirilah yang membuat hati kita tetap terasa resah walau ribuan doa sudah kita lantunkan. Karena ternyata, hanya lisan yang bekerja. Kita tidak melibatkan hati ketika mengingat-Nya. Inilah yang kurang benar. Ketika banyak doa yang terlantun, namun hati kita lalai dari mengingat bahwa Dia dekat dan melihat segala apa yang kita kerjakan.



Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Berbagi informasi bermanfaat juga termasuk amal loh .... Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News


ADA BERITA MENARIK ! 
SCROLL KE BAWAH ! 


Sumber | republished by Yes Muslim - Portal Muslim Terupdate !

KAMU TAHU ? ternyata TIDUR di waktu ini merupakan SUNNAH Nabi Muhammad ..

  Yes  Muslim  - Masa anak-anak masa penuh aktivitas. Anak-anak seolah tak berhenti bergerak, dari satu aktivitas ke aktivitas yang lain. Lebih-lebih lagi bermain, sebuah aktivitas yang menjadi favorit dalam dunia anak. Kadang karena asyik bermain atau melakukan aktivitas yang lain, anak jadi susah diminta tidur siang. Bahkan tidur siang menjadi sesuatu yang menjengkelkan karena memutuskannya dari kegembiraan aktivitas yang dilakukannya.





Ternyata faktor yang menghalangi anak-anak istirahat di siang hari bukan hanya datang dari diri mereka sendiri. Bahkan terkadang, ada orangtua yang justru menghasung anak-anak untuk menyibukkan waktunya dengan segudang kegiatan, tanpa istirahat siang. Les ini, les itu, kegiatan ini dan itu, bersiap menyongsong ini dan itu, sehingga anak tak berhenti dari satu kesibukan ke kesibukan yang lain.

Kita –orangtua– seyogianya tidak membiarkan anak-anak tanpa tidur siang ataupun sekadar beristirahat di siang hari. Dari sisi kesehatan, tentu hal ini banyak manfaatnya, mengistirahatkan tubuh sejenak dari aktivitas agar bugar kembali untuk menyambut aktivitas berikutnya.

Tak hanya dari sisi kesehatan tinjauannya. Jauh lebih penting lagi, tidur siang adalah sunnah yang diajarkan dan dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau memerintahkan kita untuk tidur siang dalam sabda beliau yang dinukilkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:

قِيْلُوا فَإِنَّ الشَّيَاطِيْنَ لاَ تَقِيْلُ

“Qailulah-lah (istirahat sianglah) kalian, sesungguhnya setan-setan itu tidak pernah istirahat siang.” (HR. Abu Nu’aim dalam Ath-Thibb, dikatakan oleh Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 1637: isnadnya shahih)

Yang dimaksud dengan qailulah adalah istirahat di tengah hari, walaupun tidak disertai tidur. (An-Nihayah fi Gharibil Hadits)

Apa yang dilakukan dan dihasung oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini juga diikuti oleh para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Di antaranya ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dalam riwayat dari ‘Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu:

رُبَّمَا قَعَدَ عَلَى بَابِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رِجَالٌ مِنْ قُرَيْشٍ، فَإِذَا فَاءَ الْفَيْءُ قَالَ: قُوْمُوا فَمَا بَقِيَ فَهُوَ لِلشَّيْطَانِ. ثُمَّ لاَ يَمُرُّ عَلَى أَحَدٍ إِلاَّ أَقَامَهُ

Pernah suatu ketika ada orang-orang Quraisy yang duduk di depan pintu Ibnu Mas’ud. Ketika tengah hari, Ibnu Mas’ud mengatakan, “Bangkitlah kalian (untuk istirahat siang, pent.)! Yang tertinggal hanyalah bagian untuk setan.” Kemudian tidaklah Umar melewati seorang pun kecuali menyuruhnya bangkit.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no.1238, dikatakan oleh Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Al-Adabil Mufrad no. 939: hasanul isnad)

Dalam riwayat yang lainnya disebutkan:

كَانَ عُمَرُ رضي الله عنه يَمُرُّ بِنَا نِصْفَ النَّهَارِ –أَوْ قَرِيْبًا مِنْهُ – فَيَقُوْلُ: قُوْمُوا فَقِيْلُوا، فَمَا بَقِيَ فَلِلشَّيْطَانِ

Biasanya ’Umar radhiyallahu ‘anhu bila melewati kami pada tengah hari atau mendekati tengah hari mengatakan, “Bangkitlah kalian! Istirahat sianglah! Yang tertinggal menjadi bagian untuk setan.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no.1239, dikatakan oleh Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Al-Adabil Mufrad no. 939: hasanul isnad)

Begitulah kebiasaan para sahabat g. Diceritakan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ketika datang pengharaman khamr, para sahabat sedang duduk-duduk minum khamr di rumah Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu. Dengan segera mereka menuangkan isi bejana khamr, lalu mereka istirahat siang di rumah Ummu Sulaim radhiyallahu ‘anha, istri Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu. Anas radhiyallahu ‘anhu menuturkan:

مَا كَانَ لِأَهْلِ الْمَدِيْنَةِ شَرَابٌ– حَيْثُ حُرِّمَتِ الْخَمْرُ –أَعْجَبُ إِلَيْهِمْ مِنَ التَّمْرِ وَالْبُسْرِ، فَإِنِّي لَأُسْقِي أَصْحَابَ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُمْ عِنْدَ أَبِي طَلْحَةَ، مَرَّ رَجُلٌ قَالَ: إِنَّ الْخَمْرَ قَدْ حُرِّمَتْ. فَمَا قَالُوا: مَتَى؟ أَوْ حَتَّى نَنْظُرَ. قَالُوا: يَا أَنَسُ، أَهْرِقْهَا، ثُمَّ قَالُوا عِنْدَ أُمِّ سُلَيْمٍ حَتَّى أَبْرَدُوا وَاغْتَسَلُوا، ثُمَّ طَيَّبَتْهُمْ أُمُّ سُلَيْمٍ ثُمَّ رَاحُوا إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَإِذَا الْخَبَرُ كَمَا قَالَ الرَّجُلُ. قَالَ أَنَسٌ: فَمَا طَعِمُوهَا بَعْدُ

“Tidak ada minuman yang paling disukai penduduk Madinah tatkala diharamkannya khamr, selain (khamr dari) rendaman kurma. Sungguh waktu itu aku sedang menghidangkan minuman itu kepada para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sedang berada di rumah Abu Thalhah. Tiba-tiba lewat seseorang, dia mengatakan, “Sesungguhnya khamr telah diharamkan!” Sama sekali para sahabat tidak menanyakan, “Kapan?” atau “Kami lihat dulu.” Mereka justru langsung mengatakan, “Wahai Anas, tumpahkan khamr itu!” Lalu mereka pun beristirahat siang di rumah Ummu Sulaim sampai hari agak dingin, setelah itu mereka mandi. Kemudian Ummu Sulaim memberi mereka minyak wangi. Setelah itu mereka beranjak menuju ke hadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ternyata beritanya memang seperti yang dikatakan orang tadi. Maka mereka tak pernah lagi meminumnya setelah itu.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no.1241, dikatakan oleh Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Al-Adabil Mufrad no. 940: shahihul isnad)

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengabarkan kebiasaan para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulunya:

كَانُوا يُجَمِّعُوْنَ ثُمَّ يَقِيْلُوْنَ

“Mereka (para sahabat) dulu biasa melaksanakan shalat Jum’at, kemudian istirahat siang.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no.1240, dikatakan oleh Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Al-Adabil Mufrad no. 939: shahihul isnad)

Jika para sahabat saja bersemangat mengikuti perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta mengajak yang lainnya melakukan kebaikan ini, tentu kita tak pantas meninggalkannya. Kita melakukan dan kita ajak anak-anak kita untuk melakukannya pula.

Manfaat yang besar akan mereka dapatkan; tubuh akan terasa segar untuk melaksanakan berbagai ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, juga menyelisihi kebiasaan setan yang tak pernah istirahat di siang hari. Lebih penting lagi, membiasakan diri mereka untuk meneladani sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Wallahu a’lamu bish-shawab.

Dikutip dari: Penulis : Al-Ustadzah Ummu ‘Abdirrahman Bintu ‘Imran Judul: Tidur Siang

Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Berbagi informasi bermanfaat juga termasuk amal loh .... Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News


ADA BERITA MENARIK ! 
SCROLL KE BAWAH ! 


Sumber | republished by Yes Muslim - Portal Muslim Terupdate !